41

541 78 7
                                    

Sungchan sudah membaik, ia pun kembali melanjutkan perkerjaannya yang sempat tertunda karena insiden kecelakaan yang ia alami.

Bersama rekan kerjanya, sungchan kembali menjadi pembawa acara diacara musik yang ia pandu.

Jisoo yang tidak memilik jadwal apapun membuatnya hanya berdiam diri diapartemennya.

Satu hal yang sangat jisoo syukuri, baginya hal seperti ini merupakan keberuntungan yang langka. Kini ia bisa sedikit bersantai sebelum nanti pekerjaan kembali menyibukkannya.

Dalam posisi duduk bersantai, jisoo tersenyum menatap televisi yang menampilkan sungchan. Dimata jisoo sungchan selalu terlihat tampan dalam situasi apapun.

Tiba tiba wajah jisoo memberengut kesal ketika ia melihat satu moment dimana sungchan harus berinteraksi lebih dekat dengan rekan kerjanya.

Jisoo mendengus kesal.

" awas aja kalau pulang , gak akan gue bukain pintu .." gerutu jisoo.

Jika sungchan bisa mendengar mungkin jisoo akan menjadi bahan tertawaan sungchan.

Jisoo bilang ia tidak akan membukakan pintu untuk sungchan. Tapi, perlu diketahui sungchan mengetahui kata sandi pintu apartemennya, jadi bukan masalah bagi sungchan jika jisoo tak mau membukakan pintu untuknya.

Jisoo kembali fokus akan tayangan yang sedang ia lihat, ia kembali memberengut ketika acara berakhir.

" sebentar banget sih .. belum juga puas liat sungchan .." lagi lagi jisoo mengucapkan kalimat bodohnya.
Bukankah jika sungchan pulang, ia bisa memandang wajah sungchan sampai kapanpun dan dimanapun.

Acara musik yang dipandu sungchan benar benar sudah berakhir. Jisoo meraih remote televisi yang tergeletak disampingnya. Kemudian ia mengganti chanel televisi tersebut.

Tenyata dichanel yang jisoo pilih menayangkan acara yang menampilkan sang ayah yang tengah menjaga buah hatinya.

Jisoo menatap kearah televisi dengan tatapan mata yang penuh arti.

" kalau sungchan yang kaya gitu lucu kali ya .. gue tinggal kerja terus dia jagain anak kita .." jisoo berguman dengan sudut bibir yang tertarik. Membayangkan moment indah yang mungkin akan terjadi dimasa depan.

Masih dengan pandangan mata kearah televisi dan bibir yang terus menyunggingkan senyum tiba tiba tangan jisoo terulur menyentuh perutnya yang rata.

Tak lama ia menghela nafas, kemudian ia menjauhkan telapak tangannya dari perut datarnya.

" mimpi aja dulu .. siapa tau nanti jadi kenyataan .." guman jisoo lagi.

Remote televisi yang tergeletak kembali diraihnya. Kemudian ia menekan tombol off yang ada diremote hingga akhirnya layar televisi mati dan berubah hitam.

Suara dering ponsel jisoo mengalihkan perhatiannya.

Nama sungchan tertera dengan jelas, tak ingin membuat sungchan menunggu bergegas jisoo menerima panggilan telepone dari sungchan.

" halloo .." sapa jisoo tentunya.

" aku pulang aga telat ya .. ada jadwal dadakan yang gak bisa ditunda .. kalau mau marah, marah aja sama manager nct nya .. " kata sungchan panjang lebar berbicara diseberang sana.

Satu geraman kesal dapat jisoo dengan dengan jelas, jisoo yakin itu manager nct yang dimaksud sungchan.

Jisoo terkekeh pelan.

" ok .. jangan salahin aku kalau aku gak mau bukain pintu buat kamu .."

" aku tau kata sandinya .. jadi gak usah repot repot bukain pintu .."

" ya udah aku ganti kata sandinya .." sahut jisoo disertai tawa.

" ya jangan donk .. nanti aku gak bisa masuk .." kata sungchan, suaranya terdengar begitu panik ditelinga jisoo.

Jisoo kembali terkekeh, sungchan semudah itu percaya dengan bualan yang baru saja jisoo katakan.

" tunggu aku pulang ya .. aku mau ngasih kamu kejutan .."

" apa ..?

" yang namanya kejutan pasti rahasia .. udah nanti aja kalau aku udah pulang .. dahhhh .." gerutu sungchan terdengar begitu menggemaskan. Jisoo tertawa, tak lama sambungan telepone pun berakhir.

Jisoo kembali meletakan ponselnya diatas meja.

Kemudian matanya tertuju kearah jam dinding. Waktu kepulangan sungchan masih lama. Akan lebih baik jika ia menyiapkan makan malam untuk suaminya itu.

Bergegas jisoo melangkah menuju dapur.





Didapur jisoo membuka lemari pendingin dan melihat bahan masakan apa saja yang tersedia.

Ternyata hanya ada telur dan juga sayuran hijau.

Jisoo menghela nafas, ia pun bertolak pinggang menatap sesuatu yang berada didalam lemari es nya.

Kenapa ia bisa lupa untuk berbelanja, katanya dalam hati ..

Tatapan mata masih tertuju kearah lemari es yang terbuka. Jisoo menggigit jarinya ia mulai berpikir. Apa yang akan ia buat dengan bahan masakan seadanya.

Menghela nafas pasrah, jisoo mulai mengeluarkan semua bahan masakan. Ia masih bingung dan belum mendapatkan ide.

Jisoo pikir mungkin setelah semua bahan masakan dikeluarkan ide bisa datang menghampirinya.














Dengan bahan seadanya akhirnya jisoo selesai memasak untuk makan malam.

Namun sungchan belum juga menunjukan tanda kepulangannya. Mungkin sungchan dalam perjalanan .. pikir jisoo lagi.

Sembari menunggu pada akhirnya jisoo memutuskan untuk membersihkan dirinya.

Dia tak mau pada saat sungchan pulang, kondisinya dalam keadaan berantakan. Jisoo ingin menyambut sungchan dengan penampilannya yang cantik. Dan itu hanya ia lakukan untuk sungchan.





Selesai dengan urusannya membersihkan diri, dengan penampilan dirinya yang lebih baik jisoo kembali menuju ruang tamu. Ia bersiap menyambut kepulangan sungchan.

Baru hitungan detik ia duduk, suara seseorang membuka pintu terdengar. Itu pasti sungchan, cepat cepat jisoo beranjak, melangkah cepat menuju pintu.

Ceklek ...

Pintu terbuka, dari balik pintu sungchan muncul. Jisoo tersenyum senang.

" selamat malam kak jisoo .." suara yang tak asing ditelinga jisoo.

Seketika jisoo terdiam, dan ia dibuat terkejut ketika satu persatu teman teman sungchan yang bernaung dalam grup nct dream masuk menyusul sungchan.

Wajah jisoo berubah memelas. Ini kah kejutan yang sungchan katakan ditelepone ...




















...

Bersambung ..

Maaf baru up lagi .. pasti kalian kesel nunggu lama ..



Jisoo pengen punya dede bayi .. bikin jangan nih ..

Masa bikin debay minta author, ya minta sungchan lah .. eeeeehhhhhh

See you ..

world of marriage " WOM "Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang