33

600 79 11
                                    

Sudah hampir satu minggu sungchan berada dirumah sakit, dan sudah hampir satu minggu pula jisoo menemani sungchan dirumah sakit. Dan sudah hampir satu minggu sungchan belum menunjukan tanda tanda jika ia akan segera siuman.

Jisoo menantap sendu tubuh sungchan yang terbaring lemah diatas brankar.

" sungchan .. ayo bangun .. buka mata kamu .." kata jisoo lirih, tak terasa air mata mengalir dipipinya.

Tak ada jawaban dari sungchan, sembari menggenggam erat telapak tangan sungchan, jisoo menundukan wajahnya. Detik berikutnya isakan mulai terdengar. Jisoo menangis sejadinya.

Rasa bersalah terus menghantuinya, andai saja waktu bisa diputar mungkin jisoo akan berbicara dan menjelaskan semua kesalah pahaman yang ada.

Jisoo benar benar merasa bodoh.

Tok ..

Tok..

Tok..

Ketukan pintu terdengar jelas. Jisoo mendongkak dan menatap kearah pintu.

Ceklekkk ..

Tak lama pintu terbuka, daru balik pintu taeyong datang bersama sang manager.

Jisoo menatap jengah. Entah mengapa rasa untuk menyalahkan dua orang yang kini berada dihadapannya begitu besar.

Andai saja mereka mau mendengar saran jisoo, pasti semua ini tak akan terjadi. Kata jisoo dalam hati.

" ji .. kamu dari kamarin belum istirahat .. sekarang kamu pulang aja .. istirahat biar kita yang jaga sungchan .." kata taeyong.

Jisoo tersenyum sinis.

" ga usah .. kalian pulang aja .. " kata jisoo, benar benar merasa marah kepada keduanya.

Sebenarnya jisoo sendiri ikut andil dalam drama yang mereka buat, namun jisoo sudah memberi saran agar mereka mengakhiri. Tapi, saran jisoo ditolak.

" ji .. maafin kita ya .. kalau tahu akan terjadi hal seperti ini, kita bakal berhenti diawal. ." Kata sang manager. Memang penyesalan selalu datang terakhir.

Ia dan taeyong merasa sangat bersalah, setelah kejadian buruk menimpa sungchan.

Jisoo diam tak menanggapi, fokusnya kini hanya tertuju kepada sungchan. Dipandanginya wajah pucat sungchan. Kemudian beralih kepada bibir sungchan.

Seketika jisoo ingat ketika sungchan tersenyum kepadanya, senyuman itu sungguh manis dan tulus. Jujur jisoo sangat merindukan senyum itu.

Lalu pandangan jisoo kembali tertuju kearah mata sungchan yang terpejam, lagi jisoo merasa rindu dengan tatapan sungchan yang begitu teduh.

Jisoo menghela nafas, kini ia mengalihkan pandangannya kearah telapak tangan sungchan yang ia genggam.

Tangan ini yang sering sungchan gunakan untuk mengusak surai hitam milik jisoo.

Jisoo kembali terisak. Perlahan jisoo menggerakan tangan sungchan dan menaruh telapak tangan sungchan diatas pucuk kepalanya.

" sungchan .. " lirih jisoo.

Taeyong dan sang manager menatap penuh haru. Bahkan taeyong sampai mengadahkan kepalanya mencoba menahan agar air matanya tak jatuh.

" kita biarin mereka berdua .." kata sang manager, taeyong mengangguk. Dan keduanya keluarkan membiarkan jisoo bersama sungchan.







..

Esok hari

Masih dalam keadaan yang sama, diruang yang sama, dan juga alat alat medis yang sama. Sungchan masih terbaring lemah.

world of marriage " WOM "Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang