Kalau ada typo, mohon koreksinya:)
|HAPPY READING|
Dira mulai mengerjapkan matanya perlahan. Setelah terbuka sempurna, dirinya mendapati sang Mama yang duduk di sebelahnya.
"Akhirnya kamu sadar juga," ucap Naya sambil membantu anaknya itu duduk bersandar dikepala ranjang.
"Kamu nggak apa-apa, kan?" tanya Satya yang berdiri di sebelah Mamanya.
"Aku nggak apa-apa," jawab Dira.
Dira terdiam, dirinya mengingat apa yang telah membuatnya pingsan. Setelah ingat, ia langsung saja menatap orang tuanya dengan tatapan bertanya.
"Kenapa?" tanya Naya saat menyadari tatapan bertanya dari anaknya.
"Mama sama Papa tadi cuma bercandakan?" tanya Dira.
"Bercanda apa?" tanya Satya balik.
"Soal aku mau ketemu calon suami. Mama sama Papa cuma mau nge-prank aku, kan?"
"Ohh soal itu. Kita nggak lagi nge-prank kamu, kok," ucap Papa yang membuat Dira membulatkan matanya terkejut.
"Ja-jadi.... "
"Ayo sayang, Kita keluar. Calon suamimu sama keluarganya udah nunggu kamu di bawah," ajak Naya.
"NGGAK!!! AKU NGGAK MAU NIKAH, MA-mphh..!" teriak Dira histeris.
Naya yang mendengar teriakan anaknya langsung saja membekap mulut anaknya itu. Bisa gawat kalau calon besan sampai mendengar suara teriakan anaknya itu.
Dira menepuk-nepuk tangan Mamanya agar menjauh dari mulutnya.
"Mama mau bu-bunuh aku," kata Dira dengan nafas tersenggal-senggal.
"Makanya, kamu jangan teriak-teriak. Ayo turun," sahut Naya yang langsung menarik tangan anaknya untuk ikut bersama dirinya.
Dira yang ditarik Mamanya terus berusaha berontak. Ia tidak terima dengan perbuatan orang tuanya yang dengan seenaknya mau menikahkannya.
Beberapa orang yang sedang duduk di ruang keluarga langsung mengalihkan pandangannya ke arah tangga, dimana Dira sedang ditarik paksa oleh sang Mama.
Dira yang menyadari dirinya sedang ditatap langsung mengalihkan tatapannya ke beberapa orang di bawah. Dira hanya bisa tersenyum kikuk kepada mereka.
Naya langsung mendudukkan Dira disofa yang langsung berhadapan dengan dua orang berbeda jenis.
"Maaf ya, udah ngeliat pemandangan yang kurang enak," ucap Naya setelah duduk di sebelah Dira.
"Santai aja, Nay. Jadi ini, anak kamu yang namanya Rara?" sahut seorang wanita paruh baya dengan senyuman manis menatap Dira.
"Dira tante, bukan Rara. yang boleh manggil aku Rara itu cuma Mama sama Papa," sangkal Dira yang langsung mendapatkan cubitan di pinggangnya.
"Aduh. Mama kenapa sih?" kesal Rara sambil mengusap pinggangnya yang terasa sangat perih.
"Mulut kamu itu, loh, pengen mama jahit," bisik Naya pada Dira.
"Mam-"
"Maaf ya, atas ucapan anak saya," ucap Naya memotong perkataan Dira.
"Nggak papa, Nay," sahut wanita paruh baya tadi.
"Kalau gitu kita langsung ke intinya aja, ya?" ujar Satya kepada calon besannya.
Seorang lelaki dengan setelan casual yang baru datang dari arah dapur langsung mendudukkan dirinya di sebelah seorang remaja perempuan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Serendipitous Soulmates [END]
Chick-Lit⚠️𝐃𝐈𝐓𝐔𝐋𝐈𝐒 𝐔𝐍𝐓𝐔𝐊 𝐃𝐈𝐁𝐀𝐂𝐀, 𝐁𝐔𝐊𝐀𝐍 𝐃𝐈𝐏𝐋𝐀𝐆𝐈𝐀𝐓⚠️ 18+ [TERDAPAT ADEGAN KEKERASAN, HARAP BIJAK DALAM MEMBACA] *** "Halah, muka ganteng tapi masih jomblo, kalah sama saya yang muka pas-pasan tapi udah punya pacar." "Untuk apa...