5

24K 1.8K 54
                                    

Sesampainya di rumah, Vera melempar tas nya sembarangan. Karenina yang melihat kemarahan Mamanya cukup diam saja.

Vera mengatur nafas nya yang naik turun. Wajahnya memerah. Vera berkacak pinggang lalu menatap Karen.

" Kamu lihat kan anak haram itu sudah berani melawan Mama. Anak itu sudah berubah ternyata." Ujar Vera geram. Karen duduk di sofa dan melihat Mamanya yang masih memendam marah.

Karen sibuk dengan pikirannya yang juga tidak percaya melihat perubahan Anin. Gadis yang lemah dulu sekarang sudah kuat. Anin yang kurus, kusam dan tidak cantik itu bahkan sekarang sudah menjelma menjadi wanita cantik dan anggun. Karen menyadari siapa pun laki- laki yang melihat dan mengenal Anin tidak mungkin tidak terpesona. Dirinya saja yang melihat kecantikan Anin sekarang merasa iri.

Selama ini dalam keluarga mereka dirinyalah yang selalu di puji cantik, menawan. Bahkan, di luar sana orang -orang juga mengakuinya. Karen mulai takut jika dirinya akan terlengserkan oleh keberadaan Anin.

" Karen, kamu dengarin omongan Mama nggak sih?" Pekik Vera tajam.

Karen tersentak dari lamunannya kemudian menatap Mamanya dengan sorot bertanya.

" Karen dengar! Bagaimana hubungan kamu dengan Alfa?"

Deg

Karen terdiam kemudian menjawab pelan.

" Baik-baik saja, Ma."

Terdengar desahan kasar Vera. Vera menatap Anak sulungnya.

" Kamu harus bisa pertahankan hubungan kamu dengan Alfa. Mama nggak mau jika sampai kalian putus. Alfa hanya cocok bersanding dengan kamu. Kamu harus jaga baik-baik hubungan kamu dengan Alfa. Kamu paham kan?"

Karen mengangguk setelah meneguk ludahnya.

" Karen paham, Ma. Mama percaya sama aku."

" Mama takut kamu akan tersakiti dengan kehadiran Anin. Anak pembawa sial itu kenapa harus kembali kesini. Kenapa dia tidak di luar negeri saja hidup selamanya. Benar-benar pembawa sial." geram Vera bergemeletuk.

Karen mendesah pelan. Pikirannya sekarang sedang tidak jernih. Banyak yang di pikirkannya.

" Aku ke atas dulu, Ma. Istirahat. Capek. Mama juga!" ucap Karen bangkit dari duduknya.

" Iya,"

Karen meninggalkan Vera sendirian dan naik ke kamarnya yang berada di lantai dua.

***

Alfrabi sedang berada di kantornya. Seluruh karyawannya sudah pulang. Tinggal ia dan mungkin security yang sedang berjaga.

Alfa berdiri menghadap jendela besar yang menampilkan suasana malam dan cahaya cahaya lampu kota. Alfa berdiri dengan tangan yang di masukkan ke dalam celana.

Sejak kepulangannya mengantar Karen pulang. Pikiran dan hati Alfa tidak pernah berhenti memikirkan sosok perempuan yang menjadi sumber pikirannya.

Alfa tidak tahu apa yang harus dilakukannya jika ia di pertemukan kembali dengan Anin setelah lima tahun berlalu.

Bagaimana sosok Anin sekarang. Apakah ia baik-baik saja. Apakah ia sudah sukses. Dan apakah Anin masih mengingat dirinya.

Ah untuk kalimat yang terakhir tentang Anin yang masih mengingatnya, Alfa jadi ragu. Karena dirinya lah salah satu penyebab Anin pergi dari Indonesia. Ia yang telah banyak menorehkan luka untuk Anin. Ia yang sering membuat Anin sedih dan menangis.

Dirinya benar-benar laki-laki berengsek. Laki-laki yang sering membuat wanita baik dan polos seperti Anin terluka dan tidak bahagia. Alfa juga tidak tahu kenapa ia harus berlaku kejam kepada Anin dahulu.

Jujur saja rasanya Alfa tidak sanggup jika di pertemukan dengan Anin. Ia tidak siap. Sementara masih banyak masalah dan cerita mereka yang belum selesai. Alfa harus bagaimana. Di sisi lain Alfa juga sudah punya Karen.

Alfa benar-benar pusing memikirkan. Sejak telinganya mendengar kepulangan Anin dari mulut sang kekasih. Tidur Alfa tidak nyenyak. Pikirannya selalu tertumbuk kepada Anin.

Alfa mendesah keras dan mengisi paru-paru nya dengan udara. Alfa memejamkan mata lalu sebelah tangannya memijit keningnya. Lebih baik Alfa istirahat. Bagaimana besok biarlah besok. Apa yang terjadi terjadilah. Alfa akan menghadapinya. Alfa tidak akan lagi menjadi laki-laki pengecut dan bajingan.

Mungkin bisa di mulai dengan permintaan maaf nya kepada Anin dan menyelesaikan masalah mereka berdua yang belum tuntas. Seperti nya memang itu yang harus di lakukan Alfa jika bertemu dengan Anin. Alfa juga yakin cepat atau lambat ia akan bertemu dengan Anin. Entah nanti secara kebetulan, tidak sengaja atau campur tangan dari keluarga. Alfa akan menunggu hati itu tiba.

Alfa menipiskan bibir dan menyunggingkan senyum kecil.

" Kita akan bertemu kembali princess kecil," gumam Alfa serak.

Tbc!
2/05/21

Komentarnya gaes???

Vote yaahh

Jejak LukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang