satu minggu berlalu.
baekhyun saat ini tengah melakukam pekerjaanya, bekerja dicafe milik sooya.
dan tinggal dikontrakan yang sooya carikan,sooya telah membantu banyak dan baekhyun sangat berterima kasih akan itu.
"baek wajahmu pucat sekali, kau sakit?" tanya partner kerja baekhyun, seulgi.
"aku tak apa, aku hanya lelah karena sedari tadi bolak-balik kekamar mandi. aku mual"
"sejak kapan?" tanya seulgi.
"sudah satu minggu lebih,tapi tak separah saat ini. sepertinya aku masuk angin tapi aku abaikan" baekhyun mengusap tengkuknya lalu memejamkan mata.
"kau yakin hanya masuk angin?" tanya seulgi tak yakin.
"tentu saja, memangnya apa lagi kalau bukan masuk angin?" tanya baekhyun terkikik.
"hamil"
senyum baekhyun pudar, kata yang seulgi katakan berhasil membuatnya bungkam.
"hamil?" tanya baekhyun tak yakin.
"hahahaha aku hanya bercanda baek, tak usah seserius itu. mana mungkin kau hamil, memangnya kau melakukan dengan siapa? kau saja tak punya kekasih" kata seulgi tertawa renyah.
"y-ya"
baekhyun terdiam, ia meremat ujung bajunya. jantungnya berpacu cepat,ia takut.
"kau istirahatlah, kau sangat pucat sekali"
"ah y-ya terima kasih"
baekhyun pergi dari sana dengan langkah gontai, otaknya kini terus memikirkan kata yang seulgi katakan.
"apa...mungkin?"
"baek, kau kenapa?" tanya sooya yang baru datang.
"astaga! kenapa kau pucat sekali?" tnya sooya khawatir.
"tidak apa-apa, hanya sedikit tak enak badan tapi itu bukan masalah" kata baekhyun tersenyum.
"pulanglah dan beristirahat" kata sooya
"tidak,ini belum waktunya jam pulang bekerja"
"tak apa baek, kau pulanglah. jangan merasa tak enak, aku mengutamakan kesehatan pekerjaku. dan kesehatan sahabatku juga penting bagiku"
"pulanglah, beristirahatlah"
"baiklah, maaf aku pulang terlebih dahulu"
"tak apa baek, kabari aku jika sudah sampai. maaf tak bisa mengantar, ada hal yang harus ku urus sekarang" kata sooya tak enak.
"tak apa, aku akan pulang sendiri. kalau begitu aku pamit"
"hm hati-hati dijalan"
baekhyun mengangguk, lalu mengambil tasnya dan berjalan keluar cafe. berjalan kaki menuju kekontrakanya yang tidak jauh juga tak dekat dari tempatnya bekerja.
langkah baekhyun berhenti didepan supermarket, baekhyun terdiam seperti memikirkan sesuatu.
lalu ia melangkahkan kakinya masuk kedalam, ia berjalan mencari apa yang menjadi tujuanya, hingga ia berhenti disana melihat benda yang menjadi tujuan.
baekhyun menatap lekat, ia ragu untuk membeli.
"sebaiknya ku coba dulu saja, bisa saja fikiranku salah" kata baekhyun lalu mengambil barang itu lalu segera membawanya kekasir.
setelah membayar baekhyun segera melangkahkan kakinya menuju kekontrakanya, baekhyun mendudukan diri disisi ranjang terus menatap benda itu dengan lekat.
"apapun hasilnya, tolong kuatkan aku"
baekhyun pun berdiri dan melangkahkan kakinya menuju kekamar mandi.
setengah jam lamanya baekhyun berada didalam kamar mandi. baekhyun terus menguji benda itu dan semua menghasilkan hasil yang sama. positif,dua garis,baekhyun...hamil.
baekhyun menatap semua benda yang menunjukan hasil positif. hingga baekhyun merasa lemas ia mendudukan diri dan bersandar pada dinding kamar mandi yang bersih.
baekhyun meraba perutnya, disana ada nyawa yang akan tumbuh semakin besar dan menjadi sosok bayi.
"aku...tak tau harus bagaimana"
"aku...tak mungkin mengatakan ini pada chanyeol,aku...tak mau menganggu hidup chanyeol"
"aku...pasti bisa menjaga anak ini sendiri"
"maafkan mommy nak, mommy tak bisa bersama daddy mu"
baekhyun meneteskan air mata, ia merasa miris pada takdirnya yang selalu berakhir sakit,ia lelah.
KAMU SEDANG MEMBACA
heart carving CHANBAEK (GS) [END]
Fiksi Penggemaraku akan mengukir kisah dari kehidupan abu-abu hingga berganti warna seperti pelangi -baekhyun Cinta abadi? semua akan datang jika pembawanya adalah orang yang tepat -chanyeol