53. Keganjilan kedua

3.2K 382 35
                                    

--🔹--

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

--🔹--

Hantaran listrik itu menjalar di udara bebas, namun keterkejutan Arsen tadi membuat sang pria membeku beberapa saat. Hingga akhirnya tersadar ketika mata pedang milik Ivarios yang bercahaya dan dialiri petir itu, hampir saja mengenai perutnya. Pakaian bagian perut Arsen sedikit robet karena mata pedang Ivarios yang meleset. Kalau saja Arsen tidak miring ke kiri tadi, perutnya pasti sudah tertembus.

Sang pria pun mengernyit ketika merasakan panas di perutnya. Menghindari mata pedang milik Ivarios yang tajam itu bukan berarti Arsen bisa tepat waktu menghindari serangan petir susulan. Karena tidak berhati-hati, dia justru terkena serangan hantaran petir kecil yang mengenai perutnya, sehingga memberikan luka bakar kecil yang menjalar di sisi perut sang pria.

Bersamaan dengan itu juga, waktu di sekeliling Arsen dan Ivarios kembali bergerak. Warna yang sesaat monoton putih hitam pun berubah menjadi lebih berwarna kembali. Dan apa yang terdengar di lapangan itu adalah suara nafas tertahan dari para murid disana.

Arsen dengan segera menarik pedangnya, mengayunkannya sekali lagi mencoba menangkis serangan pedang dari Ivarios. Dia tahu tidak seharusnya meremehkan pria di depannya ini, walaupun tujuannya tidak terlalu serius dalam latihan ini adalah karena dia memang tidak menyangka kalau ada murid yang akan serius melawannya seperti ini.

Kilatan petir itu terefleksikan di netra emas Arsen, bersiap kembali menyerangnya, sehingga sang pria segera mengucapkan sesuatu dengan cepat dan aura hitam mengelilingi pedangnya. Ketika Ivarios memilih mengayunkan pedangnya lagi ke arah Arsen, segera sang pria menahannya dengan pedangnya itu.

"Haha, Anda panik, Yang Mulia?"

Pertanyaan itu seketika dilontarkan Ivarios yang merasa lucu melihat keterkejutan di wajah Arsen. Dia memang awalnya tidak berniat untuk melawan Arsen karena resiko besar bisa saja menghampirinya. Tapi tidak ada salahnya juga mencoba mengetes manusia yang dipilihnya ini, kan. Dia tahu kalau Arsen saat ini bahkan tidak menunjukkan kekuatan aslinya.

Bahkan ketika melihat pedang Arsen, Ivarios tahu sesuatu dan mengenali benda pusaka yang berharga itu. Benar, itu memang adalah salah satu peninggalan dewa yang memang diturunkan ke bumi. Tapi Ivarios tidak menyangka bisa melihatnya lagi disini. Seringaian kecil pun muncul menghiasi wajah Arsen.

Di hadapannya, Arsen terlihat diam mendengar pertanyaan itu. Entah apakah Ivarios merendahkannya dengan ucapan itu atau tidak, sang pria tidak bisa bermain-main lagi. Tubrukan kedua pedang mereka menciptakan aliran listrik yang kuat dari pedang Ivarios, namun aura gelap yang mengelilingi pedang Arsen justru menjalar pada tangan sang pria sendiri yang memegang gagang pedang hitamnya itu.

"Saya hanya tidak menyangka kalau Anda benar-benar akan menunjukkan kekuatan asli Anda, Tuan Blanchius. Sebenarnya...siapa Anda?"

Pertanyaan balik dilontarkan Arsen ketika dia memberikan jawaban pertama atas pertanyaannya.  Walaupun Arsen yakin Ivarios mungkin akan memberikan jawaban biasa mengingat status sang pria yang kemungkinan besar memang hanya golongan rakyat biasa. Tapi sekali lagi Arsen melompat mundur ketika suara asing terdengar dari atas, melihat hantaran petir lain segera menerjang ke arahnya. 

The Repetita Princess : Princess Want to be Abandoned by The princeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang