--🔸--
Jikalau ini memang adalah mimpi, entah mengapa kali ini Elxyera segera berharap dia kembali dibangunkan. Namun setelah beberapa kali mencoba mencubit tangannya sendiri di bawah meja, rasa sakit itu tetap dirasakannya. Membuat rasa gugupnya menumpuk bersamaan dengan rasa mual di perutnya.
Apa yang dilihatnya saat ini adalah bagian dari kenyataan yang bahkan tidak pernah diingatnya. Apa dewa benar-benar membencinya sekarang? Elxyera bahkan sadar dengan tatapan Ivarios yang tertuju padanya tadi. Senyuman itu, jelas ditujukan langsung padanya ketika sang pria melihat ke arahnya.
Jikalau Ivarios memang adalah Dei Blanche, maka pupus sudah harapan Elxyera. Karena masalah yang dihadapi wanita itu saat ini bukanlah sesuatu yang ringan.
Bagaimana bisa dia bertemu dengan Avyce disini? Di saat dimana seharusnya dia bertemu wanita itu saat dirinya berusia 20 tahun. Namun kenyataan menyakitkan itu berkata padanya. Ketika dia melihat Avyce, wanita yang dicintai Arsen di masa depan berdiri berdampingan dengan seorang pria yang mengaku sebagai Dei Blanche sendiri di dalam mimpi Elxyera sendiri??
Apa Ivarios memang merencanakan ini? Pria ini Dei Blanche yang dihormati umat manusia, kan?
"Nona Heiligheid, kau bisa duduk disana. Lalu Tuan Blanchius..." Halafena kembali melihat seisi kelasnya, mencari-cari tempat kosong lain di bagian depan yang bisa digunakan oleh dua murid baru itu. Dan ketika menemukan tempat kosong tepat di samping Diziel, sang guru pun menunjuk ke sana.
"Kau bisa duduk di samping Tuan Clifton. Ya, disana."
Ucapan itu segera mengejutkan Diziel yang melamun mencoba mengabaikan sang guru yang menjelaskan. Namun di satu sisi lain, Elxyera yang merasa tubuhnya membeku di tempat duduknya. Dia bisa melihat bahwa Avyce duduk di kursi depan bagian barisan tengah. Setidaknya dia tidak perlu dekat-dekat dengan wanita muda itu.
Tapi masalahnya adalah karena pria berambut putih perak yang tersenyum padanya itu diminta untuk duduk semeja dengannya. Ya, secara teknis Ivarios diminta duduk di samping Diziel yang artinya akan berseberangan dengan tempat duduk Elxyera. Namun ketika menyadari tatapan sang pria kembali tertuju sekilas padanya saat Ivarios melewati depan mejanya, Yuna merasakan perasaan tidak enak.
"Salam kenal, namaku Ivarios Blanchius. Aku harap tidak merepotkan jikalau aku duduk disini," ujar Ivarios ketika pria itu duduk di samping Diziel yang sedikit bergeser masuk untuk menyediakan tempat bagi sang pria berambut perak. Namun di satu sisi Diziel hanya tertawa kecil dan menggeleng singkat. Sama sekali tidak merasa direpotkan.
"Oh, tidak apa-apa, tidak perlu seformal itu. Lagipula jikalau kau sudah menjadi bagian dari kelas ini, tidak perlu merasa sungkan!" seru Diziel kembali dengan semangat. Walaupun tadinya merasa tidak mood saat namanya disebutkan sang guru. Sepertinya mencoba berkenalan dengan murid baru bukanlah hal yang buruk baginya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Repetita Princess : Princess Want to be Abandoned by The prince
Fantasi{Original Story} Ketika Elxyera mati terbunuh, dia mengira disitulah akhirnya. Mungkin ini sudah menjadi takdir baginya karena telah menjadi seorang putri yang jahat, kejam dan begitu keji pada tunangan baru pangeran yang dia cintai dan dulunya menj...