.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.👇👇👇
" Beberapa organ yang cedera seperti tangan dan kaki, peluangnya lebih besar untuk disembuhkan. Tapi, untuk kerusakan beberapa syaraf motorik. Akan sangat lama dan mengikuti banyak kemotrapi untuk memulihkannya seperti biasa."
Namjoon mengambil hasil rotgen yang ia tunjukan pada ke empat wanita dihadapannya.
"Jisoo harus menjalani sedikitnya lima operasi untuk memperbaiki struktur tulang, beberapa syaraf motorik yang rusak karena kecelakaan juga mempengaruhi lambannya perkembangan kesembuhannya."
Dokter muda itu kembali menghela nafas, tidak ada satupun dari keempat wanita dihadapannya yang terlihat bisa menerima semua yang dia katakan. Tapi mengingat beberapa kemungkinan terburuk yang bisa terjadi dari ini, namjoon tak hentinya untuk lebih memberi pengertian bahwa dampaknya memang tidak akan mudah.
"Aku, aku akan kembali pada ruangan jisoo.." jennie bangkit, meninggalkan ketiga wanita lainnya yang menatapnya tak tega.
"Aku harus mengucapkan terimakasih padamu namjoon, kami akan berusaha untuk mendampingi jisoo. Selama yang bisa kami lakukan."
Chaeyong dan lisa mengangguk di samping fanny, menyadari peran namjoon begitu penting dan berjasa membuat mereka tak hentinya mengucapkan syukur atas yang terjadi.
"Jisoo adalah cucu dari nyonya tae hi, sebuah kehormatan bagiku untuk terus memperjuangkan kehidupannya." Namjoon tersenyum manis.
•••
Jauh di lubuk hatinya, tentu jennie begitu bersyukur atas apa yang tuhan berikan saat ini. Melihat gadis krcil nan ringkih itu masih berusaha untuk bernafas membuat jennie berulang kali berharap bahwa jangan pernah berhenti. Kali ini jangan..!
Tapi saat hal lain menimpa, bagaimana bisa jennie berharap bahwa jisoo terus berjuang dan menghadapi semua yang bahkan tidak seharus nya ia pertanggung jawabkan.
Jisoo terlalu rapuh, lenteranya itu terlalu lemah dan begitu lembut untuk terus diterpa angin yang tidak pernah menjadi keharusannya.
" jennie akan membayar semuanya untuk jisoo, semua yang telah jisoo rasakan. Jennie janji..!" Jennie mengecup pergelangan dingin jisoo, menatap gadis lemah yang penuh dengan alat bernafas itu dengan tatapan yang menyakitkan.
•••
"Takut..! Aku takut!!! Tae yang!!!!!"
" SHUT UP!! SIALANN!!!" taeyang hampir menarik pelatuknya dihadapan kepala anaknya sendiri.
Helaan nafas gusar pada tubuhnya yang sekarang tak terurus membuat nya benar-benar frustasi.
"Kita keluar sekarang, aku tidak akan bisa bertahan lama di negara ini." Taeyang melempar beberapa berkas pada setumpuk kertas kecil yang berhamburan.
Beberapa kertas kecil itu terus tertiup angin dri jendela, dan menghampiri kai.
"Luka dibalas siksa!!
Sakit dibalas mati..!""Arghhhhhh!!!!" Kai berteriak menghancurkan serpihan kertas rapuh itu, ia berlari mengambil koper dan beberapa baju yang ia tumpuk untuk dimasukan secara terburu-buru.
![](https://img.wattpad.com/cover/252502695-288-k247905.jpg)