🔬14| Mas Mantan

364 106 136
                                    

Oh iya karena kemarin RasyiqaAk udah berusaha jawab berkali-kali ampe mentok dan ShinSeri yang udah jawab panjang sampe greget pengen nge vn 😂, jadi aku up lagi hari ini walaupun belum ada yg bener jawabannya tapi aku seneng banyak yang jawab huhuw, makasih banyak ya yang udah komen dan berusaha jawab😭😭😭😭 Jawabannya tunggu aja nanti muncul entah di chap berapa, pokoknya sekarang ramaikan lagi yaa! Thank you semuanya 🙆

Oh iya karena kemarin RasyiqaAk udah berusaha jawab berkali-kali ampe mentok dan ShinSeri yang udah jawab panjang sampe greget pengen nge vn 😂, jadi aku up lagi hari ini walaupun belum ada yg bener jawabannya tapi aku seneng banyak yang jawab huh...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah melihat daftar nama-nama peserta dan ruangannya, Lia mendengus kesal, kenapa ia harus di satu ruangankan dengan Soobin.

"Ish kenapa sih gue harus bareng sama lu?! Ntar gue jd emosi terus liat soal nya!" Lia mengomel dan mendelik kesal ke arah Soobin yang kini berdiri di sebelahnya. Namun Soobin yang biasanya akan balas dengan bacotannya, kini ia hanya berdecak dan memasuki kelas dengan cuek.

"Dih kenapa dah? gaje bener, tadi ngajak ribut terus, sekarang malah cuek banget gitu," ujar Lia yang merasa aneh.

Soobin terduduk di kursinya, ia duduk di barisan ke 4 di pojok belakang dekat jendela sehingga tadi Dahyun bisa memotret raut serius dari Soobin. Dan diantara Lia dan Soobin dipisahkan oleh satu meja.

Soobin terus memijat pelipis nya, sebenarnya, sejak di tempat bubur, ia sudah agak merasa pusing, tapi ia tahankan karena belum terlalu sakit. Tapi kenapa saat ia masuk ruangan lomba, sakitnya malah semakin menjadi-jadi.

Soal mulai dibagikan, setelah mendapat aba-aba untuk mulai, mereka pun mulai berkutat dengan soal yang berjumlah 100 nomor itu.

Soobin tidak bisa fokus mengerjakan karena pandangannya kini mulai beriak-riak, rasa mual pun melesak di kerongkongannya.

'Ya Allah kenapa harus sekarang sih kambuhnya.' mata Soobin udah berkaca-kaca antara takut mengecewakan dan menahan sakit.

Sudah 1 jam mereka mengerjakan soal-soalnya, waktunya tinggal 1 jam lagi tapi Soobin sudah tidak kuat. Akhirnya ia memutuskan untuk menjawab asal 50 soal lagi yang belum ia kerjakan.

'Ya Allah Soobin pasrah, apapun hasilnya Soobin udah ikhlas banget,' Soobin pun memutuskan untuk menaruh kepalanya di atas meja. Ia berusaha untuk memejamkan matanya tapi yang ada kepalanya semakin sakit.

Lia yang kebetulan sudah selesai mengerjakan dan baru saja ingin mengoreksi, tapi ketika ia menolehkan kepala ke arah meja Soobin, ia malah berdecak kesal kenapa anak itu bukannya mengerjakan malah tertidur. Namun tiba-tiba, Soobin mengangkat kembali kepalanya, ia menutupi mulutnya seperti ingin muntah. Lia yang melihat hal itu sontak panik. Kemudian ia berinisiatif untuk izin ke kamar mandi, ia ingin mencarikan plastik untuk Soobin muntah.

"Tidak boleh izin ke kamar mandi, tunggu sampai waktunya habis," balas kakak panitia yang mengawas dengan tegas. Lia kembali terduduk di kursinya. Ia semakin tidak tega kepada Soobin dan akhirnya.

BITTERSWEET✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang