CHAPTER [27] : Ada apa dengan Rian?

132 26 0
                                    

"Ini bedanya.."


Kevin menunjukkan beberapa foto bungkusan yang berisikan beberapa obat-obatan terlarang, Joanne dan Arthur masih tampak bingung.

"Ini apaan? Gula bubuk yang ada di donat?" Tanya Arthur sambil menunjuk benda yang ditanyakan nya.






(Cr

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Cr. google)





"Bukan, njer!" Balas Kevin datar.

"Kita semua udah belajar tentang obat-obatan terlarang, kalau kalian ingat beberapa bentuknya pasti familiar." Jelas Kevin.

"Maksud lo, Rian pakai.." Ucapan Joanne terhenti, ia menutup mulutnya kaget.

"Gue sama Winter gak tau, dia pake atau enggaknya, tapi ini yang kita temuin," Ujar Kevin.

"Terus barangnya mana?" Tanya Arthur.

"Kita tinggalin di sana, gak mungkin ada yang kebelakang sekolah juga," Kata Winter.

"Beneran benda itu?" Tanya Joanne sekali lagi.

"Benda apa, Jo?"

Serentak mereka berempat mengalihkan pandangan pada Suherman yang berada di ambang pintu. Tatapannya menajam, dan penuh selidik.

"Maaf saya gak sengaja mendengar obrolan kalian sedikit, obat-obat apa?" Tanya Herman sekali lagi.

"E-eem.."

Kevin ingin menyembunyikan ponselnya, tetapi Herman lebih dulu menyuruh nya untuk menunjukkan foto tersebut.

Mau tidak mau Kevin pun memberikan ponselnya kepada Herman, ayah Joanne itu pun semakin menatapnya tajam.

"Kenapa malah foto selfie kamu?" Tanya Herman sambil menunjukkan foto Kevin dengan yang lainnya.

"Eh, maaf om, salah tekan.."

Kevin meraih ponselnya, lalu menunjukkan foto yang sebenarnya kepada Herman. Mengundang reaksi kaget darinya.

"Kalian nemuin ini dimana?" Tanya Herman.

Kevin pun kembali menjelaskan detail ceritanya, di mulai dari awal hingga selesai. Setelah mendengar penjelasan Kevin, Herman hanya bisa menggelengkan kepala.

"Ini cukup berat, mau gak mau, harus mau, kalian cari Rian itu dan tanyakan apa yang sebenarnya terjadi sama dia, kalau dia tidak mau mengaku maka akan lebih berat nantinya.." Kata Herman.

"T-tapi, akhir-akhir ini kita gak dekat sama dia om. Anaknya ngehindar mulu," Balas Winter.

"Kalian harus bisa, ini gak bisa di biarkan, lama kelamaan akan ada orang lain yang menemukan benda-benda ini, semuanya akan lebih rumit," Balas Herman.

GENG BRANDAL [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang