Kalau ada typo, tolong dikoreksi
|HAPPY READING|
"Woi, Devanjing. Pindah ke depan nggak lo! Lo pikir gue supir apa?!" kesal Satria pada Devan yang justru memilih duduk di belakang bersama Dira, sedangkan dirinya duduk di depan sendiri seperti seorang supir.
Devan tidak memperdulikan kekesalan Satria, ia justru malah sibuk bermanja ria dengan Dira. Satria yang pada dasarnya tidak bisa damai dengan Devan, dengan emosi di ubun-ubun ia melempar sebuah botol air mineral ke arah Devan hingga mengenai kepala Devan.
"Bang-Sat! Kamu sebenarnya punya masalah apa sama saya?!" sentak Devan emosi sambil mengelus kepalanya yang terasa sakit.
"Demi Tuhan, kalian bisa nggak, sih? Damai bentar aja? Kasihan anak aku, belum lahir aja selalu denger kata-kata tidak lulus sensor dari kalian. Nanti kalau anak ini lahir, terus saat dia udah bisa ngomong, terus bukannya nyebut Mami sama Papi malah nyebut Devanjing sama BangSat gimana? Kalian mau tanggung jawab emang?" kata Dira dengan nada dibuat se menyedihkan mungkin. Percayalah! Dira sudah lelah selalu mendengar dan menyaksikan perdebatan dan pertengkaran antara suami dan kakaknya.
"Ya, ya maafin Abang, dek. Abang nggak akan kayak gini kalau suami kamu ini nggak cari perkara sama gue," ujar Satria dengan kepala menengok ke belakang dimana Dira dan Devan duduk.
Devan yang mendengar itu tak terima, dengan sedikit kuat, Devan memukul kepala Satria hingga sang empu meringis.
"Udahlah! Kalau kalian emang mau berantem, turun sana! Aku bisa ke Bogor sama Tania aja," ucap Dira sambil menatap nyalang ke arah Devan dan Satria.
"NGGAK!" tolak Devan dan Satria bersamaan. Mana mungkin, mereka membiarkan perempuan di depannya ini pergi ke Bogor tanpa pengawasan mereka.
"Yaudah, ayo berangkat!" seru Dira yang langsung membuat Satria menjalankan mobilnya menuju Bogor, namun sebelum itu ia akan menjemput sang kekasih terlebih dahulu.
🐧🐧🐧
"Mas, kamu pindah ke depan. Aku mau duduk sama pacarnya Abang," pinta Dira kepada Devan agar pindah ke kursi depan bersama Satria.
"Nggak," tolak Devan mentah-mentah.
Dira melayangkan tatapan tajamnya pada Devan, membuat pria itu dengan tidak relanya pindah tempat duduk. Dan setelah Devan berpindah tempat, Satria datang bersama seorang gadis di rangkulannya.
Terlihat, Satria meminta kekasihnya untuk duduk di belakang bersama dengan Dira.
"Hai," sapa kekasih Satria sedikit canggung dengan pada Dira.
Dira tersenyum, kemudian membalas sapaan perempuan di depannya ini, "Hai juga. Kenalin, Dira adiknya si BangSat,"
"BangSat?"
"Em, maksudnya Bang Satria."
"Ohh. Kenalin juga, aku Ana."
Kedua perempuan itu terus asik bercengkrama sendiri, mengabaikan kedua pria yang sedang saling melirik dengan sinis.
"Devanjing, gimana pacar gue? Cakep, kan?" tanya Satria sambil menaik turunkan kedua alisnya.
"Cantikkan istri saya," jawab Devan dengan ketus.
"Jelas, adek gue cakep, orang kakaknya aja ganteng macam si Doyoung," kata Satria dengan bangganya.
"Cih. Denger ucapan kamu, saya yakin, orang yang kamu sebut itu lagi tersedak makanannya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Serendipitous Soulmates [END]
ChickLit⚠️𝐃𝐈𝐓𝐔𝐋𝐈𝐒 𝐔𝐍𝐓𝐔𝐊 𝐃𝐈𝐁𝐀𝐂𝐀, 𝐁𝐔𝐊𝐀𝐍 𝐃𝐈𝐏𝐋𝐀𝐆𝐈𝐀𝐓⚠️ 18+ [TERDAPAT ADEGAN KEKERASAN, HARAP BIJAK DALAM MEMBACA] *** "Halah, muka ganteng tapi masih jomblo, kalah sama saya yang muka pas-pasan tapi udah punya pacar." "Untuk apa...