--🔸--
"Jadi bagaimana?"
Pertanyaan itu kembali menyadarkan Elxyera dan segera saja wanita itu kembali mengambil langkah mundur menjaga jarak dari Ivarios. Rambutnya yang disentuh sang pria tadinya pun terlepas, namun Ivarios bahkan tidak bergerak dari posisinya.
Dia bisa melihat sang wanita menatapnya dengan pandangan yang bercampur penuh keraguan dan keterkejutan. Walau Ivarios tidak mengatakan lebih jauh, dia merasa kalau Elxyera sendiri mengerti satu hal itu. Sebuah kesempatan yang diberikan dewa untuk membantunya.
Sedangkan di satu sisi, pikiran Elxyera kacau. Tentu saja dia tidak bisa langsung percaya kalau pria di hadapannya ini ingin membantunya secara sukarela, mengingat bahwa dirinya kembali ke sini karena dewa yang tidak lain adalah pria di hadapannya ini.
"Bagaimana aku bisa langsung percaya padamu seperti itu?" tanya Elxyera dengan waspada. Wanita itu masih menjaga jarak dan bahkan waspada. Dia memang tidak punya kekuatan yang hebat dan sosok di hadapannya ini adalah Dewa. Tapi kalau sampai sesuatu yang buruk terjadi, dia setidaknya harus mencoba melawan kan.
"Setelah kau memberikan karma padaku karena telah menghina 'anak' istimewamu sang Gadis Suci, bagaimana bisa aku percaya padamu?"
Ivarios memiringkan kepalanya ke samping mendengar penuturan Elxyera. Sang wanita ada tepatnya juga. "Kau benar. Itu karma yang diberikan padamu atas hukuman dewa. Firman Dewa berkata bahwa tidak ada seorang pun yang bisa melukai Gadis Suci, kan. Aku rasa kau mengerti hal itu, Elxy."
Mata Elxyera membelalak ketika mendengar salah satu kalimat yang memang pernah didengarnya dalam pemberitaan Firman Dewa baru tentang Sang gadis suci.
"Tak ada satupun cahaya yang bisa melukai Gadis Suci kesayangan Dewa, karena dunia telah berkata, bahkan cahaya penuntun daratan Blanche telah abadi melindunginya. Aku rasa aku menuliskan itu dalam firmanku?"
Dengan polosnya Ivarios berucap, mengulang kata-kata yang melekat dalam benak Elxyera. Yakin kalau itu memang adalah bagian dari firman-nya. Bahkan Ivarios sendiri mengaku kalau dia menulisnya. Seketika keraguan kembali timbul dalam hati Elxyera.
"Bagaimana aku bisa percaya---!!"
Angin kuat seketika berhembus di tempat mereka berada. Walaupun itu adalah koridor tertutup akademi yang dipenuhi jendela, Elxyera tidak tahu dari mana angin kuat itu masuk sehingga dia harus menelan kembali ucapan yang belum selesai dilontarkannya.
Mata Elxyera memejam karena terpaan angin yang mungkin saja bisa melukainya itu. Namun saat dia tersadar dan mencoba melihat dari balik tangannya yang melindungi wajahnya sendiri, Ivarios terlihat berdiri santai di depannya.
Mata sang pria seolah bersinar disana, dan aura putih terlihat mengelilingi tubuh Ivarios tanpa celah. Dedaunan berwarna putih tiba-tiba tercipta mengikuti arus angin yang kacau di tempat itu. Sebuah tekanan yang lembut namun juga menegangkan dirasakan Elxyera.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Repetita Princess : Princess Want to be Abandoned by The prince
Fantasía{Original Story} Ketika Elxyera mati terbunuh, dia mengira disitulah akhirnya. Mungkin ini sudah menjadi takdir baginya karena telah menjadi seorang putri yang jahat, kejam dan begitu keji pada tunangan baru pangeran yang dia cintai dan dulunya menj...