--🔹--
Elxyera tidak tahu bagaimana dia bisa menenangkan pikirannya yang kacau ketika dia tiba di asrama. Kemarin entah mengapa seolah menjadi hari yang sial lagi baginya. Walau Dei Blanche sendiri sudah berpihak padanya, waktu dan tempat seolah tidak mendukung pilihan sang wanita.
Pagi ini Elxyera bangun dengan mata sayu yang masih mengantuk. Dia begadang semalaman karena tidak bisa tidur. Semuanya karena dia kembali memikirkan kata-kata Arsen dan sikap sang pria yang terlihat begitu canggung bertemu dengannya.
'Ah, rasanya aku tidak ingin pergi ke akademi hari ini,' batinnya seraya menghela nafas kecil. Entah mengapa merasa begitu lelah dengan apa yang telah terjadi. Hingga rasanya tidak ingin melihat langsung Avyce Heiligheid. Padahal dia bahkan tidak pernah berbicara secara langsung pada wanita itu.
Helaan nafas panjang sekali lagi lagi lolos dari mulutnya, dan Elxyera turun dari tempat tidurnya. Matahari masih belum memasuki sela-sela jendela kamarnya, membuat sang wanita menyadari kalau dia mungkin terbangun di waktu subuh hari.
Langkahnya mendekat ke arah meja belajarnya, dimana buku langka yang diambilnya dari perpustakaan Ayahnya tergeletak. Wanita itu duduk di kursi, entah mengapa merasa walau dia sudah membacanya berkali-kali, sama sekali tidak ada petunjuk yang ditemukannya pada dewa Dei Blanche sendiri dan mimpinya sebelumnya.
"Tapi kurasa aku sudah tidak memerlukan hal tersebut. Karena sudah bertemu dengan Ivarios secara langsung seperti ini," gumamnya memejamkan mata, bersandar pada sandaran kursinya. Tangannya kembali mengusap lembut sampul buku itu, menatapnya dengan sayu.
Sekarang semuanya sudah jelas, kalau kenyataan tidak bisa diubah. Avyce Heiligheid akan menjadi pasangan hidup Arsen dier Fargaven. Dan mau apapun yang terjadi di masa depan, Elxyera hanya perlu fokus untuk mensupport hidupnya sendiri agar bisa bertahan hidup melewati karma yang entah akan mengikatnya lagi atau tidak.
Kepala Elxyera pun menggeleng kecil, merasa bahwa tidak bisa terus memikirkan itu. Apa yang berlalu biarlah terjadi. Disini yang perlu dilakukan Elxyera hanya bertahan dan melindungi keluarganya dari tragedi yang semestinya dia sendiri yang memicunya.
"Aku harus bersiap-si--!!"
Elxyera yang baru saja ingin berdiri dari duduknya seketika menoleh ketika merasakan sesuatu yang hangat mengelilingi tangan kanannya yang menyentuh sampul buku tersebut. Namun bukan itu saja ketika dia melihat lambang Ivarios muncul kembali di punggung tangannya dan seketika halaman buku itu membuka sendiri dengan cepat.
"!!"
Halamannya berganti dengan cepat seolah ditiup oleh angin, dan tidak lama kemudian tiba di halaman paling belakang dimana ada beberapa lembaran kosong kuning yang menghiasi.
"Apa...ini?"
Elxyera dikejutkan dengan kenyataan bahwa lambang Ivarios Blanchius muncul di tangannya. Simbol pohon dan lingkaran itu berpendar perak di punggung tangannya, seolah tertarik dengan buku di atas meja tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Repetita Princess : Princess Want to be Abandoned by The prince
Fantasy{Original Story} Ketika Elxyera mati terbunuh, dia mengira disitulah akhirnya. Mungkin ini sudah menjadi takdir baginya karena telah menjadi seorang putri yang jahat, kejam dan begitu keji pada tunangan baru pangeran yang dia cintai dan dulunya menj...