"Eh buat apa pak Jimin nelepon?" dengan tangan yang gemetar, Dahyun pun mengangkat telepon nya itu.
"Assalamualaikum bu Dahyun, masih di kantor?"
"Waalaikumsalam, udah di motor pak baru aja mau pulang, eumm ada apa ya?"
"Sepertinya kamu melupakan sesuatu, padahal saya udah nunggu dari tadi," ujar Jimin dengan nada tegasnya.
Dahyun berusaha keras mengingat hal apa yang ia lupakan itu, dan akhirnya Dahyun menepuk jidatnya.
"Oh iya pak maaf,saya kelupaan! Hari ini keasyikan mengurusi green house jadi lupa, sebentar pak saya ke kantor bapak dulu deh sebelum pulang, tunggu sebentar saya otw!" Dahyun segera mematikan sambungan teleponnya, di sebrang sana, Jimin tertawa membayangkan wajah panik Dahyun.
'Ahaha pasti mukanya panik pucet gitu kayak pas salah kelas,' Jimin ketawa-ketawa sendiri di ruangannya, untungnya Pak Sihyuk dan Pak Hasung sudah pulang jadi tak ada yang melihat tingkah aneh nya itu.
Dahyun datang dengan nafas terengah-engah, Jimin benar, kini wajah Dahyun terlihat sangat panik, membuat Jimin ingin menertawakannya, tapi sebisa mungkin tetap ia tahan agar terlihat garang.
"Pak m..maaf saya telat, ini data santri yang bapak minta dan.... apa informasi selanjutnya?" Dahyun menyerahkan secarik kertas kepada Jimin berisi data nilai hasil seleksi itu. Namun Jimin hanya menatap lembaran kertas itu dan bergeming. Dahyun jadi sedikit takut, ia kembali menarik tangannya dan mulai menundukan kepalanya.
"Ck dasar pelupa, kasian mana masih muda, paling lupa karena keasyikan berduaan bareng pak Jungkook di greenhouse kan?" tanya Jimin sembari tersenyum miring. Entah kenapa hati Jimin malah terasa aneh, seperti ada gelenyar-gelenyar panas yang berbeda.
"Hah?! Astagfirullah bukan begitu, maaf tapi perkataan bapak terkesan merendahkan harga diri saya sebagai seorang perempuan! Terdengarnya saya jadi seperti perempuan murahan yang hobinya nempel dengan laki-laki yang ganteng. Saya juga bisa profesional dalam bekerja, saya tidak mungkin melakukan hal itu hanya untuk modus atau berduaan!" Dahyun membalas dengan sedikit emosi, nafasnya kembali terengah karena amarah yang ia keluarkan.
"Tapi terima kasih atas penilaian bapak barusan, saya jadi bisa introspeksi diri, kedepannya saya akan lebih menjaga jarak dari Pak Jungkook dan guru-guru laki-laki lainnya, dan ini data santri yang bapak minta barusan, saya pamit, Assalamualaikum!" Dahyun melemparkan secarik kertas yang ia bawa itu lalu bergegas meninggalkan ruangan itu. Meninggalkan Jimin yang masih terdiam di ruangan dingin yang hening ini.
"Lah kok malah baper? Ah sial salah ngomong lagi!" Jimin menghentak-hentakan kaki nya sendiri. Padahal niat hati ingin sedikit bercanda dan menggoda guru itu tapi sepertinya pemilihan kata nya salah.
Jimin memutuskan untuk mengejar Dahyun yang sudah berjalan jauh dari ruangannya, tapi untung saja Jimin masih bisa menangkap kemana perginya guru akhwat itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
BITTERSWEET✔
Hayran KurguIni kisah Dahyun, lulusan Pendidikan Biologi yang baru aja di terima bekerja menjadi guru di suatu Sekolah swasta. Entah ini akan menjadi mimpi indah atau buruk karena ia diterima mengajar di Sekolah Asrama khusus laki-laki! Sobat-sobatnya gembira p...