Vampire muda

1.2K 183 18
                                    

Pemuda ini begitu terkenal, sebagai pitcher handal yang tak lagi diragukan kemampuannya dalam tim Baseball unggulan di negara tersebut. Kim Namjoon namanya, sudah dikenal seantero dunia Baseball. Selalu ditakuti aura dominasi yang begitu kental mengelilingi tubuhnya. Namjoon, sang Vampire.

Menjadi switch pitcher bukanlah hal yang sulit untuk Namjoon, menggunakan tangan kanan atau kiri sesuai pemukul yang ia hadapi. Knuckle ball, lemparan andalan yang selalu ia gunakan. Sama seperti dirinya, berantakan dan sulit untuk ditaklukkan.

Seperti hari ini, pertandingan dibawah langit mendung yang tak mengurangi kadar suhu panas itu membuat Namjoon menghela keras. Vampire itu berusaha sekuat tenaga untuk tetap fokus, ketika bola mata hitam kelam miliknya menangkap sang Kakak berdiri tegap di seberang lapangan. Bersidekap angkuh, dengan topi hitam menutupi wajahnya. Juga penciumannya yang begitu kentara berbau makanan, manusia ada dimana-mana.

"Ah sialan!"

Tenaga penuh Namjoon kerahkan, membuat bola yang ia lempar dari tangannya melambung tinggi keatas udara. Suara riuh rendah dari para penonton terdengar begitu bising pada telinganya, hingga pengumuman akhir juga papan score besar di samping lapangan menunjukkan jika tim Baseball nya menang dengan telak.

Tungkai-tungkai manusia juga sebangsa nya berlari cepat keluar lapangan, sorakan gembira ketika tubuhnya terangkat oleh beberapa orang bertubuh tak jauh berbeda darinya. Buat Namjoon memunculkan seringai bangga di sudut bibirnya.

"Memang, pemain andalan kita dia nih!"

Namjoon terkekeh, ketika mendengar pujian dari seorang manusia di samping kirinya. "Haha, thanks."

"Makan-makan lah kita! Lo mau apa Joon?"

"Hari ini? Gue gabisa, ada acara dirumah. Sorry guys"

Dengusan kecewa terdengar serempak, membuat Vampire itu tertawa ringan. Sebelum berjalan menjauhi kumpulan tim nya, memilih untuk menyirami tubuh kekar itu dengan beberapa botol air dan mengganti pakaian nya. Namjoon kembali melangkah mendekat, menepuk bahu kapten disana.

"Gue balik duluan, serah-terima piala tanpa gue. Biasa, kan?" Namjoon menaikkan sebelah alisnya, berusaha memberi raut lelah pada wajahnya.

"Of course, lo selalu gitu kalo udah tanding. So yeah, it's okay. Hati-hati dijalan bro,"

"Hahaha, oke thanks again capt!"

Namjoon menatap heran sang Kakak, yang tengah asyik menyeruput cairan merah kental didalam gelas tinggi. Matanya sudah berubah merah, ketika yang lebih tua tak kunjung membuka suara.

"Mau lo apa Kak?"

"Minum dulu Namjoon, gue tau lo haus kan?"

Namjoon mendengus, lalu segera menetralkan emosinya. Buat bola mata itu berangsur menghitam kembali, Namjoon menarik napas dalam. "On point aja Kak."

"Btw, tadi mayan keren lo ya? Gak sia-siakan belajar Baseball dari kecil? Gue juga, kalo di tawarin Papa sih mau. Apa lagi banyak manusia dideket lo, mantap!"

Yang lebih muda menatap malas sembari memutar bola matanya jengkel, sang Kakak selalu seperti ini jika bicara padanya. Berbelit-belit, memutar kesana-kemari. Membuat Namjoon mendengus lelah, "Gausah belibet deh Kak. Lo mau apa kesini?"

"Terus pas sebelum ke stadion gue ketemu mangsa, tapi gue lepas. Karena masih kecil, haduh gue baek banget ya?"

"Kim Seokjin."

Soulmate • namseok • [ End ✓ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang