29

565 78 3
                                    

Jisoo menggeram kesal.

Hari liburnya diganggu oleh tujuh orang lelaki yang bernaung dalam satu grup bersama sungchan.

Begitu ramai dan berisik. Bahkan semua terlihat berantakan.

Bungkus cemilan berserakan, bahkan bantal soffa sudah tak ada ditempatnya.

Didapur, jisoo memberengut. Ingin sekali ia mengusir mereka semua, tapi jisoo masih punya sisi kemanusian.

Sedang larut dalam meratapi nasib, sungchan datang dari arah ruang tamu. Mata jisoo berbinar. Semoga saja sungchan memberi kabar jika mereka sudah pulang.

Namun, harapan hanya tinggal harapan. Bukannya mengatakan apa yang sangat ingin jisoo dengar, sungchan malah melangkah menuju lemari pendingin.

Dapat jisoo lihat, sungchan mengeluarkan tujuh minuman kaleng,
Jisoo hanya diam memperhatikan, tiba tiba mata jisoo terbuka sempurna ketika ia ingat akan satu hal.
Ini sudah kedua kalinya sungchan mengeluarkan minuman kaleng. Itu berati hari ini sudah empat belas minuman kali yang sudah habis.

Tunggu, bukan empat belas. Tapi enam belas. Jisoo lupa menghitung sungchan.

Kemudian sungchan beralih menuju sebuah rak.
Didalam rak terdebut terdapat bermacam macam cemilan. Mulai dari ukuran kecil hingga ukuran besar.

Sama seperti hal yang pertama, jisoo hanya diam. Namun, ketika sungchan membawa cemilan dalam bungkus yang besar mata jisoo membelalak.

Jisoo menghela nafas, dilarangpun percuma. Ia tak mau semua teman sungchan menganggapnya sebagai wanita kikir.

sungchan sudah pergi dari dapur, ia kembali menuju ruang tamu. Dimana ketujuh temannya yaitu member dream berada.

Teriakan disertai tawa terdengar mendominasi diapartemen milik jisoo dan sungchan, bahkan sesekali umpatan terdengar.

Jisoo memijit pangkal hidungnya, ia merasa pusing. Mereka benar benar berisik jika sedang bersama. Jisoo kira mereka seperti itu hanya ketika dilayar kaca ternyata aslinya memang begitu.

Jisoo penasaran, hal apa yang sudah membuat mereka tertawa dan berteriak.

Jisoo bangkit dari duduknya, kemudian ia melangkah guna melihat apa yang sebenarnya mereka lakukan.

Dari ambang pintu dapur, jisoo memperhatikan. Ternyata mereka semua tengah bermain game online.

" ka ji .. ngapain berdiri disitu .. sini gabung sama kita .." kata jeno dengan senyum yang begitu manis, hingga membuat kelopak matanya sedikit tertutup.

Jisoo tersenyum menanggapi, kemudian ia menggelengkan kepala. Memberi tanda jika ia menolak ajakan jeno.

Melihat jeno yang sepertinya tengah berinteraksi dengan seseorang membuat sungchan penasran. Ia pun mengikuti arah pandang jeno.

Sungchan mengerutkan dahinya ketika ia tahu jika jeno tengah menatap istrinya.

Sungchan menghela nafas, kemudian berdeham hingga berhasil mengalihkan perhatian seluruh anggota dream.

" kalau berkunjung kesini mata kalian dijaga ya, .. ada yang boleh dilihat dan ada yang gak boleh dilihat .." kata sungchan bermaksud menyindir jeno. Jeno bukan tipikal lelaki dengan pola pikir yang lamban. Ia tahu betul apa maksud dari ucapan sungchan. Jeno pun memutar bolamatanya malas.

Sungchan tersenyum senang, sedangkan jisoo ia menggelengkan kepala karena mendengar ucapan sungchan.

Enggan berlama lama berdiri ditempatnya, jisoo memilih untuk masuk kedalam kamarnya.










Setengah hari, ah tidak ...hampir satu hari. Member dream menghabiskan waktu diapartemen sungchan dan jisoo.

Kini mereka bersiap pulang. sebelum pulang, sesi berpamitan dilakukan.

Jisung, sedari tadi celingak celinguk mencari seseorang.

" kenapa ji ..?" Tanya sungchan.

" kak jisoo mana ..?" Jisung balik bertanya, ternyata jisoo lah yang ia cari.

" tidur kayanya .."

Jisung mengangguk anggukkan kepala, pertanda ia mengerti dan paham.

Kini semua benar benar keluar dari apartemen sungchan, sungchan sendiri mengantar hingga ambang pintu.

Mereka sudah tak terlihat, bergegas sungchan menutup pintu apartemennya.

Sungchan melangkahkan kaki, tujuannya saat ini adalah kamar.

Ceklekk ..

Sungchan membuka pintu kamar. ketika pintu setengah terbuka, ia melihat jisoo yang tengah duduk bersandar dan matanya fokus ke arah ponsel.

Sungchan menggeleng, kemudian ia melangkah menghampiri jisoo.

Tiba didekat jisoo, sungchan duduk disisi tempat tidur disamping jisoo.

Tatapannya terus tertuju kearah wajah jisoo yang terlihat begitu serius.

" jangan ngeliatin terus .. nanti jatuh cinta ribet .." sindir jisoo, ia sadar sungchan terus memandangnya.

Mendengar itu sungchan terkekeh pelan. Gemas, ia pun mengusak surai hitam milik jisoo.

Jisoo mendecakan lidah, ia menggapai telapak tangan sungchan yang masih berada diatas kepalanya.

Tangan sungchan, jisoo turunkan. Sembari menatap sungchan, jisoo memberikan dengusannya.

Lagi lagi sungchan terkekeh pelan.

" mereka udah pulang ..?" Tanya jisoo

" hhmm .." sahut sungchan.

" akhirnya .. aku bisa tenang .. sumpah ya mereka tuh berisik banget .. bikin aku pusing .. untung mereka temen kamu, kalau bukan udah aku usir .." kata jisoo , sungchan tersenyum tipis.

" sumpah .. aku ga sanggup kayanya kalau mereka datang tiap hari .. "

" gak apa apa ji .. malah bagus , sekalian kamu berlajar .. cara mengurus anak .." celetuk sungchan. Jisoo membulatkan matanya.

Ia menoleh, menatap tajam sungchan.

Bukan takut, sungchan malah tertawa.

" jangan terlalu ngegemesin .. nanti aku khilaf .." kata sungchan, yang kemudian berlalu meninggalkan jisoo.

Jisoo sendiri tengah berusaha menahan agar nora merah dipipinya tidak terlihat.
Ia gugup sekarang.

Tiba tiba jisoo teringat akan satu hal, member dream sudah pergi. Tapi apakah ruang tamu sudah kembali kebentuk semula.

Penasaran, jisoo beranjak melangkah menuju pintu keluar.

Diambang pintu jisoo berdiri, menatap ruang tamu, dengan tangan terkepal.

" sungchan .." akhirnya teriakan terdengar.

Ruang tamu tersebut masih dalam kondisi berantakan.











...

Bersambung ..

See you

world of marriage " WOM "Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang