77

416 51 1
                                    

Tengah malam.

Sungchan yang sedang terlelap dalam tidurnya seketika terjaga ketika ia mendengar suara tangisan bayi.

Di dengarkan dengan seksama, ia takut jika ia ternyata sedang bermimpi. Semakin lama suara tangisan bayi semakin jelas terdengar.

Jelas bukanlah mimpi, sungchan seketika bangun dan turun dari atas tempat tidurnya. Ia hampiri putranya yang tengah menangis di box bayi tempat tidurnya.

Sungchan memeriksa popok bayi, ternyata kering. Ia kira putranya menangis karena popoknya basah ternyata bukan. Sungchan beralih menyentuh sisi bibir aeri, dan ternyata aeri tengah kehausan. Terbukti dari gerakan mulut aeri yang mencoba menggapai jari sungchan.

Sungchan menoleh ke arah jisoo yang masih terlelap dalam tidurnya. Sungchan melangkah menghampiri jisoo berniat untuk membangunkan jisoo dan memberitahu jisoo jika aeri haus.

Tapi, niat sungchan urung terlaksanakan. Melihat bagaimana wajah lelah jisoo membuat sungchan merasa tak tega. Sungchan menghela nafas.
Kemudian ia kembali menatap ke arah putranya, masih merengek.

Pada akhirnya, sungchan melangkah keluar kamar. Tujuan utama dapur.

Di dapur sungchan membuat susu pormula untuk aeri, pengarahan dari jisoo membuatnya tahu cara menyajikan susu pormula.

Selesai, sungchan kembali masuk ke dalam kamar, dan kemudian menghampiri aeri.

Dengan perlahan sungchan memberi aeri susu pormula, ia terkekeh ketika melihat aeri mengisap benda yang terbuat dari karet itu dengan begitu rakus.

Jung aeri kecil benar benar tengah kehausan, terbukti dalam sekejap susu pormula itu tandas. Botol susu kosong sungchan letakan di atas meja kecil yang terletak di dekat box bayi milik aeri, kemudian sungchan kembali fokus pada putranya. Setelah meminum habis susunya, aeri tidak kembali tidur, matanya terbuka dengan sempurna dan melirik kesana kemari. Bahkan tangan dan kakinya bergerak. Sungchan terkekeh, sepertinya aeri ingin bermain.

" heyy .. ayo tidur .. nanti aja mainnya besok .. sekarang masih gelap .." kata sungchan dengan suara pelan. Seolah mendengar dan memahami apa yang di ucapkan sungchan, aeri tertawa dan matanya menatap sungchan.

Gemas, sungchan kembali terkekeh. Di tarik dengan pelan kursi yang berada di kamarnya, kemudian sungchan duduk di samping box bayi aeri.

Sungchan menemani aeri yang ingin bermain, mencoba membuat aeri kembali tertidur, sungchan menepuk pelan kaki aeri yang terbalut selimut.

Tangan dan kaki aeri masih bergerak, dengan sabar sungchan mencoba membuat aeri tertidur.

Meski memakan waktu lama, pada akhirnya aeri kembali tertidur, sungchan yang sedari tadi menahan rasa kantuknya menguap. Beranjak dari duduknya, sungchan kembali melangkah menuju tempat tidur, rasa kantuk semakin tak dapat tertahan, sungchan segera menjatuhkan tubuhnya di atas tempat tidur. Dan ia pun kembali terlelap.

Deru nafas sungchan terdengar teratur, ia sudah masuk ke dalam dunia mimpinya, tak lama jisoo membuka matanya. Ia tersenyum sembari menatap wajah sungchan yang tengah terlelap.

Sebenarnya, tanpa sepengetahuan sungchan, jisoo sedari tadi terjaga. Ia mengetahui apa yang sungchan lakukan, mulai dari menghampiri putranya, membuat susu, hingga kembali membuat aeri tertidur.

Dalam baringannya, tangan jisoo terulur mengusap lembut surai hitam milik sungchan, tak lama bibir jisoo kembali bergerak membentuk senyum. Ia merasa bersyukur memilik suami pengertian seperti sungchan. Usia mudanya berbading terbalik dengan sikapnya yang begitu dewasa.











...

Mengerejapkan mata dengan perlahan, sungchan berusaha menerima paparan sinar matahari yang mengganggu tidur lelapnya.

Ketika mata terbuka dengan lebar, hal yang pertama sungchan lihat adalah box bayi milik aeri.

Kosong, sungchan terkejut dan bergegas bangun.

Ia melangkah mendekati box bayi milik aeri. Sungchan kira ia salah melihat, ternyata benar box bayi itu kosong, aeri tidak ada di dalam box bayi itu.

Penasaran, sungchan melangkah keluar guna mencari aeri.

Samar samar ia mendengar suara tawa seorang wanita. Bergegas menghampiri. Dan akhirnya sungchan melihat ibu dan istrinya tengah memandikan putranya dengan di selingi canda tawa.

Sungchan terkekeh dan menggelengkan kepala.

Sebenarnya ia tadi sedikit panik, ia kira aeri hilang, ternyata aeri tengah bersama jisoo dan ibunya. Sungchan benar benar merasa dirinya bodoh, bisa bisanya ia berpikir seperti itu. Tapi sungchan memaklumi, mungkin karena nyawanya belum terkumpul sepenuhnya, itu sebabnya sungchan berpikiran yang tidak tidak.

sungchan melangkah menghampiri ketiga orang tersayangnya itu.

" aku kira aeri ilang .."

Kedua wanita itu menoleh, nyonya jung terkekeh pelan, lalu tak lama kembali fokus memandikan cucunya, sementara jisoo memberi sungchan dengusan.

" makanya, kalau bangun tidur itu langsung mandi. Biar mikirnya gak aneh aneh .." kata jisoo, sungchan menunjukan cengiran bodohnya, sedangkan nyonya jung hanya menggelengkan kepalanya.

" selesai, .. jisoo mana handuknya ..?" Tanya nyonya jung, bergegas jisoo menutupi tubuh kecil putranya dengan handuk kecil.

Nyonya jung menyelimuti aeri dengan handuk agar cucunya itu tidak merasa kedinginan, dan kemudian ia menggendong aeri membawa aeri menuju soffa yang berada di ruang tamu.

Jisoo melangkah mengikuti.

Nyonya jung membaringkan aeri di atas soffa, gerakan tangan dan kaki aeri membuat semua gemas, terlebih lagi aeri tertawa dengan begitu lucu.

" ayo kita pake baju .." kata nyonya jung, jisoo memberikan baju bayi milik aeri kepada mertuanya, dengan telaten nyonya jung memakaikan aeri baju. Tak lama aeri sudah terlihat rapih.

Jisoo mengambil alih aeri, ia duduk sembari menggendong aeri. Sungchan yang sedari tadi bersama mereka, menghampiri jisoo dan duduk di samping jisoo.

" kamu free ..?" Tanya nyonya jung. Sungchan menganggukkan kepala.

" bagus deh .. hari ini kamu harus belajar ngurusin aeri .." kata nyonya jung, alis sungchan terangkat, jisoo sendiri terkekeh pelan.

" gak perlu belajar ma .. dia udah pinter .." kata jisoo, nyonya jung menatap penuh tanya.

" dia udah pinter ma .. semalam aja aeri bangun. Dia yang bikinin susu terus nemenin aeri sampai aeri tidur lagi .." jisoo kambali berkata, sungchan membulatkan matanya, bertanya tanya, apakah jisoo melihat apa yang ia lakukan semalam.

Mengetahui satu fakta yang cukup mengejutkan, nyonya jung menatap putranya dengan tatapan yang sulit di artikan. Sungchan tahu ibunya itu tengah mencari kebenaran, merasa malu sungchan menggaruk kepalanya yang tidak gatal.









...

Bersambung ..




See you

world of marriage " WOM "Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang