36

19K 1.4K 78
                                    

JEJAK LUKA PDF/EBOOK NYA SUDAH TERSEDIA YAHH.

HARGA 50K.

SILAHKAN GERCEP YANG MAU PDF NYA. LENGKAP. PART BUANYYAK BANGET. ADA 17 PART LAGII GAESSS.
PLUSS EXTRA PART NYA JUGA.

BURUANN!!!!

100K DAPAT 9 JUDUL.
150K DAPAT 10 JUDUL (SEMUANYA)
90K DAPAT 6 JUDUL.
75K DAPAT 4 JUDUL.
50K DAPAT 2 JUDUL.

Bebas pilih.

1. My lovely son
2. Love
3. Bunga sadewa
4. Ayah angkatku suamiku
5.kakak iparku ayah anakku
6. Turn back
7. Dia suamiku
8. Waiting you.
9. Istri Kedua
10. Jejak luka

Khusus  jejak luka beli satu harga 50k. Judul lain beli satu 30k.

Cp. 085271367230

Gercep ya. Jangan sampai telat!!

Vera memasuki ruang inap Karen. Vera memandang Karen dengan tatapan tajamnya.

Karen menoleh melihat siapa yang datang. Penampilan Karen sangat berantakan.

" Mama." ujar Karen terkejut. Bagaimana Mama nya bisa tahu kalau ia sedang di rawat.

Apakah Alfa?

Tapi rasanya tidak mungkin.

" Apakah kamu benar-benar sudah kehilangan akal sekarang? Kali ini apalagi yang menyebabkan kamu di rawat hah?" bentak Vera.

Karen memalingkan mukanya. Ia tidak berharap Mama nya datang menjenguk kalau hanya untuk memarahi. Karen hanya ingin perhatian bukan omelan.

Vera mendekat ke ranjang dan berdiri di samping Karen.

" Kamu membuat Mama kecewa Karen."

Karen tidak menjawab. Hati nya perih dan sakit.

Ia merasa kembali berada di titik terlemah nya. Karena merasa dunia tidak lagi berpihak kepadanya. Dewi keberuntungan seolah menjauh dari hidupnya. Siapa yang harus Karen salahkan.

Anin?

Ah mengingat wanita itu semakin membuat perasaan benci Karen menggunung.

Karen merasa sendiri. Alfa memutuskan dirinya. Sedangkan orang tuanya tidak mempedulikannya.

" Bisakah Mama tidak marah-marah. Aku capek, Ma. Aku butuh perhatian dan kepedulian bukan kemarahan Mama." ucap Karen pelan sarat akan kesedihan. Namun hati Vera tidak luluh.

" Kamu capek? Lalu Mama tidak capek hah? Mama selalu mendukungmu. Mama mencari dan mengusahakan yang terbaik untuk kamu. Tapi apa balasan kamu. Kamu lagi dan lagi mencoba untuk bunuh diri. Mama malu kalau orang-orang sampai tahu kalau Mama punya anak depresi. Kamu paham nggak?"

Deg

Ucapan Vera benar-benar menyayat hati. Karen sudah  terlatih mendengar ucapan pedas Vera. Namun tidak bisa di pungkiri kalau ia juga sakit. Orang tua macam apa yang berkata seperti Vera barusan.

Karen mengepalkan tangannya. Ia pengen marah. Namun tidak bisa. Ia selalu lemah jika sudah berhadapan dengan Vera. Karen berusaha mati-matian menahan emosi nya. Inilah yang selalu membuat Karen sampai stres.

" Asal Mama juga tahu kalau aku tidak ingin berada dalam keadaan seperti ini. Aku juga pengen normal, Ma."

" Kalau gitu berjuang kamu. Mama nggak mau kalau kamu kembali masuk rumah sakit jiwa ya. Mau di taruh dimana muka mama. Kamu mau karir kamu juga hancur. Usaha kamu selama ini akan sia-sia. Lalu buat apa pengorbanan dan perjuangan kamu selama ini."

" CUKUP, MA." teriak Karen keras sembari menutup telinganya. Ia tidak mau mendengar suara mamanya.

" Kamu bentak Mama, HAH?" Vera meradang. Ia berkacak pinggang.

Karen menghempaskan barang-barang di atas nakas. Ia kembali menggila. Bahkan selang infus sudah tercabut dari tangannya.

Vera segera menghindar takut kena pecahan dan beling yang berserakan. Vera mendekati Karen dan memegang tangannya.

Tanpa rasa kasihan dan peduli. vera menampar anaknya.

Plak

Hening. Tidak ada suara Karen. Ia terdiam dan menatap nanar Mamanya. Rambutnya sudah acak-acakan.

Tak terasa air mata Karen tumpah. Rasa sakit di pipinya tidak ada apa-apa nya dengan rasa sakit di hatinya. Membuat dadanya sesak seketika.

Vera melihat tangannya dengan gemetar. Vera terlihat syok. Ia tidak menyangka kalau tangannya akan melayang begitu saja.

" Ka...ren." bisik Vera terbata.

Karen memegang pipinya. Lalu tertawa keras sembari menangis.

" HAHAHHHH....,HAHAHH."

Vera menatap Karen. Anak nya benar-benar seperti orang gila.

Vera menyentak tangan Karen.

" Dengar. Jangan sampai ada berita yang mengetahui kalau kamu disini dan mencoba melakukan percobaan bunuh diri. Paham?"

Karen tersenyum miring. Vera segera keluar dari ruang Karen. Ia meninggalkan anaknya tanpa belas kasih dan sayang.

Namun Karen terlalu mencintai Ibunya. Vera tidak layak disebut sebagai orang tua.

Sepeninggal Vera.  Karen berteriak histeris

" AAARGHHH!!"

Karen mencengkram dadanya yang terasa sesak sehingga membuat nya sulit bernafas. Karen menangis. Ia memukul-mukul ranjang tempatnya duduk.

" Wow, drama apa yang baru saja ku lihat."

Suara seseorang membuat Karen menoleh. Ia membelalakkan mata nya terkejut melihat orang yang berdiri di pintu.

Bagaimana bisa?? Pikir Karen menolak untuk percaya.

" Ka...kamu?"

Tbc!!

13/07/21

Penasaran yah??

Aku sengaja buat kalian penasaran gaes....

Maafin yakk. Coba tebak siapa yang datang? Kenapa Karen sangat terkejut sekali??

Jangan lupa di vote dan komentar yaahhh!!

Terima kasih!!! ❤️❤️

Jejak LukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang