🌹JARENDRA-1🌹

11.8K 316 17
                                    


Yuhuuuu sequelnya udah hadir nihhh. Yuk langsung baca aja gaess💃💃

****

Jarendra Tejahendra nama lengkapnya. Di keluarga inti orang-orang akan memanggilnya Jaren. Nama panggilan yang di sukainya.

Namun, ia tidak suka jika ada orang lain memanggil nama kecilnya selain keluarga. Namun, ada satu perempuan yang selalu memanggilnya Mas Jaren sedari kecil. Anak dari teman mamanya. Jujur saja Jaren suka kesal kepada perempuan itu. Sering Jaren mendiamkannya, namun tetap saja anak itu selalu kebal dan memasang senyum seolah-olah sudah biasa di perlakukan seperti itu olehnya. Ah, memikirkannya saja membuat Jaren mendesah kecil.

Jaren tersentak ketika handphone nya berbunyi. Jaren melihat id pemanggil. Jaren tersenyum.

" Hallo, kesayangan Mas!"

" Mmmmaaasssss....,"Jaren menjauhkan handphone dari telinganya ketika mendengar suara pekikan dari seberang.

" Mas disini dan lebih pentingnya dengar suara kamu. Jadi nggak usah teriak-teriak." balas Jaren. Terdengar suara kekehan dari lawan bicaranya.

Jaren menggelengkan kepala nya.

" Ada apa nelpon?"

" Mas minta duit dong!"
To the point seperti biasa. Namun, seperti ini lah yang di sukai Jaren. Ia tidak suka dengan orang yang banyak bicara, omong kosong, atau pun sekedar berbasa basi. Ia lebih suka orang yang to the point. Seperti lawannya bicara sekarang ini.

" Lagi?" balas Jaren mengangkat alisnya sebelah.

" Ayo dong, Mas!" rengekkan terdengar.

" Baru dua hari kemaren Mas transfer uang."

" Sudah habis, Mas. Ayo dong Mas. Adek perlu nih urgent banget."

Jaren mengusap keningnya. Beginilah tingkah manja sang adik terhadapnya. Karena ia cuma punya satu adik dan satu-satunya Jaren seringkali memanjakan Mia. Dan parahnya gadis yang sedang kuliah itu pandai sekali memanfaatkan dirinya.

" Nggak." tegas. Suara Jaren mengalun.

" Mas. Adek mohon. Besok nggak minta lagi. Kali ini aja. Adek perlu sangat. Uangnya udah menipis nih. Beli bakso Mas Jojon aja nggak nyampe ini mah. Tambahin Mas. Ayolah!!"

Jendra menutup mata mendengar rengekan Mia.

" Minta sama Papa!"

" MAS."

" Hiks. Papa nggak bakal ngasih. Cuma Mas harapan Adek. Please!"

Jaren tidak akan termakan rayuan dan permohonan Mia kali ini.

" Mas sibuk. Kamu minta sama Papa."

Klik. Sambungan dimatikan Jaren. Ia kembali sibuk dengan pekerjaannya. Biarlah Adeknya itu mencak-mencak di sana. Pasalnya ia tahu kalau suara Adeknya barusan hanya akal-akalan saja. Jarendra sudah sering kena tipu.

Tok tok tok.

" Masuk."

Seorang perempuan semampai memakai pakaian kantor masuk ke dalam ruang Jendra.

" Maaf Pak, mengingatkan kalau sebentar lagi kita ada meeting Pak."

Jarendra mengangguk. Paham maksud dari bosnya, Perempuan yang bekerja sebagai sekretaris itu berjalan keluar. Memang begitulah sifat dan Karakter Jendra di kantor. Dingin dan tidak banyak bicara. Namun, sekali bicara membuat orang paham dan segan serta mengerti kemauan dan keinginan sang Boss.

Perusahaan yang dirintis Jarendra sejak ia mengenyam bangku perkuliahan ini sudah masuk jajaran perusahaan yang dipercaya dan tidak bisa dianggap remeh dan enteng oleh perusahaan lainnya.

Darah Tejahendra mengalir di tubuhnya. Orang-orang sangat mengenal siapa Tejahendra. Terpandang dan terkenal.

Jarendra merintis perusahaannya sendiri dengan bantuan teman-temannya. Awal yang sulit dan banyak rintangan akhirnya berjalan sukses dan la car seiring berjalannya waktu selama empat tahun terakhir ini. Jaren sangat mensyukuri nikmat yabg diberikan Tuhan kepadanya. Tidak salah jika orang-orang yang mengetahui siapa Jarendra akan mengaguminya.

***

" Baik. Sepertinya kerja sama kita akan sukses dan lancar kedepannya, Pak."

" Saya berharap begitu."

" Saya juga demikian. Semoga tidak ada aral melintang yang menghambat kerja sama kita. Saya sangat berharap sekali kalau kerja sama kita dalam proyek ini akan berhasil,Pak."

Jarendra mengangguk.

" Saya akan segera berkoordinasi dengan bawahan saya agar proyek ini segera kita mulai."

" Saya suka dengan semangat anda."

Laki-laki yang dipuji itu tersenyum malu-malu.

" Maklum Pak. Sampai sekarang saya masih tidak percaya kalau Bapak memberikan kepercayaan kepada perusahaan saya untuk menjalankan proyek pembangunan rumah ini kepada saya. Ini suatu kehormatan besar bagi saya dapat bekerja sama dengan perusahaan besar."

jarendra tersenyum tipis.

" Sudah. Silahkan cicipi hidangannya. Nanti keburu dingin."

Terkadang Jendra memang seperhatian itu kepada orang-orang yang dianggapnya tulus dan baik. Karena ia bisa menilai kepribadian seseorang. Berterima kasihlah kepada dirinya ketika kuliah ia sempat berteman dengan dosen psikologi yang memberikan sedikit banyaknya ilmu ini kepadanya.

" Baik, Pak."

Mereka mencicipi hidangan yang di sediakan di restoran ini sambil berbicara ringan. Tentunya dengan Jendra yang menjawab dan memberikan pertanyaan singkat.

Setelah selesai. Jarendra kembali ke kantor. Di tengah perjalanan, Jarendra melihat seorang perempuan dengan pakaian terbuka masuk ke dalam mobil yang dibukakan oleh seorang laki-laki. Jarendra memperhatikan sebentar kemudian memilih untuk tidak mengacuhkan dan memikirkannya. Walaupun sebenarnya pikirannya barusan kearah sana.

" Kita langsung kembali ke kantor!"

" Baik, Pak."

Mobil berjalan membelah jalanan. Jarendra membuka tabnya dan kembali larut dengan pekerjaan. Jarendra memang seorang yang workaholic sekali. Salah satu yang sangat di benci oleh adik dan Ibunya.

Tbc!

17/09/21

Gimana gimanaa???

Sama cerita barunyaaa?? Udah pasti kenal kan sama Rajendra ini. Anaknya siapa?? Pasti taulah. Bagi yang udah baca sampe lengkap dan beli ebooknya pasti tahuu.

Jangan lupa Vote dan komentar yang banyakkkk yahhhh. 😍😍🥰🤩


Jejak LukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang