14. Aku yang Mencoba Mengingat Masa Lalu

8.2K 674 5
                                    

"Elxy, Elxyera?"

Panggilan itu menyentakkan Elxyera. Sang gadis segera menoleh, dan memandang Arsen yang terduduk di sampingnya. Saat ini dia sedang menikmati pemandangan taman bunga di kediaman Cresentra, menemani Putera Mahkota yang ingin melihat keindahan taman itu.

Namun sang gadis justru jatuh dalam pikirannya sendiri. Memikirkan perkataan Arsen tadinya.

"Ya?"

"Kau baik-baik saja? Sedari tadi kau hanya diam saja?" tanya Arsen lembut, mengangkat sebelah tangannya dan mengusap sebelah pipi Elxyera dengan lembut. Kali ini, tunangannya tidak tersentak seperti sebelum-sebelumnya. Rasanya jadi tergoda untuk mencium Elxyera lagi, namun itu hanya akan membuat malu tunangannya. Apalagi di tempat terbuka seperti ini.

"Atau ciumanku tadi membuatmu terbuai?" godanya kemudian, menyeringai pada Elxyera yang membuat sang wanita segera mendorong wajah Arsen menjauh. Justru mengundang tawa renyah yang keluar dari mulut Arsen.

"Anda semakin sering menggoda, Yang Mulia," balas Elxyera kembali berbicara dengan bahasa formal, memperlihatkan ekspresi datar yang justru mengundang senyuman geli di wajah Arsen. Pria itu pun tidak mengatakan apa-apa dan kembali memposisikan duduknya menghadap ke depan, namun segera menyandarkan kepalanya di bahu Elxyera.

Gadis itu menoleh sejenak, melihat sikap Putera Mahkota yang begitu manja ini. Elxyera tidak pernah melihat sisi Arsen yang seperti ini sebelumnya, namun bukan berarti Arsen tidak pernah menunjukkannya pada Avyce. Sebagaimana dia tahu bahwa semua perhatian itu akan menghilang dari Elxyera bersamaan dengan kehadiran Avyce nantinya, Elxyera belajar untuk memanfaatkan Arsen untuk kepentingannya juga.

Jikalau dia bisa memanfaatkan Arsen, maka jikalau sang pria membuangnya nanti, tidak akan ada rasa penyesalan antara dirinya dan Arsen, kan. Jadi rasanya tidak masalah jikalau dia melakukan ini. Lagipula Arsen tidak mencintainya.

"Itu karena kau menyuruhku menunggu terlalu lama. Namun bermanja padamu bukanlah masalah besar, kan?" Arsen mencari-cari alasan. Bahkan berpikir kalaupun dia memperlihatkan wajah murungnya pada Elxyera, wanita muda itu pastinya tetap akan teguh pada keputusannya. Arsen hanya perlu belajar bersabar.

'Satu tahun lagi, Arsen. Kau hanya perlu menunggu satu tahun lagi,' batin Arsen menyemangati dirinya sendiri, berharap itu bisa menenangkan dirinya dari rasa keinginannya untuk menikahi Elxyera secepatnya. Dia tidak ingin tunangannya berpikir kalau dia pria yang hanya rindu kasih sayang seorang wanita. Dia tidak selemah itu.

Namun Arsen ingin Elxyera tahu bahwa Arsen begitu menyayangi Elxyera, dan jatuh cinta pada wanita itu. Namun apa sang wanita tidak menyadari itu semua? Walaupun pipi Elxyera merona merah dengan segala tindakannya, apa Elxyera tidak menyadari bahwa Arsen berusaha menarik perhatiannya? Mungkinkah itu karena tunangannya masih remaja?

Sungguh tidak peka sekali.

"Hah~, kau ini tidak bisa belajar bersabar? Memangnya aku mau kabur kemana lagi selain kembali ke sini, Arsen."

Helaan nafas panjang lolos dari mulut Elxyera, berpura-pura kesal dengan ucapan Arsen yang seolah meragukannya. Namun di balik ucapan itu semua, Elxyera berbohong. Di saat seperti ini, dia merasa beruntung pernah menjadi sosok yang jahat dan suka berbohong setelah diputuskan oleh Putera Mahkota di kehidupan sebelumnya. Belum terlambat untuk kembali memanfaatkan bakat buruknya itu. 

Batasnya adalah satu tahun, dan Elxyera tidak ingin membuang-buang waktunya.

Tangan Elxyera pun terangkat pelan, dan dengan lembut mengusap rambut Arsen yang sedari tadi menarik perhatiannya. Rambut sang pria begitu lembut. Tapi di satu sisi, aroma tunangannya ini mengingatkannya akan bau buku di perpustakaan sekaligus bau kayu yang terkena embun pagi. 

The Repetita Princess : Princess Want to be Abandoned by The princeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang