Akhirnya bisa update lagi....... 🤗
Kalau ada typo, tolong dikoreksi:)
|HAPPY READING|
Dira berjalan menuruni tangga sambil bersenandung kecil, kakinya melangkah menuju ruang makan untuk sarapan terlebih dahulu sebelum dirinya pergi ke Kampus.
"Pagi, Papa ganteng," sapa Dira pada Papanya yang sedang asik menikmati secangkir kopi dan sepiring pisang goreng yang aromanya terasa sangat lezat.
"Hmm," sahut Satya hanya dengan deheman karena saat ini mulutnya sedang sibuk memakan pisang goreng.
Dira duduk di seberang sang Papa sambil mengeluarkan ponselnya untuk menghubungi sang kekasih agar mau menjemputnya.
"Oh iya. Hari ini kamu pergi ke kampus bareng sama Devan," ucap Satya tiba-tiba dan langsung membuat Dira reflek menjatuhkan ponselnya di atas meja.
"Nggak mau, Papa. Aku udah janji sama Satria buat berangkat bareng," tolak Dira sambil menatap sang Papa kesal.
Satya membalas tatapan anaknya itu, dengan tatapan tajam.
"Kamu masih berhubungan sama anak itu?" tanya Satya dingin.
"Iya, emangnya kenapa? Papa mau nyuruh aku putusin dia? Nggak akan pernah, Pa, karena sampai kapanpun aku cuma mau nikah sama dia, bukan sama si Devan itu," ujar Dira yang langsung pergi meninggalkan Papanya yang sudah mulai emosi.
"Nadira, mau kemana kamu? Papa belum selesai bicara ya!" teriak Satya yang hanya diabaikan oleh Dira.
Saat membuka pintu utama, Dira dikejutkan dengan seseorang yang berdiri di depannya sana dengan wajah datarnya.
"Bapak ngapain disini?" tanya Dira ketus pada orang yang tak lain dan tak bukan adalah Devan.
"Menurut kamu?" bukannya menjawab, Devan justru bertanya balik.
"Ya mana saya tau Bapak mau ngapain," jawab Dira masih dengan nada yang sama, kemudian dirinya mendorong Devan agar menyingkir dari hadapannya.
Devan yang merasa dirinya diperlakukan tidak sopan, langsung emosi.
"Nggak sopan banget kamu sama orang, saya kesini datang baik-baik dan kamu malah berlaku seperti ini sama saya. Nggak diajarin sopan-santun kamu?!" bentak Devan yang membuat Dira terkejut, karena ini kali pertama dirinya dibentak, bahkan orang tuanya saja tidak pernah membentak dirinya.
"DIAM! Kalau Bapak kesini cuma mau bentak saya, mending Bapak pergi dari sini!" ucap Dira setengah berteriak pada Devan.
"Saya akan pergi tanpa kamu suruh," balas Devan tanpa rasa bersalah sama sekali. Dirinya langsung masuk ke dalam mobil dan menjalankan mobilnya meninggalkan pekarangan rumah Dira.
Dira yang melihat itu hanya bisa mencak-mencak tidak jelas. Hatinya bertanya, ini serius dia akan dijodohkan dengan makhluk menyebalkan seperti itu? Wahh, bisa mati muda dirinya.
🦋🦋🦋
Sesampainya di kelas, Dira langsung membanting tasnya di atas meja, dirinya masih dongkol atau perbuatan Devan yang seenak jidat membentak dirinya.
"Heh, kenapa lo? Dateng-dateng muka kusut amat kayak baju gue yang baru keluar dari mesin cuci," tanya Tania heran.
"Gue lagi kesel, Tan. Itu orang kalau sampe muncul di depan gue, bakal gue jadian adonan bakso, sumpah nggak bohong!" jawab Dira sambil menggebrak meja dengan keras.
KAMU SEDANG MEMBACA
Serendipitous Soulmates [END]
ChickLit⚠️𝐃𝐈𝐓𝐔𝐋𝐈𝐒 𝐔𝐍𝐓𝐔𝐊 𝐃𝐈𝐁𝐀𝐂𝐀, 𝐁𝐔𝐊𝐀𝐍 𝐃𝐈𝐏𝐋𝐀𝐆𝐈𝐀𝐓⚠️ 18+ [TERDAPAT ADEGAN KEKERASAN, HARAP BIJAK DALAM MEMBACA] *** "Halah, muka ganteng tapi masih jomblo, kalah sama saya yang muka pas-pasan tapi udah punya pacar." "Untuk apa...