Serenai dari mobil kepolisian pun terdengar, di saat yang bersamaan Pak Irham merasa senang sedikit lagi hama mereka akan hilang.
Tetapi Pak Irham tidak mengetahui yang menghubungi polisi tersebut adalah Rian, dan untuk menangkap Bu Yulia, Pak Ari dan Pak Irham.
Beberapa orang polisi mulai melewati kerumunan murid-murid, lalu memborgol ketiga orang guru tersebut.
"Loh! Loh! Loh!"
"Kok saya yang di tahan?!" Tanya Yulia panik.
"Pak polisi, seharusnya yang di tahan Pak Yanto, bukan saya!" Ujar Irham dengan berusaha melepaskan borgolnya.
Di saat yang bersamaan Pak Junedi datang, menghampiri mereka dengan beberapa orang lainnya.
"D-dion.." Ujar Yessie dengan kaget.
"Pak Irham, Pak Ari, dan Ibu Yulia. Kalian kami tahan dengan kasus penyogokan, penyalahgunaan obat-obatan terlarang, dan terkait dalam kasus pembunuhan siswi sembilan tahun yang lalu.." Jelas Pak Junedi.
Seluruh warga sekolah pun menganga kaget, tidak menyangka apa yang telah di lakukan ketiga orang tersebut.
"Hahah! Bapak ini bercanda! Buktinya mana?!" Tanya Yulia dengan mata menyalak.
"Dion, siswa yang membunuh korban, yang dahulu kasusnya kalian tutupi hingga sekarang. Lalu bukti lainnya ada di kantor kami,"
"Silakan, bawa mereka sekarang!" Perintah Pak Junedi kepada rekan-rekannya.
"Baik!"
Anggota kepolisian mulai membawa paksa keempat orang tersangka, plus Anya dan beberapa orang temannya yang sudah berani memfitnah Pak Yanto. Mereka di suruh oleh Bu Yulia tentunya.
Seseorang berlari ke arah mobil polisi, ia menahan lengan Dion, kekasihnya, seluruh atensi kini memusat kepada mereka berdua.
"Dion! Jangan! Jangan tahan Dion, Pak!" Mohon Yessie kepada dua orang polisi yang memegang Dion.
"Maaf adik, kami harus membawa tersangka." Balas seorang polisi yang bernama Solihin.
Beberapa orang polisi pun berusaha melepaskan pegangan Yessie kepada Dion, hingga pegangannya mulai lepas Dion pun masuk ke dalam mobil tersebut.
Yessie sudah berusaha di tenangkan oleh Nana dan Lia. Tetapi, ia terlihat sangat tertekan atas kejadian ini.
"Pak Yanto, dan adik-adik sekalian. Terimakasih atas bantuannya, saya izin pamit." Ujar Pak Junedi dengan tersenyum ramah.
"Sama-sama." Balas Pak Yanto.
"Sama-sama, Pak!" Jawab Kevin dan kawan-kawan dengan serempak.
"Oh iya, saya masih butuh bantuan kalian sebagai saksi. Jadi kalian harus menghadiri persidangan, ya." Jelas Junedi.
"Baik, Pak."
"Rian, saya tau ini rasanya berat untuk kamu. Kamu itu anak tunggal, dan sangat jauh dari sanak saudara yang lain kan?" Tanya Junedi.
"I-iya, Pak.." Balas Rian.
"Kamu yang sabar, ini kenyataan yang harus bisa kamu terima. Tenang saja, ada orang yang bakal mengurus kamu nanti," Ujar Junedi.
Rian yang tadinya menunduk pun langsung mendongak kepalanya, menatap heran Pak Junedi.
"Pak Yanto dan istrinya. Mereka bersedia untuk mengurus kamu, jadi bila kamu ada keperluan apa-apa jangan segan, ya."
"Kalau begitu, saya permisi.." Junedi pun mengakhiri pembicaraan nya, berpamitan lalu memasuki mobil kepolisian.
Setelah kepergian polisi dan tersangka itu, keadaan sekolah cukup ricuh. Beberapa guru membantu untuk menenangkan murid-murid.
![](https://img.wattpad.com/cover/249483528-288-k205526.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
GENG BRANDAL [END]
Подростковая литература[Sedang tahap revisi] Di pertemukannya kelima orang murid dalam keadaan tak terduga, yang pada akhirnya membuat mereka berhubungan dekat satu sama lain. Menceritakan tentang persahabatan antara Winter, Kevin, Arthur, Rian dan Joanne yang membentuk G...