Bagian - 12

13.4K 1.1K 57
                                    

Jangan lupa, kalau ada typo di koreksi....

|HAPPY READING|























Devan langsung memberikan Dira air minum sambil menepuk-nepuk pelanggan punggung Dira. "Kamu nggak apa-apa, kan?"

Dira hanya menganggukkan kepalanya saja. Sedangkan Devan langsung menatap tajam ke arah seseorang yang sudah berani membuka pintunya tanpa izin.

"Kamu! Berani sekali masuk tanpa izin!" gertak Devan membuka seseorang yang tak lain adalah resepsionis yang ditemui Dira tadi hanya menunduk takut.

"Ma-maaf, Pak. Sa-saya hanya m-"

"Saya apa, hah?!" bentak Devan lagi. Resepsionis bernama Saras itu semakin menundukkan kepalanya.

"Mas, udah.... " tahan Dira saat Devan akan kembali melayang ucapan pedasnya.

Devan menarik nafasnya, berusaha menahan emosinya yang sempat meledak tadi. "Karena kamu sudah membuat istri saya kesakitan. Silakan kamu keluar dari ruangan saya dan dari perusahaan ini!"

"Mas...."

"Pak, saya minta maaf, mohon jangan pecat saya, Pak. Saya butuh pekerjaan ini," ucap Saras sambil berlutut di hadapan Devan.

"Keluar!"

"Bu, saya minta maaf sama Ibu. Tolong jangan pecat saya." Saras beralih berlutut pada Dira yang masih menenangkan Devan.

Dira melirik ke arah Saras. Ingin sekali Dira melepaskan tawanya, bagaimana bisa Saras yang tadi memanggilnya adek beralih memanggilnya Ibu.

"Mas, maafin dia ya. Lagian dia juga pasti nggak sengaja," bujuk Dira pada Devan.

Devan tetap menggelengkan kepalanya. "Aku nggak butuh karyawan kayak dia. Karyawan yang banyak melanggar peraturan perusahaan. Kamu lihat penampilannya, apa cocok berpenampilan seperti itu di perusahaan? Dan lagi, jangan harap aku nggak tau apa yang dia lakukan ke kamu di lobby tadi."

"Nggak juga, sih," jawab Dira pelan. "Tapi, kan-."

"Udah ya, sayang. Biarin aku pecat karyawan ini." Dira hanya diam saja tidak menanggapi.

"SEKARANG KAMU KELUAR DARI RUANGAN SAYA, SEBELUM SAYA MELAKUKAN HAL YANG LEBIH BURUK LAGI!" seru Devan pada Saras.

Saras yang tidak ingin Devan melakukan hal yang lebih buruk lagi, hanya pasrah dan keluar dari ruangan bahkan perusahaan Devan dengan cara yang tidak hormat.

🦋🦋🦋

"Mas, nanti malam, kan, malam minggu," ucap Dira pada Devan. Kini kedua sedang berjalan beriringan untuk masuk ke dalam rumah.

"Ya."

"Aku nggak mau tau, pokoknya nanti malam kamu harus ajak aku jalan." lanjut Dira sambil menghadap Devan, dan secara otomatis dirinya berjalan mundur.

"Banyak kerjaan."

"Ish.... Nggak boleh gitu, dong, Mas. Masa dari awal nikah kamu nggak pernah ngajak aku jalan. Sesekali dong, kencan sama istrinya, bukan malah kencan sama laptop kamu, itu." dumel Dira kesal, sampai dirinya tidak menyadari, jika punggungnya akan menabrak tembok pembatas antara ruang tamu dan ruang tengah.

"Jalan yang benar." Devan menarik Dira untuk berjalan beriringan dengannya, bukan berjalan mundur seperti tadi.

"Pokoknya kamu harus aj-."

Serendipitous Soulmates [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang