Bagian - 13

12.7K 1.1K 76
                                    

terdapat adegan kekerasan

Kalau ada typo, tolong koreksinya

|HAPPY READING|























Bukannya berjalan menghampiri Devan dan Liona, Dira justru berjalan meninggalkan ruang tengah menuju kamarnya. Melihat Devan yang bercanda ria dengan Liona, membuat mood Dira benar-benar berantakan.

Dira menghentikan langkahnya di depan pintu kamar tamu. Setelah terdiam beberapa saat, ia memutuskan untuk menenangkan diri di kamar itu saja.

"Siapa, sih, perempuan itu?" gumam Dira sambil menatap langit-langit kamar dengan dengan tatapan kosong.

Lelah dengan pikiran negatifnya, Dira memilih mengistirahatkan tubuhnya. Mungkin dengan tidur, ia bisa melupakan sejenak permasalahan yang menimpanya hari hari ini.

🦋🦋🦋

Tak terasa, Dira sudah tertidur selama hampir dua jam, dan artinya hari sudah mulai gelap.

Dira meringis, merasakan sakit di bagian perutnya. Sudah dapat di pastikan penyakitnya kambuh, karena ia belum memakan apapun sejak pagi.

Tak ingin memperparah keadaan, Dira berjalan keluar kamar guna mencari sesuatu yang bisa ia gunakan untuk mengisi perutnya.

Saat berada di dapur, ia tak sengaja berpapasan dengan Liona yang sedang asik memakan buah anggur yang diletakkan di dalam sebuah mangkok. Tanpa memperdulikan keberadaan Liona, Dira memilih membuka kulkas untuk mengambil sebuah telur. Setidaknya ia bisa mamasak, walau itu hanya sebuah telur mata sapi.

"Cih, bisa-bisanya Kak Dev nikah sama bocah nggak jelas kayak gini," celetuk Liona dengan tatapan jijik menatap Dira.

Dira hanya diam saja, tangannya meremas kuat ujung bajunya.

"Mama dapet istri buat Kak Dev dimana sih? Udah jelas-jelas, Kak Dev pacaran sama Siska yang jauh lebih cantik dan pintar." lanjut Liona lagi.

Dira yang memang emosinya sedang tidak stabil, langsung berbalik dan menatap Liona dengan tatapan yang sangat sulit diartikan.

"Lo siapa, hah? Lo nggak punya hak buat ngatain gue yang nggak-nggak. Nggak usah SKSD, deh, lo!" sarkas Dira sambil menunjuk wajah Liona.

"Lo-. Berani lo lawan gue, hah?" Liona bangkit, dan tanpa-tanpa aba-aba dirinya langsung menampar pipi Dira dengan keras.

Dira memegang sebelah pipinya yang terasa sangat perih akibat dari tamparan Liona. Dirinya menatap nyalang ke arah Liona, sudah tidak peduli lagi akan sakit di perutnya, Dira mengangkat tangannya hendak membalas tamparan Liona. Namun, suara seseorang berhasil mengurungkan niatnya.

"FIRA!" Bentak Devan yang langsung berjalan cepat ke arah Dira dan Liona.

Liona yang melihat keberadaan Devan, langsung berlari ke arahnya dan memeluk Devan dengan erat, tak lupa juga air mata yang sudah mengalir deras di pipinya.

"Kak, di-dia mau nampar aku, hiks.... Dia nggak suka ada aku disini," kata Liona yang membuat Dira membolakan matanya.

"Heh! Setan! Jangan ngomong sembarangan, ya, lo!" sahut Dira dengan nada tinggi.

"Fira, cukup! Aku nggak suka ya, punya istri kasar." Devan membalas ucapan Dira dengan nada tak kalah tinggi.

Dira mendengar perkataan Devan baru saja, hanya bisa menatap Devan nyalang dan tak lupa juga tatapan sinis juga ia layangkan kepada suami dan perempuan yang entah siapa Dira tak tau.

Serendipitous Soulmates [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang