4. Aku Bersama Sang Duchess

18.5K 1.6K 21
                                    

Elxyera menghela nafas panjang setelah keluar dari dalam ruang kerja Ayahnya. Sedangkan Irvette yang sedari tadi menunggu majikannya keluar pun segera melangkah mendekat. Apa yang dibicarakan Tuan Duke dan Sang Puteri? Irvette tidak bisa mendengar dari tempatnya berdiri tadi dan memang tidak berniat untuk menguping pembicaraan keduanya.

"Tuan Puteri?"

"Aku ingin mengunjungi ibu. Apa beliau ada di kamarnya?" tanya Elxyera langsung sembari melangkahkan kakinya di koridor mansionnya itu, menyusurinya perlahan sembari mengingat-ngingat isi mansionnya. Tempat ini cukup berbeda dari yang terakhir Elxyera ingat, namun jalan menuju kamar ibunya tidak akan pernah dilupakan.

Paling ujung di sebelah kanan mansion, dekat dengan taman bunga kesukaan ibunya yang dihiasi dengan air mancur bertingkat tiga yang begitu indah. Pemandangan yang menenangkan. Setidaknya itu yang diingat Elxyera sebelum kekejamannya menghancurkan segala keindahan yang ada di mansionnya ini.

"Anda ingin mengunjungi Duchess? Beliau berada di taman sekarang, Tuan Puteri." Irvette segera memberitahu, mendengar dari salah satu pelayan yang melayani Duchess kalau wanita lembut yang begitu mirip dengan Elxyera itu ingin menghabiskan waktu di taman bunga mansion hari ini. Namun Irvette mengingat percakapan lain antara pelayan ketika menyiapkan jamuan untuk sang Duchess. "Saya juga mendengar bahwa Duchess ingin mengajak Anda jikalau Anda tidak sibuk, Tuan Puteri."

Elxyera menaikkan sebelah alisnya mendengar itu. Tentu dia tidak akan menolak ajakan itu sekarang. Sang Duchess adalah ibunya dan Elxyera selalu mencari waktu untuk menyempatkan diri menghabiskan waktu dengan ibunya. Sayangnya setelah menjadi tunangan Putera Mahkota sekaligus memiliki peran sebagai Puteri mahkota, Elxyera menjadi memiliki begitu banyak kesibukan.

Xevera vel Cresentra, wanita berparas menawan yang begitu baik hati. Matanya berwarna merah muda yang diturunkannya pada Puteri satu-satunya. Rambutnya pirang sebahu, mungkin jikalau sang Duchess memiliki rambut panjang, orang akan mengira bahwa beliau adalah kakak Elxyera karena begitu mirip.

"Kalau begitu tidak ada alasan bagiku untuk menolak ajakan ibu. Lagipula untuk hari ini sepertinya tidak ada pekerjaan dan kewajiban yang harus kulakukan selaku tunangan Putera mahkota."

Irvette mengangguk. Sejak mengantar pulang Elxyera tadi pagi, Arsen tidak mengatakan apa-apa lagi dan langsung kembali ke istana. Putera mahkota mungkin memiliki begitu banyak kesibukan di istana untuk membantu langsung Ayahnya selaku Emperor yang memerintah kekaisaran Fargaven sekarang.

"Ide yang bagus, Tuan Puteri. Saya yakin Nyonya Duchess pasti akan senang dengan kehadiran Anda menemani beliau," sahut Irvette dengan gembira. Nampak setuju dengan pemikiran Elxyera. 

Tidak butuh waktu lama hingga langkah Elxyera pun terhenti di depan pintu ganda dari kaca yang dihiasi suluran kayu yang diukir, mengarah ke arah salah satu taman favorit Duchess di mansion ini.

Teras indah langsung terpampang jelas disana, lalu tangga turun yang menuju ke arah taman yang telah disusun berpetak-petak dengan bagian tengah yang dihiasi langsung dengan air mancur batu putih bertingkat tiga.

Elxyera masih melanjutkan langkahnya hingga dia tiba di jalan masuk dari sebuah salah satu bukaan taman yang dikelilingi semak-semak kotak rendah. Bukaan itu diisi dengan berbagai bunga yang cantik, pohon rindang di beberapa sisi. Lalu di sisi ujung kanan atasnya, terdapat sebuah paviliun kecil dari batu marmer putih.

Di tengah paviliun berbentuk bulat itu, terdapat meja batu dengan lima kursi batu yang mengelilinginya. Salah satunya telah terisi oleh seorang wanita berambut pendek berwarna pirang, sedang berbicara dengan satu-satunya pelayan berkacamata yang mendampingi wanita itu, berdiri tidak jauh dari sang wanita dewasa bersama di bawah naungan atap paviliun itu.

The Repetita Princess : Princess Want to be Abandoned by The princeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang