38

19.3K 1.4K 49
                                    

Haiii yang masih mau pdf nya masih bisa ya gaes..

Promoo masih berlakuu

Segeraa hubungi admin ya. 085271367230.

Part masih panjang. Ceritaa lengkap sampee selesaii plus extra part ya.

Anin keluar dari kamar mandi menggunakan bathrobe dan handuk di atas kepalanya.

Anin beriringan dengan Alfa masuk kamar. Anin mengernyit kenapa Alfa sudah pulang? Masih sore.

Alfa menatap Anin tajam.

" Kamu ngapain menemui Karen, Anin? HAH?" Alfa membentak Anin.

Alfa lepas kontrol. Ia mendekat. Namun Anin mundur.

" Ada masalah?" tanya Anin balik dan santai.

Alfa menatap Anin dengan wajah merah.

" Masalah kalau kamu menemui Karen. Kenapa tidak izin hah? Aku ini suami kamu. Kamu harus menghargai ku."

Anin terdiam. Ia menatap Alfa.

Sebegitu marahnya Alfa Anin menemui Karen. Dada Anin tiba-tiba sesak. Air mata nya menggenang. Akhir-akhir ini Anin menjadi lemah. Dan ia tidak suka menjadi perempuan lemah lagi.

" Segitu marah nya kamu aku menemui selingkuhanmu?" Anin tertawa. Alfa memejamkan mata dan memijit keningnya.

" Kamu nggak ngerti. Aku itu khawatir. Kamu paham nggak sih?"

" Nggak. Saya tidak paham." Anin kembali menutup diri. Ia mengalihkan matanya enggan menatap Alfa.

Alfa mendekat lalu mengambil tangan Anin. Alfa tersentak ketika jarak antara dirinya dan Anin sangat dekat.

Alfa tercekat. Matanya membulat besar. Anin meringis ketika tangannya di cengkram erat.

"Sstttt,"

Alfa menatap Anin sembari mengendurkan cengkramannya. Alfa menyibak kerah bathrobe Anin dengan cepat.

" Sialan!" desis Alfa marah. Anin menatap Alfa terkejut.

Alfa menggendong Anin hingga terpekik. Anin langsung mengalungkan lehernya.

Anin tidak berani bersuara. Aura Alfa sangat menyeramkan. Wajah ya memerah menahan amarah.

Marah kepada siapa?

Dirinya kah?

Lalu buat apa dirinya di gendong lalu di dudukkan di meja rias. Anin menatap Alfa masuk ke dalam kamar mandi lalu kembali ke luar membawa kotak obat.

Anin terpaku. Ia tidak menyangka kalau Alfa akan seperhatian ini.

Alfa membuka kotak tersebut dan mengambil obat. Lalu mengoleskan ke leher Anin setelah menyibak bathrobe istrinya.

Anin bahkan tidak bergerak ketika sebagian dada nya terlihat. Alfa fokus mengobati lehernya. Anin diam begitupun dengan Alfa.

Anin menatap wajah Alfa yang dingin. Rahangnya mengetat. Dingin, sensasj obat yang di rasakan Anin.

Anin tidak tahan lalu memegang tangan Alfa. Alfa menatap mata Anin.

" Aku tidak papa." Beritahu Anin pelan. Alfa mencari kebohongan.

Anin mengangguk. Alfa langsung memeluk Anin erat. Anin reflek mengalungkan tangan nya di badan Alfa.

" Mas takut. Mas cemas dan khawatir. Ini alasannya. Mas takut kamu di celakai Karen sayang. Maafin Mas. Maaf."

Alfa berujar pelan dan tulus. Tubuhnya bergetar. Anin meresapi ketulusan Alfa.

"Aku, oke." jawab Anin lirih.

Alfa melepas pelukan mereka. Lalu Alfa mengecup seluruh wajah Anin. Tidak ketinggalan leher Anin yang merah juga di kecupnya. Anin memejamkan mata. Jujur ia gugup.

Alfa menyudahi dan menatap Anin.

" Apakah sakit?" tanya Alfa lembut.

Anin menggeleng.

" Sedikit perih."

Alfa menatap Anin dengan pandangan bersalah nya.

" Maafin Mas nggak ada di sana. Karen sedang dalan kondisi tidak stabil. Makanya keadaan nya seperti itu " jelas Alfa yang tidak mau memberi tahu Anin alasan sebenarnya.

" Tau dari mana aku ke rumah sakit?"

" Perawat disana menelpon, Mas."

" Karena apa? Kenapa harus kamu?"

" Aku walinya."

" Oh."

Anin diam. Lalu turun dari meja rias.

" Minggir. Aku mau pakai baju." Alfa mundur sedikit. Anin kembali membentengi dirinya. Alfa mendesah pelan. Kapan ia bisa di terima Anin. Rasanya sangat menyakitkan tidak di anggap seperti ini. Alfa sudah berusaha untuk mengembalikan keadaan. Namun, ia juga tidak bisa berbuat banyak. Anin terlanjur terluka. Dan bagi Alfa, Anin cuma membentengi dirinya saat ini.

" Anin."

Anin menatap Alfa. Anin menunggu Alfa berbicara.

" Mas minta tolong, boleh!"

Alfa menatap dalam ke mata Anin

" Ya?"

" Tunggu Mas, sayang. Mas akan jelaskan jika sudah waktunya."

Anin diam.

" Jangan lama!"

Alfa tersenyum. Ia seperti di beri kesempatan dan punya harapan.

" Iya sayang. Mas usahakan. Sedikit lagi. Bersabarlah."

Dada Alfa mengembang. Ia menjawab dengan nada bahagia. Anin memberikan senyum tipis. Anin akan mencoba menunggu sedikit lagi.

Semoga Anin masih mempunyai stok kesabaran dan hati yang lapang.

Tbc!!!

Gercep ya yang mau pdf nya sebelum di tutup.

15/07/21

Nahh Alfa anin udah baik tuh.., ada harapan kan??

Sekarang usaha kamu lagii Alfa. Jangan buat Anin kecewa lagi. Yer kan gaiss?😁😁

Jangan lupa vote dan komentar nya yah teman-teman!!

Jejak LukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang