Kalau ada typo, tolong dikoreksi
|TO BE CONTINUED|
Huek
Huek
Devan yang sebelumnya nyenyak dalam tidurnya, mulai terusik saat mendengar suara orang muntah dari dalam kamar mandi. Dengan menahan kantuk, Devan bangkit, lalu menoleh ke sisi ranjang yang di tempati Dira. Sisi itu kosong, membuat Devan panik dan langsung berlari ke arah kamar mandi.
Sesampainya disana, ia mendapatkan Dira yang sedang berjongkok di depan wastafel dengan tubuh yang terlihat lemas.
"Fira." Devan berjalan mendekat ke arah Dira.
Saat Devan ingin membantu Dira berdiri, Dira justru mendorongnya menjauh.
"Jangan deket-deket. Kamu bau telur busuk," ucap Dira sembari bangkit dari posisinya tak lupa juga menutup hidungnya dengan kedua tangan.
Mendengar ucapan Dira, Devan langsung mengendus-endus tubuhnya yang Dira bilang bau telur busuk. Bukan bau telur busuk yang ia dapat, justru aroma wangi yang sangat menyegarkan siapapun yang menciumnya.
"Wangi seperti ini, kamu bilang bau telur busuk" kata Devan yang kembali mendekati Dira.
"Dibilang jangan deket-deket! Huek." Dira kembali muntah saat aroma tubuh Devan masuk ke dalam indra penciumannya.
"Kamu sakit?"
Huek
Huek
Dira membasuh mulutnya dengan air, kemudian dirinya berjalan keluar kamar mandi sambil menutup hidungnya, meninggalkan Devan yang terdiam disana.
Dira berjalan menuju meja rias, kemudian dirinya mengambil sebuah masker lalu menggunakannya agar tidak mencium aroma tubuh Devan.
"Kamu pakai parfum apasih? Kenapa baunya busuk banget?" tanya Dira pada Devan yang sekarang sedang berdiri di ambang pintu kamar mandi.
"Hidung kamu nggak bener."
"Nggak mau tau. Kamu mandi sekarang! Kalau nggak, jangan deket-deket aku," pinta Dira sambil melemparkan sebuah handuk pada Devan.
Devan melirik jam di dinding. MasyaAllah! Masih jam tiga dini hari, dan Dira memintanya mandi.
"Masih jam tiga pagi, dan kamu nyuruh aku mandi?"
"Iya. Kalau kamu nggak mau, yaudah. Aku tidur di kamar Abang aja." ancam Dira.
Mendengar ucapan Dira barusan, Devan langsung masuk ke dalam kamar mandi untuk menuruti perintah istrinya itu. Lebih baik mandi daripada harus mengorbankan istrinya itu untuk tidur bersama Satria.
🦋🦋🦋
"Heh, ngapain kamu pakai masker?" tanya Naya saat melihat Dira turun dari tangga dengan pakaian rapi. Bukan itu yang membuatnya heran, tapi masker yang digunakan anaknya itu.
"Buat menghalau bau telur busuk," jawab Dira sambil membuka maskernya.
"Telur busuk apaan? Tunggu, muka kamu kenapa pucet gitu?" tanya Naya lagi saat menyadari wajah pucat Dira.
"Gimana nggak pucet, dari pagi Rara muntah-muntah terus. Mana sekarang lemes banget," keluh Rara yang langsung memeluk tubuh Naya.
"Yaudah, istirahat di rumah aja, nggak usah ke kampus." Naya membawa anaknya itu untuk duduk di sofa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Serendipitous Soulmates [END]
Literatura Feminina⚠️𝐃𝐈𝐓𝐔𝐋𝐈𝐒 𝐔𝐍𝐓𝐔𝐊 𝐃𝐈𝐁𝐀𝐂𝐀, 𝐁𝐔𝐊𝐀𝐍 𝐃𝐈𝐏𝐋𝐀𝐆𝐈𝐀𝐓⚠️ 18+ [TERDAPAT ADEGAN KEKERASAN, HARAP BIJAK DALAM MEMBACA] *** "Halah, muka ganteng tapi masih jomblo, kalah sama saya yang muka pas-pasan tapi udah punya pacar." "Untuk apa...