--🔸--
Sudah beberapa saat berlalu sejak para kesatria dan bangsawan yang berpartisipasi dalam kompetisi ini pergi ke dalam hutan. Dan saat ini Elxyera sedang terduduk di tendanya, menunggu-nunggu tanda apakah ada kemajuan khusus dari orang lain yang bisa menemukan rusa Ivaros itu.
Ini akan menjadi bagian yang membosankan baginya. Ketika menunggu mereka yang pergi berburu untuk kembali membawa buruan mulia itu. Elxyera bahkan tidak tahu harus bagaimana. Bahkan ketika ayahnya mengatakan bahwa dia akan menghampiri Kaisar untuk membicarakan sesuatu. Pada akhirnya dia ditinggal sendirian di tenda bersama kesatria yang berjaga.
Dari sini dia bisa melihat Ayahnya berdiri disamping Kaisar, tengah membicarakan sesuatu yang entah apa itu. Mungkin daripada menunggu disini, Elxyera bisa mengunjungi tenda khusus untuk kerajaan Frontina? Dia bertanya-tanya apakah Diziel berpartisipasi dalam kompetisi ini juga? Ivory pasti ada disana, kan.
"Selamat pagi, Tuan Putri."
Sapaan sopan yang terdengar seketika menarik perhatian Elxyera. Matanya pun menangkap sosok pria yang sepertinya sama tinggi dengan Arsen, berjalan memasuki tendanya. Segera saja Elxyera berdiri untuk memberikan hormat. Karena sosok pria berambut biru gelap yang tengah berdiri di hadapannya ini adalah Astron dier Vahlaven. Kakak laki-laki dari Astrella.
Elxyera tidak menyangka kalau Astron tidak ikut berpartisipasi. Apakah karena Astrella sudah berpartisipasi? Namun Elxyera tidak ingat ada aturan batasan bagi keluarga bangsawan yang ingin berpartisipasi. Bahkan meskipun ini adalah keluarga kerajaan sekalipun.
"Anda pasti bertanya-tanya mengapa saya tidak ikut berpartisipasi padahal Astrella dan Yang Mulia Putra Mahkota Arsen sudah sedari tadi pergi masuk ke hutan untuk mencari buruan langka itu," tebak Astron seraya tersenyum seketika membuat Elxyera mengerjap mata beberapa kali. Ahh, apakah Astron bisa melihat itu dengan jelas??
"A-ah, saya...bukan bermaksud begitu, Yang Mulia." Elxyera segera menyanggah cepat. "Silakan duduk, Yang Mulia. Saya akan segera meminta para pelayan untuk menyiapkan teh."
Entah mengapa rasanya Elxyera jadi salah tingkah mendengar ucapan Astron. Dia memang menyadari bahwa pangeran Astron dier Vahlaven bukanlah sosok yang terlalu menonjol. Jangan salah sangka, beliau adalah sosok yang pintar. Bahkan disamakan dengan Arsen dalam urusan kekuatan.
Tapi kalau Elxyera ingat kembali dari kehidupan sebelumnya, Astron merupakan sosok yang tertutup. Pria itu tidak punya masalah khusus pada Elxyera, namun sang wanita ingat jikalau ada rasa penolakan dari Astron juga ketika Elxyera menjadi tunangan Arsen.
Apa mungkin semua keluarga kerajaan seperti itu? Tidak ingin menerima dirinya yang lemah?
"Terima kasih, Yang Mulia. Saya harap saya tidak mengganggu waktu istirahat Anda. Menunggu di saat-saat seperti ini memang adalah saat yang paling membosankan," kekeh Astron pelan lalu duduk di kursi yang berseberangan dengan tempat Elxyera berada.
Wanita berambut pirang itu pun segera memanggil pelayan yang bertugas di tendanya dan meminta untuk menyiapkan teh bagi sang pangeran. " Tentu saja tidak, Yang Mulia. Dan walaupun Anda benar karena ini sedikit membosankan, kompetisi berburu adalah salah satu event yang saya nantikan."
Elxyera tersenyum kaku sejenak. Segera membalas ucapan Astron untuk melanjutkan pembicaraan seraya tertawa kecil menanggapi candaan Astron tentang kompetisi ini. Dia mengakui saat seperti inilah waktu paling membosankan yang harus dilaluinya. Walau ya, dia sebenarnya menantikan juga bagaimana kompetisi berburu ini akan berakhir.
Walaupun sebenarnya Elxyera tidak menyangka dengan satu hal ini. Bertemu dan berbicara dengan pangeran Astron dier Vahlaven seperti ini adalah salah satu hal yang jarang. Elxyera kembali menggali-gali memorinya mengingat kapan dia bertemu dengan Astron pertama kalinya juga. Kalau tidak salah sama halnya saat dia menghadiri ulang tahun Putra Mahkota Arsen.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Repetita Princess : Princess Want to be Abandoned by The prince
Fantasia{Original Story} Ketika Elxyera mati terbunuh, dia mengira disitulah akhirnya. Mungkin ini sudah menjadi takdir baginya karena telah menjadi seorang putri yang jahat, kejam dan begitu keji pada tunangan baru pangeran yang dia cintai dan dulunya menj...