.
.
.
.
.
.
.
.
.
👇👇👇👇👇👇👇👇👇👇Kesadarannya berkelana entah kemana, kakinya melangkah diatas tempat yg tak berujung. Hanya gelap, pandangannya tak sedikitpun menemukan ujung yg buntu, hanya terus berjalan tanpa arah. Dahinya mengkerut dengan pemikiran yg seakan memporak porandakan otaknya.
Tidak..!
Ini tidak nyata..!
Kakinya berhenti melangkah, matanya menoleh kesetiap udara hampa nan gelap tersebut.
Ia mencari, ia tengah mencari..!
Kaki telanjangnya kembali bergerak, semakin cepat dan cepat. Namun tak ada yg ia temukan, hanya kehampaan ruang tak berujung.
Hingga lututnya terjatuh, ia lelah..! Nafasnya tersengal.
Ia putus asa..!
Tak ada jalan dan tak ada_____
Ada..!!
Itu ada..! Kepalanya mendongak, matanya terbuka. Dan sebuah lilin dengan api kecil tanpa perlindung itu tepat didepannya, hanya beberapa langkah dari tempatnya terduduk.
Sekuat tenaga ia bangkit, segurat senyumpun juga bangkit. Ia melangkah, matanya masih terus mengunci siapi kecil yg hinggap diatas lilin tersebut..!
Terus melangkah, hampir mendekat dan angin berhembus, Menggoyahkan siapi kecil tersebut. Ia berhenti..!
Lalu tungkainya kembali melangkah, dan angin kembali berhembus hingga hampir membuat cahayanya redup dengan api bergoyang, Maka ia kembali berhenti. dan tuk kesekian kalinya hanya satu langkah dan angin yg lebih besar berhembus membuat api kecil tersebut benar2 meredup seakan-akan ingin mati. Dan ia memutuskan tuk berhenti dan terdiam.
Pilihan, ini adalah pilihan..!!
Mengorbankan dan dikorbankan..! Ia hanya terdiam, berpikir jika satu langkah saja ia kembali mendekat maka mungkin api itu akan benar2 mati.
Tapi ia ingin menemuinya, ia ingin didekatnya, ia ingin menikmati semilir kehangat juga cahaya yg menenangkan.
Dan egomu juga hatimu, maka ia akan tetap terdiam hingga jalan takdir memberi pilihan yg lain..!!
●●●
"KAU GILA..!! DONGHAE..!!!" Suara fanny, menggelegar disetiap sudut ruangan rumah kim. Ini adalah pertama kalinya suara fanny meloncat beberapa oktav dari biasanya. Kendati begitu, namun pria dihadapannya masih enggan bergeming hanya memasang raut wajah datarnya.
"Aku tidak ingin bertengkar fanny..!" Ujarnya kelewat tenang, fanny mengatupkan rahang nya emosinya memuncak sampai keubun ubun. Jika saja yg dihadapannya bukan sosok yg ia cintai, jika saja yg dihadapannya bukanlah sosok suami yg harus dihormati..!
Persetan..!
Fanny tak faham dengan kelakuan donghae yg kelewat batas, ia lebih buruk dari seekor harimau yg memakan anaknya sendiri sekalipun.
