50

501 65 13
                                    

Dalam posisi duduk dengan kaki yang di silangkan, jisoo memberengut. Bahkan kedua tangannya ia lipat di atas perut.

Terkadang jisoo memutar bolamatanya malas, memberitahu jika ia tengah dalam keadaan jengah.

Helaan nafas sungchan terdengar di telinga jisoo.

Diam diam matanya melirik kearah sungchan, di lihatnya sungchan yang tengah menatapnya dengan kedua tangan yang bertengger di pinggang.

Jisoo membuang pandangannya, ia kembali memberengutkan wajahnya bahkan pipinya di gembungkan.

" lama lama itu pipi aku tarik .."

" apa sih , gak jelas .." sahut jisoo. Kembali berpura pura acuh, padahal diam diam ia melirik ke arah sungchan.

Sungchan kembali menghela nafasnya, kedua tangannya yang bertengger di pinggang ia turunkan. Sungchan melangkah dan duduk di atas meja menghadap jisoo.

" ji .."

" hhmm .." sahut jisoo, namun wajahnya masih menatap ke sisi lain.

" ayo .."

" males .." sahut jisoo lagi, sungchan menghela nafasnya kembali sembari menarik rambutnya kebelakang. Kemudian ia kembali menatap jisoo.

" ji .. ayo biar semua cepet kelar .." kata sungchan membujuk.

Jisoo memutar bolamatanya malas, ia merubah posisi duduknya, bahkan kedua tangannya tak lagi ia lipat di atas perut.

" mereka berdua gak meyakinkan .." sahut jisoo penuh penekanan.

Perlu di ketahui, hari ini sungchan dan jisoo harus menemui kedua pemilik agensi tempat mereka bernaung.

Kehamilan jisoo menjadi fokus utama. Jisoo yang ketakutan menolak untuk bertemu. Berbeda dengan sungchan, ia ingin bertemu agar masalah yang ada lebih cepat selesai.

Sungchan menghela nafas pasrah.

" jangan kaya gitu donk ji .. ini buat kebaikan kita .."

" ya udah kamu aja yang pergi .."

" kan pemeran utama di sini kamu, kamu yang lagi hamil .."

" kan kamu ayahnya .." sahut jisoo, nada suara ditinggikan.

Sungchan diam, ia beranjak dan duduk di samping jisoo.

Sungchan menatap jisoo, yang di tatap membuang pandangannya.

Untuk kesekian kalinya sungchan harus menghel nafasnya.

Sifat jisoo menjadi sedikit keras kepala, namun sungchan memaklumi. Ia tahu pasti itu bawaan bayi yang sedang jisoo kandung.

Keduanya tak terlibat lagi dalam perdebatan, sungchan malah fokus dengan ponselnya.

Jisoo mengerutkan dahinya, bertanya tanya apa yang sungchan lakukan dengan ponselnya.

Jisoo menggeser tubuhnya agar jaraknya lebih dekat dengan sungchan, sebenarnya hal itu ia lakukan agar bisa mengetahui apa yang tengah sungchan lakukan.

Jaraknya sudah dekat dengan sungchan, sungchan sendiri masih fokus dengan ponselnya.

Diam diam mata jisoo bergerak melirik ke arah layar ponsel. Sayang seribu sayang, layar ponsel sungchan terlalu gelap, jisoo tak bisa melihat. Ia harus menyempitkan lagi jarak duduknya dengan sungchan.

Posisi duduknya sudah sangat rapat, bahkan kulit mereka saling bersentuhan. Tapi, jisoo masih belum bisa melihat layar ponsel sungchan.

Karena rasa ingin tahu yang tinggi, jisoo nekad menyederkan kepalanya di bahu sungchan. Ia berpura pura lelah, padahal matanya melirik lirik ke arah layar ponsel.

Sejenak sungchan mengalihkan perhatiannya kepada jisoo. Ia menoleh kepada jisoo. Tak ingin tertangkap basah jika ia mencari tahu apa yang sungchan lakukan, jisoo berpura pura memejamkan matanya.

Sungchan membiarkan, jisoo dalam posisi itu, bahkan sungchan malah memberi jisoo rasa nyaman dalam posisinya. sungchan mengangkat lengannya, namun hal yang sungchan lakukan malah membuat jisoo sedikit salah paham, jisoo bangun dan sedikit terkejut. Ia pun menatap sungchan dengan tatapan sinis.

Sungchan hanya menanggapi tatapan sinis jisoo dengan senyuman tipisnya, kemudian ia merangkul jisoo dan menyandarkan kepala jisoo di bahu, lebih tepat lagi di dada sungchan.

Apa yang sungchan lakukakan membuat jisoo diam diam tersenyum. Sungchan selalu saja tahu cara membuat hati jisoo berbunga.

Tak lama jisoo kembali ingat dengan satu hal. Jisoo harus berterimakasih kepada sungchan, karena dalam posisinya saat ini ia bisa melihat lebih jelas layar ponsel sungchan.

Jari sungchan menari di atas layar ponselnya. Jisoo memperhatikan.

dahi jisoo di buat berkerut, ketika ia melihat nama yang tertera di layar ponsel sungchan. Ternyata sungchan tengah bertukar pesan dengan pemilik agensi tempatnya bernaung.

Dalam pesan yang sungchan kirim, sungchan mengatakan jika ia dan jisoo tak dapat hadir dalam janji yang sudah di buat. Sungchan mengatakan jika jisoo mendadak tidak enak badan.

Seketika bibir jisoo tertarik, sungchan memang selalu mengerti akan jisoo.

" dah beres .."

" apa ..?" Tanya jisoo, wajahnya mendongkak agar ia bisa melihat wajah sungchan.

" aku dah bilang kalau kita gak bisa datang .."

" gitu donk .. itu baru suami yang baik .." kata jisoo dengan senyum menghiasi wajahnya. Sungchan ikut tersenyum, namun tak lama tanpa jisoo sadari ia menghela nafas, sungchan benar benar harus bersabar dalam menghadapi sifat baru jisoo. Ia juga harus sadar diri, jika dirinya lah yang membuat jisoo mengidap sifat seperti ini.

Masih dalam posisi yang sama, keduanya tak beranjak dari soffa.

Keheningan cukup lama terjadi, hingga suara jisoo memecah keheningan itu.

" chan .."

" hhmm .."

" kalau nanti agensi bertindak sesuka hati gimana ..?" Tanya jisoo, pikiran buruk terus menghantuinya pasca pihak agensi tahu tentang kehamilan jisoo.

" kalau mereka nyuruh aku keluar dari blackpink sih gak masalah .. kalau mereka gak mau rugi terus nyuruh kita guguran bayinya gimana.." kata jisoo lagi, tubuhnya kini ditegakkan menatap sungchan dengan tatapan yang sulit di artikan.

Mungkin jika di hitung, sudah puluhan kali sungchan menghela nafas.

Sungchan menatap balik jisoo, di lihatnya mata jisoo yang berkaca kaca.

" tenang aja ya .. kalau hal itu sampai terjadi .. aku orang pertama yang berdiri di garda terdepan .. enak aja gugurin .. di kira bikinnya gampang .."  kata sungchan, menyisipkan sebuah lelucun agar suasana tak begitu serius.

Jisoo terkekeh. Tak lama ia kembali menyandarkan kepalanya di dada sungchan. Kedua tangannya melingkar di pinggang sungchan.

" semoga kita selalu baik baik aja .. " kata jisoo. Kemudian mendongkak menatap sungchan. Sungchan pun membalas tatapan jisoo, ia tersenyum dan kemudian menganggukkan kepalanya.

Sembari tersenyum, jisoo menghembuskan nafas leganya. Ia mulai menyamankan posisinya, dan memejamkan matanya.

Dengan penuh kasih sayang, sungchan membelai surai hitam milik jisoo. Sesekali ia memberi kecupan di pucuk kepala jisoo.

Dalam mata terpejam jisoo tersenyum, selalu saja sungchan bisa membuat hatinya tenang dan nyaman.












...

Bersambung ..

Sampai sini aja ya gesss ..maaf kalo jelek dan ga jelas alurnya ..

Kepala ku keleyengan ..

See you

world of marriage " WOM "Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang