Bagian - 26

10.1K 912 75
                                    

Kalau ada typo, tolong dikoreksi

|HAPPY READING|
































Dira sedikit berlari untuk menghampiri Devan yang berdiri bersandar pada mobilnya yang terparkir di depan kampusnya.

"Jangan lari," peringat Devan pada Dira yang sudah pada posisi memeluknya.

"Kangen," rengek Dira manja dan semakin mengeratkan pelukannya.

Jangan heran! Entahlah, semenjak hamil, Dira sama sekali tidak bisa jauh-jauh dari Devan. Tidak melihat Devan satu menit saja, rasanya sudah seperti satu bulan. Sifatnya yang dulunya bar-bar juga entah hilang kemana? Dan malah berganti dengan sifat manja yang sayangnya Devan sukai.

"Jadi beli kimchi?" tanya Devan sambil menggiring Dira untuk duduk di kursi samping kemudi.

"Nggak, udah nggak pengen," jawab Dira setelah Devan duduk di kursi kemudi.

"Yakin?"

"Iya."

Setelah itu, Devan mulai menjalankan mobilnya untuk kembali ke kantor. Di dalam mobil hanya ada keheningan, Devan yang sedang fokus mengemudi dan Dira yang asik menscroll instagram menggunakan ponsel Devan.

🐣🐣🐣

Sesampainya di kantor, kedua orang itu langsung berjalan menuju ruangan Devan yang berada di lantai sepuluh perusahaan.

"Mau makan apa?" tanya Devan pada Dira yang berdiri di setelahnya. Saat ini keduanya sedang berada di lift dengan posisi Dira yang melingkarkan tangannya di pinggang Devan, dan Devan yang merangkul pundak Dira.

"Nasi uduk yang pernah kamu beliin lalu," jawab Dira.

Devan hanya mengangguk. Setelah lift terbuka, keduanya melangkah menuju ruangan Devan. Namun, baru beberapa langkah, keduanya berhenti saat Arka yang menghadang keduanya.

"Pak, klien dari Singapura sudah berada di ruang meeting," kata Arka.

Devan melihat jam yang melingkar ditangannya, "Ini masih jam dua."

"Iya, Pak. Mereka datang lebih awal. Saya sudah berusaha menghubungi Bapak sejak tadi, tapi ponsel Bapak mati," sahut Arka.

"Sayang, aku tinggal meeting dulu boleh?" tanya Devan pada Dira.

Dira hanya mengangguk, "Ya, semangat meetingnya." setelah itu ia mencium singkat pipi kanan Devan, lalu berjalan menuju ruangan Devan.

Devan yang mendapat ciuman dari Dira hanya senyum-senyum tidak jelas, lalu kembali masuk ke dalam lift. Sedangkan Arka hanya menatap iri kepada Devan.

"Ya Tuhan, kapan hambamu ini engkau berikan jodoh?" gumam Arka miris.

***

Dira melirik ke meja yang berada di depan ruangan Devan. Meja itu kosong, dan terlihat sangat rapi seperti tidak disentuh.

"Lah? Orangnya kemana, nih?" gumamnya pelan. Biasanya, setiap ia datang dan akan masuk ke ruangan Devan, selalu ada menyambutnya, yakni sekertaris Devan selain Arka.

Karena sudah lelah berjalan, Dira memutuskan untuk segera masuk dan merebahkan dirinya di sofa yang ada di ruangan Devan.

Tok tok tok

Dira yang tadinya sudah memejamkan mata, terpaksa kembali membuka matanya dan kemudian bangkit dari rebahan nya.

"Masuk," pintanya.

Serendipitous Soulmates [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang