So Bad

1.5K 245 289
                                    

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
👇👇👇👇👇👇👇👇👇👇


Keadaan yg jauh dari kata baik terletak pada titik dasar yg tersakit, tuk kesekian kalinya jennie kembali menangis. Siapa yg mengatakan bahwa jennie sangat sulit menangis..? Nyatanya dua hari berlalu dan hanya itu yg jennie lakukan.

Semua usahanya terlampau sia-sia, mendengar kabar yg amat di bencinya membuat benaknya berkeliaran hancur. Demi tuhan..! Ia lebih baik mati jika harus tetap berhubungan dengan kai. Berulang kali ia berontak, berulang kali ia berteriak..! Berulang kali ia memohon..! Memohon agar tuk setidaknya membiarkannya mencari jisoo. Ia merindukannya..!! Ia mengkhawatirkannya..!! Ia...teramat sangat ingin bertemu dengannya..!!

Tapi semuanya bagai gonggongan anjing yg berlalu, sang daddy tak lagi mengubris walau hanya sekata dari mulut jennie. Bagaimana bisa..? Ketika pandangan sayang itu masih terlihat jelas dimatanya..! Namun semuanya bagai tertutup tujuannya yg bahkan belum pasti.

Jennie meremas sprei yg sudah tak terbentuk itu,

Dua hari ia menangis..!

Dua hari ia berhenti makan dan minum..!!

Dua hari ia hanya bisa meraung rindu..!!

Kaos putih yg tampak lusuh itu, menopang penampilannya yg semakin buruk, jennie tak punya lagi daya dan upaya. Ia hanya bisa menangis dalam kondisi mengenaskan, tubuhnya lunglai jatuh tak bertenagan. Bahkan hanya tuk berdiri pun ia tak mampu.

"J..jennie..!!" Suara berlirih itu mengambil atensi jennie, sosok yg tidak biasanya membuka pintu. Jennie tersenyum lemah dengan tetesan air mata.

"Sayang...!!" Sosok itu berlari memeluk anaknya yg tengah tergeletak tak berdaya dilantai. Fanny menangis disela rengkuhannya pada jennie, raungan penyesalan bak belati menusuk pada relung jennie.

"M..mommy..!! Hiks..!" Jennie merintih, meremas baju fanny dengan lirihannya. Tangannya bergetar, nafasnya tersengal..!

Ia hancur...!!

Fanny meraung tak kalah lirihnya, tangannya tak mampu lagi tuk hanya sekedar menghapus air mata sang anak. Ia benci kenyataan bahwa ia telah gagal..!!

"Maaf..!! Sayang..!! Maaf kan mommy..!!" Fanny berlirih, ditangkupnya wajah jennie. Perlahan fanny pun memaksakan senyumnya, tanganya menghapus air mata jennie.

"Aku tak ingin melakukannya mom..!! Aku tak mau..!!" Lirih jennie, kepalanya menggeleng dengan air mata yg kembali tumpah. Fanny segera mengangguk, matannya kembali berkaca-kaca.

"Kita akan berjuang jennie..!! Apapun itu, mommy akan lakukan untukmu..!!" Fanny berujar, kesungguhan yg dapat jennie tangkap dari sorot mata fanny. Namun kesakitan pun ikut serta didalamnya.

"Mom..!! Di mana jichu..?"

●●●

"Selamat..??!" Kai membeo, kedua lelaki berbaju hitam didepannya hanya mengangguk sambil menunduk.

"Kami melihatnnya bersama seorang anak kecil di sebuah taman, tuan..!!" Lapornya lagi, kai menghela menumpangkan kaki kanannya pada kaki kirinya. Tangannya menyentuh dagu tampak menimbang. Sedetik kemudian ia hanya tersenyum sambil mendengus.

"Apa yg harus aku khawatirkan dari gadis gila itu...? Hah!!" Ujarnya tampak tertawa remeh, smirk nya bangkit setelahnya. Harusnya ia tak perlu repot repot mengurusi gadis yg bahkan tak tahu cara berbicara itu.

"Gadis kecil seperti bayi, apa yg bisa ia lakukan..? Ia hanya akan menangis..! Lalu saat aku menyumpal nya dengan dot susu. Maka ia akan diam..!!"
Kai tertawa puas, setelahnya ia melenggang meninggalkan ruangannya.

SpecialTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang