56

366 51 12
                                    

Tarik nafas yang dalam, kemudian hembuskan dengan kasar.
Itu yang sungchan lakukan saat ini. Dengan alat pel yang ia pegang, tangan sungchan bergerak kesana kemari membersihkan lantai apartemennya yang kata jisoo sangat kotor.

" kalau tahu gini .. gak bakal gue bilang bagi tugas .." guman sungchan dengan suara pelan. Kenapa demikian ? Ia takut jisoo mendengar dan nanti ia menjadi bahan bulan bulanan dari amukan jisoo.

" apanya sih yang kotor .. masih bersih gini .. lagi pula yang nginjek lantai tuh cuma dua orang, gak mungkin kotor banget kan .." lagi, sungchan bergumam sendiri.

Sungchan menghentikan gerakan tangannya, tubuhnya yang sedikit membungkuk ia tegakkan.

Sungchan kembali menghela nafaa. Ia menyeka keringat di dahinya dengan punggung tangannya.

" kok diem .." suara jioo terdengar. Sungchan menoleh, dilihatnya jisoo yang tengah menatapnya dengan tatapan tajam.

Sungchan bergidik ngeri, ia kembali melanjutkan sesi membersihkan lantainya.

Tak lama jisoo melangkah melewatinya, sungchan terkejut. Pasalnya lantai yang jisoo injak adalah lantai yang baru sungchan pel.

Jisoo kembali melewatinya. Sungchan yang sabar diam dan memilih kembali mengerjakkan tugasnya.

Untuk kali kedua, jisoo kembali berjalan di lantai basah yang baru sungchan pel.

Sungchan menghela nafas jengah. Pada saat jisoo kembali lewat sungchan menghentikan sejenak pekerjaannya dan menahan jisoo agar berhenti melangkah.

" bisa diem ga sih ji .. licin lantainya.   Kalau kepeleset gimana .. " itulah yang membuat sungchan jengah. Sungchan tak masalah jika ia harus bekerja dua kali. Sungchan tidak ingin terjadi hal buruk pada jisoo.

" cieeee khawatir ..." goda jisoo. Sungchan memutar bolamatanya malas.

" aku serius ji. ." Kata sungchan menanggapi kalimat jisoo.

Jisoo terkekeh pelan, ia mengerti dengan sikap sungchan.

" ok .. aku gak lewat lagi deh .. " kata jisoo kemudian melangkah pergi. Namun baru dua langkah kakinya berjalan, jisoo kembali berbalik.

" jangan lupa sebelah sana ya .." kata jisoo sembari menujuk ruangan lain yang ada di apartemennya.

Sungchan membelalak, jisoo tersenyum penuh arti dan kemudian melanjutkan langkahnya.









...

Sudah mandi dan sudah terlihat tampan, sungchan tengah berdiri menghadap cermin guna merapihkan rambutnya.

Tak sengaja matanya menangkap satu kotak yang sudah terbungkus dengan rapih.

diraihnya kotak itu, kemudian kotak tersebut di bolak balik. Sungchan mengerutkan dahinya, ia penasaran dengan isi kotak tersebut. Untuk siapa dan berasal dari mana.

Jika ini hadiah untuknya, makanya jawabanya tidak. Karena, sungchan tidak sedang berulang tahun.

Mungkin untuk jisoo, pikir sungchan. Tapi sungchan kembali berpikir, jisoo pun tidak sedang berulang tahun.

Lalu kado itu untuk siapa ?

Cekleeekk ..

Dari balik pintu jisoo muncul.
Sungchan berbalik dan menatap jisoo dengan tatapan penuh tanya.

Mendapat tatapan yang menurutnya aneh, jisoo menggerakkan dagunya. Bertanya kepada sungchan lewat isyarat yang ia berikan.

Sungchan tak menyahuti, sama seperti jisoo ia memberi jawaban lewat gerakan. Sungchan menujukkan kado yang tengah ia penggang kepada jisoo.

Jisoo membuka mulutnya, kini ia mengerti. Ia pun melangkah menghampiri sungchan.

Tiba di dekat sungchan, jisoo mengambil alih kado tersebut. Ia menatap kado itu dan kemudian tersenyum.

Sungchan semakin di buat penasaran karenanya.

" dari siapa atau buat siapa ..?" Tanya sungchan akhirnya bersuara.

" ini buat mark .. kan dia ulangtahun .." sahut jisoo. Seketika sungchan membulatkan matanya, bahkan mulutnya terbuka dengan sempurna.

" buat mark .. ngapain sih di kasih kado .. aku aja pas ulantahun enggak kamu beliin kado .." kata sungchan sedikit tak terima akan perhatian jisoo kepada mark.

Jisoo memicingkan matanya. Nyali sungchan seketika menciut.

" beda cerita ya .. kamu itu kalau mau apa aja tinggal minta .. kalau mark kan gak tiap hari tapi setahun sekali .." kata jisoo sembari memberi dengusan. Namun, tak lama jisoo kembali menatap kado yang ia pegang.

Jisoo tersenyum begitu senang.

Sungchan diam, yang bisa ia lakukan hanyalah mengelus dadanya. Mungkin ini salah satu bentuk mengindam jisoo.

Dari pada nanti bayinya lahir dengan air liur, maka akan lebih baik jika sungchan mengiyakan saja.

" apa itu isinya. .?" Tanya sungchan.

" sepatu .."

" kapan belinya ..?"

" kemaren, nyuruh rose sih aku .." sahut jisoo.

Sungchan mengangguk paham, kemudian ia kembali berkata.

" kok aku gak di beliin juga ..?"

" di beliin apa ..?" Tanya jisoo.

" sepatu lah .." sahut sungchan, jisoo membulatkan bibirnya membentuk huruf O. Detik berikutnya jisoo tersenyum dan menatap sungchan, namun tak lama senyuman itu berubah menjadi tatapan sinis.

Seketika sungchan bergidik ngeri.

" dulu aja sepatu kamu guntingin sekarang bergaya pengen di beliin sepatu .. oh tidak terimakasih .. sayang uang .." kata jisoo, di akhir kalimat nada bicaranya sengaja di lebih lebihnya.

Seketika sungchan tersenyum bodoh, jisoo masih saja mengingat hal itu.










..

" sungchan cepetan donk .. lama banget .." teriak jisoo memanggil sungchan yang berada di dalam kamar.

" sabar .." sahut sungchan yang kini keluar dari kamar dan menghampiri jisoo.

Jisoo memutar bolamatanya jengah, sungchan selalu menganggap mudah semua masalah.

" nanti kalau kita telat gimana .. terus kalau mark nya udah pulang gimana .." gerutu jisoo.

" astaga .. cuma mau ketemu mark ampe ribet .. lagian kalau mark udah pulang juga pulangnya ke drom bukan ke kanada jadi masih bisa di samperin .."

" ya udah ayo .. lama ." Kata jisoo yang kemudian menarik tangan sungchan dan membawanya keluar dari apartemen.

Sungchan sendiri hanya bisa menggeleng gelengkan kepala. setelah ini ia akan berdoa kepada tuhan agar jisoo tidak di beri lagi rasa mengidam yang aneh.

Jika ke tempat yang menarik atau buah dan makanan masih bisa sungchan maklumi, tapi ini mark. Memikirkannya saja membuat sungchan pusing.

Nasib si calon papa muda.









...

Bersambung ..



segini aja .. jangan minta yang panjang .. idenya cuma nyampe sini ..



See you ..





world of marriage " WOM "Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang