Bukan yang sejalan

699 112 56
                                    

Malam itu adalah malam terburuk, bagi mereka yang menyaksikan langsung bagaimana tiga pemuda bergelut ria didalam kelam. Dua kakak-beradik, bersama sesosok Alpha yang berusaha memisahkan mereka. Namun, bukannya terpisah juga berdamai. Justru sang pemimpin manusia serigala lah yang harus berkorban setengah nyawanya, yang harus dilarikan pada rumah sakit.

Yang harus kehilangan sebuah kehidupan yang tengah tumbuh didalam tubuhnya.

Jung Hoseok kehilangan pergerakan aktif dalam perutnya, Jung Hoseok kehilangan detak jantung dalam rahimnya. Jung Hoseok, sang Alpha muda yang sudah dengan senang hati dan siap menyongsong sebutan sebagai sesosok Ayah. Kini harus sirna selamanya.

Bola mata hangat itu terbuka ketika telah usai mendapat penanganan dari seorang Dokter, ditengah malam bersama hujan Hoseok harus merasa dunianya runtuh. Dua kata yang membuat Hoseok merasa sesal bukan main, dua kata yang membuat Hoseok merasa murka bukan main. Dua kata yang membuat Hoseok terdiam seribu bahasa.

"Anda keguguran."

Pandangan Hoseok memburam, sendu mengambil alih jiwanya. Pada dinginnya udara, setelah usai hujan membasahi bumi beberapa waktu lalu. Buat sang Alpha muda memilih untuk berjalan sendiri bersama kursi roda yang ia gunakan agar mencapai taman sepi pada bagian tengah rumah sakit.

Tanpa ada yang mengetahuinya ada dimana, lagipula Hoseok enggan ditemani siapapun saat ini. Rasa kantuk agaknya enggan juga untuk menghampiri matanya, buat Hoseok menarik napas dalam. Memenuhi paru-parunya dengan udara segar pada tiga dini hari.

Setelah hujan tadi membuat langit lebih cerah, bintang-bintang bertaburan diatas nya. Bersama bulan sabit yang semula tak ada. Hoseok tersenyum kecil, saat mendapati bintang yang bersinar paling terang diantara jutaan kawannya.

"Anak Ayah disana ya?"

Hoseok mengulum senyum, hendak berdiri namun aroma yang terlampau ia kenal mulai merasuki penciumannya. "Hoseok."

Tak ada jawaban yang keluar dari si empunya nama, buat sosok dibelakangnya menghela kasar. Ada langkah yang terdengar semakin mendekat, membuat Hoseok harus meremat kuat pegangan kursi rodanya. "Mau lo apa Kim Namjoon?"

"Hoseok, maafin gue. Gak cuma lo yang sedih, gue juga Hoseok. Gue juga ngerasain sakit, waktu denger kata-kata Dokter tadi. Maafin gue." Namjoon membawa jemari Hoseok kedalam genggamnya.

"Gausah pura-pura."

"Hoseok, please?"

Pemuda kecil itu menarik jemarinya dari genggaman Namjoon. "Gue tau kita musuh yang gaakan bisa bersatu. Gue tau, kita belom terlalu lama saling kenal. Gue tau, kita bukan dua sosok yang sejalan. Kim Namjoon, gue harus mikir ulang gimana hubungan kita selanjutnya."

Namjoon tak lagi menahan Hoseok, ia membiarkan sang Alpha untuk beranjak pergi meninggalkannya sendirian di taman sepi itu. Ia membiarkan sang Alpha muda terus menjalankan kursi rodanya entah kemana. Buat Namjoon kembali tertegun mengingat seluruh rentetan kata yang Hoseok ucapkan beberapa saat lalu. Ada rasa khawatir juga panik yang tiba-tiba saja hadir didalam jiwanya.

Namjoon tak ingin kehilangan Hoseok dalam hidupnya. Namjoon amat sangat tak ingin.

Vampire muda itu sudah beranggapan, jika dirinya memanglah pantas mendapat perlakuan tak bersahabat dari Hoseok. Namjoon memanglah pantas mendapat cercaan tanpa suara dari sang pasangan jiwa. Namjoon terlampau paham juga pantas, jika semuanya ini memanglah kesalahan yang ia buat.

Soulmate • namseok • [ End ✓ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang