55. Jalan yang Mulai Berubah

3.8K 502 84
                                    

--🔹--

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

--🔹--

Elxyera melangkahkan kakinya dalam keheningan menuju kamarnya di asrama. Hari ini cukup melelahkan baginya, karena harus melewati tes dimana dia harus melawan murid lain. Lawannya memang tangguh, salah seorang bangsawan dari kerajaan sebelah. Namun Elxyera merasa dia sudah melakukan yang terbaik walau pada akhirnya harus kalah.

Di satu sisi, dia sudah berjanji akan bertemu Ivarios di kamar Asramanya lagi. Mengingat ada satu masalah yang perlu dia selesaikan di kamarnya itu, tentang Rubah salju yang tiba-tiba muncul dari buku langka yang dimiliki keluarganya.

"Hah, aku harap makhluk itu masih tidak terbangun," ujarnya dengan sedikit khawatir. Bisa repot kan kalau makhluk itu justru terbangun dan pada akhirnya melarikan diri. Apalagi mengingat jendela kamarnya yang hancur sehingga menciptakan celah yang cukup besar bagi rubah salju itu untuk keluar dari kamarnya meskipun berada di lantai tertentu.

Setidaknya tunggulah sampai Ivarios datang dan bisa mengecek makhluk yang terlihat normal itu, namun di satu sisi merupakan sebuah makhluk yang keluar dari benda langka yang dimiliki Elxyera.

Tapi, pikiran wanita itu kembali teringat dengan beberapa hal yang terjadi hari ini. Memang, apa yang terjadi sepertinya memiliki maknanya tersendiri. Namun bagi Elxyera sendiri, dirinya tidak menyangka akan melihat pertarungan Arsen dan Ivarios yang seperti itu. Keduanya memiliki keunggulan masing-masing, dan tadinya Elxyera merasa bahwa mungkin Arsen tidak bisa menandingi kekuatan dari Ivarios sang dewa.

Hanya saja....

'Netra hitam itu tadi. Aku rasa aku tidak salah lihat,' gumamnya mengingat kembali warna hitam pekat yang muncul menghias iris mata Arsen. Bahkan saat pertarungan itu selesai yang diakhiri dengan hancurnya arena bertarung itu, Elxyera masih melihatnya. Hitam, kelam, bagaikan dipenuhi dengan kegelapan.

Wanita itu tidak berani mendekat tadi, karena seketika penampilan Arsen yang meskipun berbeda itu, jelas mengingatkannya pada sosok Arsen yang berada pada kehidupannya sebelum hidup kembali disini. Arsen yang dingin dan tidak mempedulikannya. Membuatnya sesaat terpana dan tidak bisa mencerna dengan baik.

Ada apa dengan Arsen di dunia ini?

Itu adalah pertanyaan pertama yang terlintas dalam benak Elxyera tadinya. Wanita itu tidak habis pikir kalau sosok Arsen yang diingatnya dalam kehidupannya memang tidak sama dengan sosok Arsen yang dikenalinya disini. Hanya saja tadi itu, ketegangan yang ada dan aura kelam itu jelas mengingatkan Elxyera pada sosok Arsen yang berbeda.

Tapi, Elxyera merasa dia tidak perlu mengkhawatirkan itu sekarang. Mengingat bagaimana pilihan pria itu sekarang, Elxyera jelas harus merelakan Arsen bersama Avyce. Lagipula itu pun adalah sebuah takdir yang tidak bisa diubah olehnya. Dan semua itu berada dalam naungan Firman Suci Dei Blanche.

"Kau lama, Elxy."

Netra Elxyera mengerjap beberapa kali ketika dia membuka pintu kamar asramanya. Dan apa yang menyambutnya pertama kali adalah suara dari Ivarios yang ternyata tengah duduk di kursi kayu meja belajarnya yang langsung menghadap ke pintu, bersedekap dada dan memangku sebelah kakinya.

The Repetita Princess : Princess Want to be Abandoned by The princeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang