72

413 62 3
                                    

Cemas, khawatir, panik, takut campur aduk menjadi satu.

Itulah yang saat ini sungchan rasakan. Ia tak henti merapalkan doa dalam hatinya, meminta kepada tuhan agar jisoo dan buah hati yang lahir lebih awal di beri keselamatan.
Di sisi kanan kirinya ada ibu dan mertuanya yang mencoba menenangkan.

Keduanya mengerti dan paham apa yang saat ini sungchan rasakan. Karena di saat seperti ini bukan hanya sungchan yang merasa panik takut dan khawatir, kedua wanita paruh baya ini pun merasakan hal yang sama, namun kedua berusaha menutupi sara panik takut dan khawatir itu.

Satu jam berlalu. Sungchan yang sudah leleh menunggu menghela nafaa prustasinya. Kemudian ia bangkit dari duduknya, ia melangkah ke arah pintu ruang operasi yang tertutup.

" kamu duduk aja .. kalau udah selesai pasti dokternya keluar .. " kata nyonya jung.

Sungchan mendengar namun ia tak menjawab, sungchan malah menyandarkan tubuhnya di tembok ruang operasi.

Hampir dua jam. Namun, belum ada tanda tanda dokter akan keluar dari ruang operasi.

Sungchan yang sudah merasa tak sabar ingin sekali menerabas masuk dan melihat apa yang terjadi di dalam.

Sebenarnya sebelum operasi di mulai, dokter bertanya kepada sungchan apakah dia akan menemani jisoo. Namun, karena mental sungchan tidak cukup berani maka sungchan menolak untuk menemani. Omelan dari nyonya jung sempat sungchan dapatkan, namun ia mengabaikan. Sungchan tidak ingin terjadi hal hal yang tidak di inginkan. Jika nanti dia menemani jisoo sungchan takut ia jatuh pingsan, nanti yang ada di dalam ruang operasi bukannya menangani jisoo tapi malah menangani sungchan.

Sungchan menyandarkan tubuhnya di dinding, matanya kini melihat arloji di pergelangan tangannya. Waktu terus berlalu, namun dokter yang menangani jisoo belum juga menunjukan tanda apapun.

Akhirnya lampu yang terpasang di atas pintu ruang operasi padam. Itu tandanya operasi selesai.

Semua menghembuskan nafas lega. Sungchan yang tengah bersandar di dinding langsung melangkah mendekati pintu. Ia berdiri di depan pintu dan tak lama pintu terbuka. Dari balik pintu muncul perawat yang masih mengenakan pakaian operasi lengkap. Masker medis yang ia kenakan di lepaskan.

Pertama perawat tersenyum. Senyuman yang di berikan perawat tersebut membuat semua kembali bernafas lega. Pasalnya mereka yakin senyuman tersebut membawa kabar baik.

" bayi nya laki laki, lahir dengan selamat dan sehat .. " kata sang perawat.

Semua mengucap syukur. Seketika raut wajah mereka berubah.

" terus keadaan jisoo gimana sus ..?" Tanya sungchan, seketika si perawat mendapat tatapan penuh tanya.

Si perawat kembali memberi senyum, lagi helaan nafas kelegaan di hembuskan. Lagi lagi mereka paham akan arti senyuman yang di berikan perawat tersebut.

" seperti yang kita harapkan, nona jisoo juga dalam ke adaan baik .. saat ini dia masih dalam penanganan dokter .."

Ketiga orang yang sedari tadi berharap harap cemas kini kembali mengucap syukur.

" kalau begitu saya permisi .." pamit sang perawat kembali masuk kedalam ruang operasi.

Nyonya kim dan nyonya jung saling tatap, keduanya tersenyum dan tak lama keduanya berpelukan. Meluapkan rasa bahagia mereka masing masing.

Nyonya kim menghampiri sungchan. Dengan memberi senyuman hangat, nyonya kim mengusap lembut lengan sungchan.

" selamat sungchan .. hari ini kamu kembali di lahirkan .. yaitu menjadi seorang ayah .." kata nyonya kim. Sungchan tersenyum senang.

" inget sungchan kamu bukan anak kecil lagi .. ada anak kecil lain yang harus kamu jaga .." kali ini nyonya jung yang berkata. Sungchan mengangguk anggukan kepalanya. Meski ketus, ia mengerti maksud dari ucapan ibunya.

Pintu ruang operasi kembali terbuka. Perawat kembali muncul. Namun, sesuatu yang tengah di dorong oleh perawat tersebut menjadi fokus utama. Bergegas sungchan mendekat. Di tatapnya wajah kecil yang saat ini berbaring dengan kain kecil yang menyelimutinya.

Sungchan menatap penuh haru. Ia masih tak percaya jika ia sudah mendapat gelar seorang ayah.

" benar benar menggemaskan .. dia mirip dengan jisoo .." suara nyonya jung menatap gemas cucu laki lakinya.

Seketika sungchan mendongkak. Ia menatap sinis ibu kandungnya itu.

" mirip aku ma .. mama gak liat .. hidungnya aja mirip aku .." kata sungchan tidak mau kalah.

Nyonya jung memutar bola matanya malas, sedangkan nyonya kim terkekeh pelan dan hanya bisa menggeleng gelengkan kepalanya. Sejak datang kerumah sakit, menatu dan besannya ini tidak ada hentinya dalam berdebat.

" mirip jisoo .." sahut nyonya jung, sungchan mendengus. mengabaikan, sungchan kembali menatap putranya.

" sus .. kok matanya merem ..?" Pertanyaan bodoh yang sungchan lontarkan.

Nyonya kim dan perawat tersebut tertawa, sedangkan nyonya jung memutar bola matanya malas, ingin sekali ia memukul kepala anaknya itu.

" dia baru aja di lahirin sungchan, jadi membutuhkan waktu untuk membuka mata .. nanti dia akan membuka matanya kok .." nyonya kim menjawab pertanya sungchan, sungchan mengangguk anggukan kepala.

" maaf .. sudah waktunya kami membawa si kecil .." kata si perawat.

" di bawa kemana sus ..?" Tanya sungchan.

" keruangan khusus bayi .." sahutnya. Sungchan kembali mengangguk. Tak lama sang perawat tersebut melangkah membawa bayi kecil milik sungchan dan jisoo.





Selang beberap menit, kini beberapa perawat kembali keluar. Kali ini mendorong brankar tempat jisoo terbaring.

Fokus ketiga orang yang sedari tadi menunggu kini beralih kepada jisoo.

Tak berhenti seperti saat bayi mereka di pindahkan, mereka terus membawa jisoo menuju ruangan lain. Bersama ibu dan mertuanya, sungchan mengikuti.






..

Jisoo kini sudah berada di dalam ruang perawatan. Semua alat medis terpasang dengan baik di tubuh jisoo.

" kami sengaja memberikan obat penenang agar jisoo bisa beristirahat dan tidak terganggu .. istirahat yang cukup bisa mempercepat pemulihan jisoo .." kata sang dokter yang sejak awal menangani jisoo.

Semua mengangguk paham.

Tatapan sang dokter kini tertuju ke arah sungchan. Tak lama ia tersenyum kemudian tangannya terulur.

Sungchan menyambut uluran tangan sang dokter. Dalam posisi berjabat tangan sang dokter berbicara.

" selamat sungchan .. " kata nya, sungchan tersenyum dan menganggukan kepala.

Selesai dengan tugasnya, sang dokter pamit dan melangkah keluar. Bergegas sungchan mendekati jisoo yang tengah terlelap.

Perlahan tangan sungchan terulur menggenggam telapak tangan jisoo, di usap dengan lembut telapak tangan milik jisoo ....












...

Bersambung ...

Gak jelas , biarin yang penting lanjut ..

Bentar lagi juga ending .. sudah pada bosen kayanya ..

See you

world of marriage " WOM "Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang