33

19.7K 1.6K 174
                                    

Karen mendatangi kantor Alfa. Ia berjalan dengan langkah anggun. Semua mata memandang Karen dengan memuja. Seorang model cantik yang baik dan anggun. Begitu lah penilaian untuk seorang Karenina.

Di sisi lain mereka juga penasaran ada hubungan apa antara Karen dan boss mereka. Apakah mereka sedang menjalin sebuah hubungan. Namun tidak ada berita tentang mereka satu pun. Orang-orang di kantor tidak berani terang-terangan bertanya. Mereka cuma bisa berspekulasi.

" Pak Alfa ada?"

" Ada, Bu."

Karen langsung masuk dan menutup pintu. Alfa mengangkat kepala nya dan melihat Karen yang tersenyum mendekat. Alfa mendesah dalam hati.

Alfa tidak mengacuhkan kan Karen. Ia lebih memilihkan meneruskan pekerjaannya.

" Hallo sayang." sapa Karen manja. Alfa tidak menjawab. Karen mendekat lalu memegang bahu Alfa.

Namun Alfa langsung bergerak. Karen menatap Alfa dengan pandangan memicing.

" Kamu kenapa? Kok nggak suka gitu?"

" Aku lagi sibuk."

Karen menatap pekerjaan Alfa. Memang banyak sekali dokumen dan melihat layar laptop Alfa yang menampilkan pekerjaannya.

" Kamu walaupun sibuk. Nggak pernah nolak aku, Al."

Karen menyilangkan tangan di dada. Alfa tetap tidak mengacuhkannya. Karen geram.

Karen dengan berani merampas dokumen di tangan Alfa dan menutup laptop.

"KAMU APA-APA HAH?" Bentak Alfa keras.

Karen termangu.

" Kamu bentak aku, Al?"

Karen tak percaya Alfa bisa membentaknya sekeras itu. Hati Karen sakit.

" Kamu nggak lihat pekerjaanku sedang banyak. Mending kamu segera keluar sekarang. Aku nggak bisa di ganggu!"

Karen melotot.

" Kamu mengusir aku, Al. Hah? JAWAB?"

Alfa memijit kening nya. Ia bangkit dari kursi dan menatap Karen dengan intens.

" Kamu nggak pernah berubah, Karen. Aku capek. Lebih baik kita putus saja."

" APA????"

Karen langsung panik. Ia menangis sembari menggeleng-geleng pertanda menolak.

" Nggak. Aku nggak mau. Kamu nggak bisa ngomong gitu Al." Jerit Karen keras.

Alfa mundur dan melangkah menuju jendela besar.

Karen mendekat lalu memegang lengan Alfa.

" Sayang? Kamu pasti lagi capek ya? Atau kamu ada pikiran dan masalah? Aku akan kasih kamu waktu, oke. Kamu tenangin diri dulu, oke?"

Alfa melepas tangan Karen.

" Sudah saatnya kita nggak bisa berhubungan lagi, Karen. Aku lelah."

Karen menggeleng. Air mata nya pecah. Ia tidak percaya kedatangannya kesini malah membuat Alfa memutuskannya. Karen tidak sanggup.

" HAHAAH. ...HIKS...AKU TIDAK MAU!!!" Jerit Karen lepas. Ia kembali memohon dan memegang lengan Alfa.

" Kami sudah berjanji Al. Kamu akan selalu ada buat aku. Kamu nggak akan pernah ninggalin aku sendiri. Kamu ingat kan Al? Kamu nggak boleh putusin aku."

Alfa menggeleng. Ia menatap Karen.

" Aku nggak bisa lagi, Karen. Sudah cukup waktu yang ku berikan buat kamu selama ini. Aku ingin juga bahagia. Aku sudah punya istri Karen. Istri aku terluka di luar sana demi kamu dahulu. Namun tidak untuk sekarang. Aku sudah tidak bisa lagi. Aku harap kamu bisa mengerti."

Karen menggila, ia tertawa. Karen menghamburkan segala jenis kertas di atas meja hingga laptop Alfa pun menjadi korban nya.

" Hikss...hiks .aku tidak  mau. Tidak.TIDAAAKK!!!"

Karen kehilangan kendali. Ia menatap Alfa. Lalu mencengkram dada Alfa.

" Bilang sama aku, Al. Kamu di suruh Anin? Iya? Atau kamu sudah di pengaruhi sama dia? Kamu jawab aku, Al!"

Alfa mencoba melepas tangan Karen.

" Aahh..tidak.tidak. Aku akan minta dama Anin buat benar-benar melepaskan kamu buat aku, Al."

Alfa melepas tangan Karen.

" Kamu jangan coba-coba!" geram Alfa. Ia marah dan jengah dengan sikap Karen.

" Kamu berubah, Al. KAMU BERUBAH."

" Anin istriku. Aku berharap kamu mengerti Karen. Kamu juga bisa mencari kebahagian kamu sendiri. Kamu bisa nggak tergantung lagi kepadaku. Kamu mengerti Karen. Aku lelah! AKU TIDAK MENCINTAIMU."

Glek.

Karen terdiam. Alfa kehilangan kontrol dirinya. Karen menatap Alfa dengan pandangan menyedihkan.

" Kamu sudah janji Al. Kamu sudah janji sama Dia."

Deg.

Alfa terdiam mendengar rintihan suara Karen. Karen kembali mencoba mengingatkan Alfa terhadap alasan di balik ini semua.

" Karen." Pinta Alfa memelas. Karen tidak peduli. Ia tidak mau kehilangan Alfa. Anin harus mau melepaskan Alfa. Anin dan Alfa tidak boleh kembali bersama.

" Aku tidak peduli. Kamu tidak boleh kembali bersama Anin. Tidak boleh. Aku tidak akan membiarkannya. Kamu cuma milik ku. Aku akan membuat Anin kembali pergi menjauh."

" KAREN!" bentak Alfa marah mendengar perkataan Karen barusan. Ia tidak akan membiarkan Karen melakukan hal yang membuat Anin celaka. Ia tidak akan membiarkannya lagi kali ini. Tidak akan. Tidak untuk yang kedua kalinya.

" Cukup kamu mencoba mencelakai Anin sekali. Aku tidak akan membiarkannya kali ini. Kamu akan berhadapan dengan ku. Aku bersumpah Karen tidak peduli kamu siapa. Aku tidak peduli. Kamu cam kan itu!"

" HAHAHAHH." Karen tertawa seperti orang gila.

" Kamu tidak akan berani, Al. Hahah.., tidak akan berani." ucap Karen.

" Kamu salah. Aku bisa melakuka apapun untuk istriku. Sudah cukup selama ini waktu ini ku sia-siakan demi perempuan seperti kamu."

" Kamu mengingkari janji kamu Al."

" Dia akan mengerti."

" Tidak. Kamu tidak bisa."

" Bisa."

" TIDAKKKKK!!"

Karen benar-benar menggila. Ia mengacak-acak semua peralatan di dalam ruang kantor Alfa. Karen kumat. Alfa membiarkan. Namun Alfa terbelalak melihat sebuah pisau di tangan Karen.

" Lihat, Al."

Karen mengarahkan pisau ke urat nadi tangannya. Alfa tercekat. Jangan lagi. Ia tidak mau usaha nya sia-sia kali ini?

" Kamu mau lihat aku masuk rumah sakit lagi, Al? Ah apa kamu tidak akan merasa bersalah Al?"

" Jangan Karen."

" Pilih. Kembali kepadaku dan tinggalkan Anin!"

Karen benar-benar serius dengan perkataan nya. Ia menatap lekat Alfa dengan bersimbah air mata dan rambut acak-acakkan.

" Kamu sudah sakit, Karen. Penyakitmu kambuh."

" Nggak. Aku sehat." Teriak Karen. Ia benci jika ia kembali sakit.

" Letakkan pisau itu. Atau aku sendiri yang akan memasukkan mu kembali ke dalam rumah sakit jiwa." geram Alfa.

Karen menolak. Ia menatap Alfa marah dan benci.

" AKU SEHAT, BRENGSEK!"

Tbc!

10/07/21

Gimaaa gaess..., Sesak nih dada buat alurnya. Nggak percaya gaes??? Sama aku juga??

Satu pikiran buat Karen? Kenapa diaa??

Kenapa karen bisa seperti itu?

Apa maksud ucapan Alfa coba?

Jangan lupa vote dan komentarnyaa yahhh❤️❤️

Jejak LukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang