Bagian - 20

13.1K 1K 338
                                    

Kalau ada typo, tolong dikoreksi

|HAPPY READING|























"Sebenarnya Mama kesini mau kasih kamu pelajaran. Tapi, karena kamu udah proses buatin Mama cucu, Mama nggak jadi kasih kamu pelajaran," ucap Laras pada Devan yang sedang duduk di hadapannya.

"Kalau Mama mau cucu. Mama balikin Fira." sahut Devan yang langsung mendapat cubitan di pinggangnya dari Dira.

Percayalah! Karena kepergok oleh Bella tadi, Dira masih merasa sangat malu. Ingin sekali ia menghilang dari semua orang.

"Enak aja. Keinginan Mama nggak akan bisa membatalkan hukuman yang kamu dapat. Justru Mama mau bilang kalau hukuman kamu nambah satu minggu," ujar Laras nyolot.

Devan menatap Mamanya tak percaya, "Ma, Fira sendiri yang datang kesini,"

"Kamu nyalahin aku?" tanya Dira yang tak terima jika disalahkan.

"Aku nggak nyalahin kamu."

"Halah.... Udah, Ma, tambahin aja hukumannya jadi satu bulan," ucap Dira yang langsung diacungi jempol oleh Laras.

"Ayo, sayang. Kita pulang, mata Mama tiba-tiba alergi kalau lihat Devan," ajak Laras sambil merangkul menantu kesayangannya keluar dari apartemen Devan.

"Yang sabar, boy," Lendra menepuk pelan pundak Devan, sebelum dirinya ikut pergi menyusul istri dan menantunya.

Devan hanya bisa menatap tak percaya ke arah pintu yang baru saja ditutup oleh Lendra. Sedangkan Tania dan Bella sejak tadi hanya cekikikan, menertawakan nasib tidak beruntung seorang Devan.

🦋🦋🦋

1 bulan hukuman Devan, Tania, dan Bella, akhirnya berlalu. Sekarang ketiga orang itu sudah berdiri di depan rumah Lendra untuk menemui orang-orang tersayang mereka.

"Bunda!" teriak Tania yang langsung berhambur memeluk sang Bunda yang sudah tidak temui selama sebulan ini.

"Papa!" Kali ini Bella yang berteriak dan berhambur memeluk Papanya terlebih dahulu. Karena pada dasarnya Bella lebih dekat dengan Lendra daripada dengan Laras. Kenapa? Ya karena semua permintaan Bella selalu dipenuhi oleh Lendra tanpa banyak drama, berbeda jika meminta dengan Laras, Bella harus rela mengeluarkan air matanya agar permintaannya dipenuhi.

"Sayang." Sekarang giliran Devan yang bersiap ingin memeluk Dira.

"Stop! Siapa yang suruh kamu kesini? Kamu nggak ingat, kalau hukuman kamu nambah sebulan?" ucap Dira sedikit ketus.

Devan tidak mengurungkan niatnya memeluk sang istri. Dirinya menatap penuh melas ke arah Dira, berharap Dira mengasihani dirinya ini. Sedangkan, Dira hanya mengedikkan bahunya acuh.

Bukannya membantu Devan, Laras justru tertawa mengejek menatap Devan. Ini semua adalah rencananya dengan Dira yang ingin memberi sedikit lagi pelajaran pada laki-laki bernama Devan itu.

"Kasihan banget anak ayamku ini," ucap Tania sambil menepuk-nepuk bahu Devan dengan lumayan keras.

"Diam!" Devan menepis kasar tangan Tania.

"Hahaha.... Aduh Kak, maafin Bang Devan ya, kasihan tau liat dia frustasi tiap hari," kata Bella yang sudah tidak kuat melihat ke frustasian Devan

Dira  menghembuskan nafasnya pelan, "Sini," ucapnya sambil merentangkan tangannya pada Devan.

Melihat itu, Devan langsung menyunggingkan senyumnya. Tanpa menunggu lama Devan langsung berhambur ke pelukan orang yang sudah sangat ia rindukan.

Setelah puas memeluk Dira, Devan langsung menggendong istrinya itu dan membawanya masuk ke dalam mobil. Setelah itu Devan menjalankan mobilnya keluar dari pekarangan rumah orang tuanya. Sedangkan orang-orang yang melihat itu hanya bisa tertawa sembari menggelengkan kepalanya.

Serendipitous Soulmates [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang