27

19.3K 1.6K 80
                                    

Anin dan Arkan memasuki gedung tempat acara. Arkan tidak berhenti mengulas senyum. Ia sedang di rundung kebahagian lantaran bisa me gandeng seorang Anin ke pesta ini.

Suasana sangat ramai dengan kumpulan dan kedatangan orang-orang kaya elit dan banyak uang. Lihat saja dari gaya pakaian dan benda-benda yang mereka pakai. Seolah-olah mereka memang sedang memamerkan betapa kaya nya mereka.

Anin dan Arkan melangkah ke dalam. Anin menemani Arkan yang sedang berbicara entah dengan siapa.

" Arkan!"

Arkan dan Anin menoleh melihat siapa yang memanggil mereka.

Seorang pria paruh baya.

" Hallo Om Akbar. Apa kabar?"
Arkan menyalami Om Akbar yang diikuti oleh Anin.

" Baik. Siapa nih?" tanya Om Akbar dengan nada menggoda. Anin diam saja.

Arkan tersenyum salah tingkah.

" Teman, Om."

Om Akbar tertawa.

" Selamat ya Om. Pesta nya meriah sekali."

" Iya, makasih, ya. Om juga senang berhasil mengadakan pesta celebrate sekaligus acara Amal gini. Semua ini tidak terlepas dari orang-orang yang membantu Om juga."

Arkan mengangguk tersenyum.

Dari belakang terdengar suara yang membuat Anin menoleh ketika sudah berada di sampingnya.

" Hallo, selamat malam Pak Akbar. Selamat atas keberhasilan perayaan malam ini."

Karenina. Iya dialah orang nya. Namun, bukan dia yang menjadi titik fokus Anin.

Pria yang menemani Karen. Beberapa detik mereka saling bertatapan. Anin memutus tatapan mereka.

Tidak ada yang tahu bagaimana perasaan mereka berdua saat ini. Di pertemukan dalam acara ini.

Alfa menatap Anin yang mendekatkan wajahnya kepada laki-laki di sampingnya. Mereka tampak sangat dekat. Alfa tidak menyukai pemandangan di depannya.

Karen memegang lengan Alfa kemudian tersenyum manis.

" Kenalin, Orang yang punya acara ini."

Alfa langsung menjabat tangan Pak Akbar. Namun, matanya masih berusaha melihat kedekatan Anin dan laki-laki itu.

" Baik, kalian silahkan nikmati acara dan jamuannya ya. Saya harus menyapa tamu yang lain dulu."

Mereka semua mengangguk. Anin lebih memilih mengedarkan mata nya ke penjuru ruangan.

Karenina bersuara dengan mengalungkan tangannya ke lengan Alfa dan tersenyum manis.

Alfa tidak berusaha melepaskan. Ia ingin melihat bagaimana reaksi Anin. Namun, Alfa harus menelan kekecewaan karena Anin tampaknya biasa-biasa saja.

" Nggak nyangka ya kita bisa ketemu di sini!"

Arkan mengernyitkan keningnya. Kepada siapa Karen berbicara. Ia memang tahu kalau perempuan di depannya seorang model terkenal. Namun, ia tidak mengenal nya.

Sebelum Arkan bersuara, Anin menyela.

" Apakah saya harus menjawab pertanyaan Anda?" dingin nada suara Anin.

Karen masih menampilkan senyumnya.

" Btw. Siapa laki-laki di samping kamu? Nggak mau di kenalin ke kita?"

" Memang anda siapa? Kenapa saya harus ?"

Karen marah. Berani-berani nya Anin bersikap seperti ini. Bukankah ia sudah mencoba terlihat baik.

Jejak LukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang