16

20.1K 1.7K 142
                                    

Selamat pagiii semuaaa....

Semoga dalam keadaan sehat senua yaa!!🤗🤗

Anin sedang berada dalam ruangan Hadiwijaya. Sepulang Anin dari rumah sakit dan membersihkan diri. Anin di minta menemui Kakek nya. Lalu, sekarang di sinilah Anin berada.

" Ada apa Kakek memanggil Anin?"

Kakek menatap Anin lalu mendesah pelan.

" Ada yang mau Kakek bicarakan,"

Anin mengangkat alisnya. Perihal apa kira-kira. Seperti pembicaraan yang serius saja, pikir Anin.

" Masalah apa, Kek?"

Anin meletakkan kedua tangannya dibatas paha. Matanya menatap Kakek mencari tahu apa sekiranya yang akan di bicarakan Kakek.

" Masalah kamu, Anin?"

Anin terdiam. Ia memikirkan ucapan Kakek. Masalah dirinya. Kenapa dengan dirinya.

Anin merasa ia tidak mempunyai masalah apapun yang harus di bicarakan dengan Kakek.

" Tepatnya masalah kamu dan Alfa."

Deg

Jantung Anin berdebar. Matanya membesar mendengar ucapan Kakek. Kenapa harus sekarang. Anin belum siap. Sungguh, Anin tidak mau membicarakan masalah ini.

Apakah Kakek mengetahui Alfa dan Karen menjalin hubungan selama ini. Anin sibuk berpikir.

Anin menautkan jemarinya. Lalu Anin menatap wajah Kakek yang nampak lelah.

" Maksud Kakek apa?" Anin nyaris berbisik. Namun Kakek masih bisa mendengar pertanyaan Anin.

" Alfa kemaren menemui Kakek. Ia ingin kamu ikut dirinya. Karena sudah sepantasnya dan sudah waktunya kamu kembali hidup bersama Alfa."

Deg deg deg

Jantung Anin semakin menggila. Wajahnya pucat.Nafas Anin tiba- tiba memburu. Anin tidak mengerti apa yang di katakan Kakek barusan.

Alfa meminta dirinya kembali. Kenapa? Apakah ini adalah sebuah rencana yang di jalani Alfa. Bukankah lebih bagus jika ia tidak tinggal dan kembali kepada Alfa, sehingga memudahkannya berhubungan dengan Karen. Lalu kenapa sekarang Alfa meminta dirinya kembali.

Ada apa sebenarnya? Pikiran dan hati Anin bertanya-tanya. Bukankah Alfa dan Karen masih terlihat berhubungan. Apakah mereka ingin memamerkan kemesraan mereka secara terang-terangan di hadapan Anin. Jika iya sungguh kejam mereka.

" Anin tidak bisa, Kek." Anin langsung menjawab tegas. Hati nya meminta Anin menuruti keinginan Kakek sekaligus permintaan Alfa. Hatinya memilih ingin kembali kepada Alfa.

Namun, pikiran Anin meminta supaya tidak lagi masuk ke dalan hidup Alfa. Anin tidak sanggup jika harus kembali terluka untuk kesekian kalinya.

" Tempat kamu memang berada di samping Alfa. Sudah waktunya kamu kembali menjalani rumah tangga berdua dengannya."

Anin menatap tajam Hadiwijaya. Mereka saling bertatapan. Kakek dengan tatapan tenang nya sementara Anin dengan tatapan tajamnya.

" Bukankah Kami sudah bercerai?" tanya Anin pelan.

Anin tidak mengubah raut wajahnya yang tiba-tiba dingin. Kakek merasa gemetar dan gugup di tatap sedemikian rupa. Ia tidak menyangka kalau cucunya sudah pandai mengintimidasi seperti ini.

Hadiwijaya menggeleng lemah. Anin semakin di buat bingung dan penasaran. Jantung nya kembali menggila. Ada apa ini sebenarnya.

" Jelaskan, Kek!"

Hadiwijaya mendesah keras sebelum berbicara.

" Alfa tidak mau menceraikan kamu lima tahun yang lalu."

Anin terdiam. Tubuhnya melemah. Anin tidak menyangka akan mendapat berita seperti ini. Bukankah dulu Alfa yang menginginkan ia pergi menjauh. Maka Anin menyanggupinya dengan meminta cerai.

Anin kira Alfa menyetujui perceraian mereka. Ternyata apa barusan yang di dengarnya.

Mereka bekum bercerai bagaimana bisa. Memang bukan Anin yang mengurus perceraian mereka. Anin meminta Kakek untuk mengurus semuanya. Lalu ia berangkat ke Amerika tanpa menoleh lagi ke belaka ng.

" Bagaimana bisa?" bisik Anin lirih dan terkejut. Ia tidak percaya.

" Memang begitu lah sebenarnya. Saat Kakek mengatakan kalau kamu ingin bercerai, Alfa mengamuk dan marah besar. Ia tidak menyetujui permintaan kamu. Namun, sayang kamu sudah pergi." Jelas Kakek menatap Anin.

Anin tidak menyangka. Dahulu Alfa terang-terangan menyuruhnya pergi. Memang Alfa tidak pernah mengucapkan kata cerai. Namun, Anin mengartikan pergi ya pergi dari hidup Alfa.

" Bahkan selama kamu menempuh pendidikan di sana, Alfa yang membiayai."

Tubuh Anin mematung. Apalagi kali ini. Rahasia apa lagi yang akan terbongkar. Pertama ia masih berstatus sebagi istri dan Alfa suaminya. Kedua,Alfa yang membiayai pendidikannya. Bagaimana bisa?

" Bukankah Kakek yang mengirimi ku uang?"

" Memang. Tetapi pakai uang Alfa. Ia tidak mengizinkan Kakek memberi mu uang. Ia ingin biaya kamu disana dia yang akan memenuhi semua nya."

Anin memejamkan mata mendengar satu persatu perkataan Kakek.

" Kakek harap masalah kalian segera selesai dan kembali bersama. Tidak ada hal lain yang kakek harapkan selain kalian kembali bersama dan berbahagia. Hanya itu keinginan kakek. Maukah kamu memenuhi nya, Anin?"

Anin tidak menjawab permintaan Kakek. Hati dan bathinnya masih berperang.

Alfa seolah seperti suami yang memberikan perhatian dan masih memberi nafkah selama ini. Namun, Alfa juga menyakiti Anin dengan masih berhubungan dengan sepupunya sendiri.

Apa maunya Alfa. Anin harus bertemu dan menanyakan langsung kepada Alfa. Anin tidak bisa menerka-nerka yang bisa membuat kepalanya pecah dan sibuk berperang di dalam sana. Anin harus mendapatkan jawaban. Ini menyangkut hidup dan masa depannya.

Tbc!!

15/06/21

Anin mau ketemu Alfaa gaess...

Coba tebak mau ngapain coba??

PLEASE VOTE DAN KOMENTAR YANG BUANNYAKK YAHHH

Jejak LukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang