Bagian - 09

14K 1.1K 43
                                    

Kalau ada typo, tolong di koreksi

|HAPPY READING|























"Lepasin, ihh!" seru Dira pada Devan yang tidak mau melepaskan pelukannya pada Dira.

"Maafin dulu, baru saya lepas," sahut Devan tanpa memperdulikan tatapan membunuh dari Dira.

"MAMA! PAPA! TOLONGIN, DIRA!" teriak Dira tepat di depan telinga Devan. Dan hal itu, membuat sang empu telinga meringis.

"Nggak guna kamu teriak, kamar ini kedap suara," ucap Devan sambil menggosok telinganya yang terasa berdengung.

"Ish. Lepasin, aku mau ikut Mama," kata Dira sambil terus menggoyangkan tubuhnya, berharap Devan kesal dan melepaskan dirinya.

"Nggak." Devan tetap kekeh pada pendiriannya untuk tidak melepaskan Dira.

Akhirnya Dira menghentikan gerakannya. Ia menyerah, karena percuma juga, kekuatannya tak sebanding dengan kekuatan Devan.

"Fira," panggil Devan setelah beberapa saat mereka terdiam.

"Hm?"

"Kalau seandainya saya bilang, kalau saya cinta sama kamu. Kamu bakal percaya?" tanya Devan sambil menunduk menatap wajah Dira yang posisinya lebih rendah darinya.

"Ya, nggaklah." Dengan entengnya Dira menjawab tidak. Bukan tanpa alasan Dira menjawab seperti itu. Ya kalau dipikir pikir, bagaimana Devan bisa mencintainya dalam waktu yang terbilang cukup singkat, dan waktu singkat itu selalu mereka gunakan hanya untuk beradu mulut.

"Kenapa?" Devan pun kembali bertanya.

"Karena nggak mungkin, Mas."

"Kenapa nggak mungkin?"

"Ya, ya nggak tau."

"Tapi, saya beneran cinta sama kamu," ucap Devan yang membuat Dira menahan nafas sebentar.

"Aku nggak percaya. Gimana ceritanya, kamu bisa cinta sama aku dalam waktu singkat. Apalagi selama ini, kita tuh nggak pernah akur, selalu aja bertengkar. Terus, sejak kapan kamu cinta sama aku?" 

"Sejak kamu SMA," gumam Devan sangat pelan. Namun, masih mampu Dira dengar.

"Hah? Mas, kamu nggak salah ngomong, kan?"

"Ngomong apa?"

"Nggak usah pura-pura nggak tau. Jelas-jelas tadi aku denger apa yang kamu omongin," ujar Dira sedikit kesal.

"Saya, emang ngomong apa?" tanya Devan yang masih tidak mau mengaku.

"Tuhkan. Kamu bohong!"

"Serius, saya nggak ngomong apa-apa tadi," sahut Devan.

"Kamu mau ikut, saya?" tanya Devan yang berusaha mengalihkan arah pembicaraan Dira.

"Kemana?"

"Saya mau bawa kamu ke rumah yang sudah saya siapkan untuk keluarga kecil kita," jawab Devan setelah melepaskan Dira dari rengkuhannya.

"Hah?" ucap Dira yang masih berusaha mencerna ucapan Devan barusan.

"Tunggu disini. Jangan coba-coba buat kabur," peringat Devan sebelum dirinya menghilang dari balik pintu kamar mandi.

🦋🦋🦋

"Katanya mau ke rumah baru. Kok, malah kesini?" tanya Dira heran saat Devan malah menghentikan mobilnya di depan supermarket, bukan di depan rumah baru mereka.

Serendipitous Soulmates [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang