--🔹--
Elxyera berpikir kalau Arsen kemarin sudah kembali ke ibu kota setelah mengunjungi Avyce. Namun ternyata pemikiran itu salah, karena sang pria ada disini sekarang. Mata Elxyera membelalak melihat senyuman yang tersemat di wajah tampan Arsen. Membuat murid-murid lain terpukau dengan hal itu.
Tapi di satu sisi yang berbeda, Elxyera merasa Ivarios mungkin sedang mencobainya sekarang. Kepalanya sedikit miring ke arah Ivarios, berpikir akan melihat senyuman disana. Tapi ekspresi terkejut sang pria justru membuat Elxyera bingung.
Manusia itu menarik, kata Ivarios saat itu. Mereka bisa melakukan apapun yang mereka inginkan sendirian, tanpa bantuan dari Dewa sendiri. Mungkin inilah yang dimaksud Ivarios waktu itu. Membicarakan tentang manusia yang bisa melakukan apapun yang diinginkannya.
Dan melihat ekspresi terkejut Ivarios, mungkin ini bukan bagian dari rencana sang Dewa.
"Sekarang, bersiaplah. Kalian semua harus berkumpul di arena latihan gedung B Akademi dalam waktu 15 menit." Madam Thilemius menepuk tangannya sekali, kembali merendam senyuman tipis itu dalam ekspresi wajahnya yang kaku. Berbeda dengan Arsen yang terlihat santai saja di sisi mantan gurunya itu. Sosok yang dihormati Arsen semasa dia menginjakkan kaki di tempat ini.
Sesaat matanya mengedar begitu Madam Thilemius berbalik dan berjalan keluar dari pintu kelas. Sang pria mencoba melihat-lihat sosok yang familiar baginya. Menyadari kalau Avyce duduk paling depan dan balik memandangnya, tersenyum pada Arsen.
Lalu di sisi lain, dia menemukan sosok Elxyera yang terlihat kaku. Pria itu seketika mengingat kejadian kemarin. Dimana Elxyera seolah menghindarinya. Dan sekarang, dari tatapan wanita itu yang segera beralih ke sisi lain, Arsen menyadarinya.
Wanita itu tidak sendirian disana. Ada Ivory dan Diziel yang duduk di sampingnya. Setidaknya dia cukup lega karena Elxyera berada bersama sosok yang dikenalinya, walau di satu sisi dia sedikit tidak suka karena Diziel ada disana. Meskipun begitu, satu sosok lain lebih menarik perhatian Arsen sekarang.
Pria berambut putih perak yang duduk di samping Diziel tidak pernah Arsen ingat lihat diantara murid-murid di angkatan Elxyera. Meskipun dia memang sudah mendengar dari Adora bahwa murid baru disini bukan hanya Avyce saja, melainkan ada murid baru lain yang berasal dari desa kecil di pinggiran Fargaven.
"Ivarios Blanchius," lirihnya mengingat nama murid baru itu. Melihat bagaimana keakraban Ivarios dan Diziel, Arsen jadi bertanya-tanya apakah murid baru itu juga akrab dengan Elxyera.
"Pangeran."
Panggilan Mervis membuat Arsen mengangguk. Dia tahu kalau harus segera mengikuti Madam Thilemius untuk keluar dari ruangan ini, sehingga dia pun membalikkan badannya berjalan ke arah pintu.
Setelah Arsen keluar dari kelas, ruangan itu kembali ribut dengan suara bisikan murid-murid. Mereka pun mulai bersiap-siap untuk pergi ke lapangan yang dimaksudkan. Tentu saja karena tidak ingin terlambat dalam kelas Thilemius karena itu bisa berakibat fatal.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Repetita Princess : Princess Want to be Abandoned by The prince
Fantasy{Original Story} Ketika Elxyera mati terbunuh, dia mengira disitulah akhirnya. Mungkin ini sudah menjadi takdir baginya karena telah menjadi seorang putri yang jahat, kejam dan begitu keji pada tunangan baru pangeran yang dia cintai dan dulunya menj...