Kamu

601 82 5
                                    

Namjoon tak bermain-main dengan ucapannya tempo hari kepada Hoseok. Sang Vampire muda saat itu merasa belum cukup untuk menyebutkan kata sakral, kata Papa nya dahulu. Dan Namjoon, tekadnya mulai membulat.

Sedari ia dan Hoseok tak bersua, sedari ia dan Hoseok tak bersama. Sedari ia dan Hoseok terpisah antara jarak, sedari ia dan Hoseok terpisah antara kenyataan. Namjoon berpikir cukup keras, untuk menjadikan sang Alpha muda sebagai utuh hidupnya. Hingga tiba waktunya, Namjoon akan mengucapkan kata yang istimewa bagi keduanya.

Dan tibalah hari ini. Pada sebuah taman tak jauh dari lingkungan apartment nya. Namjoon menggenggam jemari Hoseok erat, berjalan perlahan walau kedua tungkainya terasa gatal untuk cepat-cepat tiba pada tempat yang sudah ia siapkan dengan sederhana.

Malam hampir datang, meskipun cahaya temaram pada mentari terbenam masih terlihat begitu muda. Hoseok merasa ada debaran begitu kencang didalam dadanya, tak sabar untuk melihat sesuatu yang kata Namjoon sudah ia siapkan sedari pagi hari. Taman yang sering Hoseok lihat penuh dengan manusia, kawanannya, atau sebangsa Namjoon. Kini tampak begitu sepi.

Hanya ada mereka berdua disana.

Mata Hoseok mencari-cari, dimanakah sesuatu itu. Sebelum tungkai mereka kembali melangkah untuk masuk kedalam taman lebih jauh. Hoseok merasa asing akan suasana disana.

"Ini gak dibeda dunia kan?" Pertanyaan yang Hoseok keluarkan dari belah bibirnya, berhasil membuat Namjoon tergelak cukup nyaring. Kepala sang Vampire muda menggeleng beberapa kali, sebelah telapak tangannya mengusap lembut pundak milik Hoseok.

"Ya nggak lah Hoseok, ini di taman tadi."

"Tapi masa iya, ada kayak beginian?"

Mata Hoseok tak juga berkedip, pemandangan didepan san begitu indah untuk ia lewati. Langit berwarna merah muda begitu merenggut seluruh perhatiannya, danau yang entah apa namanya, bukit-bukit kecil di belakangnya, juga meja kayu diatas rumput hijau disana. Hoseok terpesona akan keindahan yang belum pernah ia temui.

"Ini tempat rahasia, cuma gue sama elo sekarang yang tau." Namjoon tersenyum lembut, tungkainya kembali bergerak dan diikuti Hoseok disampingnya. Dua sosok itu memilih untuk mendudukkan diri pada kursi meja kayu.

Mereka terdiam, mentari senja sudah tak terlihat hanya bias jingganya yang masih tersisa. Pula, bulan sabit lah yang lagi-lagi mengambil alih. Terbungkam beberapa saat, sebelum Namjoon berdeham sekali. Berhasil mengalihkan pandang Hoseok. Alis sang Alpha muda berkerut tipis, buat Namjoon menarik napasnya dalam.

"Hoseok,"

"Hm?"

Gugup, hal yang begitu memenuhi raga dan jiwa Namjoon saat ini. Dua telapak tangannya meraih jemari milik Hoseok, untuk lagi-lagi masuk kedalam genggamnya. Vampire muda itu mengurai senyum sama sederhananya seperti tempat mereka disana.

"It's not romantic at all, but Hoseok. Kali kedua gue bilang ini. Marry me? Will you love me completely? Will you live with me forever?" Namjoon tersenyum gugup, berusaha untuk tak memutuskan tatapnya pada Hoseok.

Kedua tangannya melepas genggam mereka, lalu Namjoon memilih untuk meraih kotak beludru berwarna biru langit malam dari dalam saku jaketnya. Membuka dengan perlahan, lalu terlihatlah cincin perak dengan permata kecil diatasnya. Berhasil buat Hoseok meneteskan air bening dari pelupuk matanya.

Sang Vampire muda melirik beberapa kali pada raut wajah Hoseok, takut-takut jika pemuda kecil itu menangis lebih kencang. Namjoon hendak kembali membuka suara, sebelum Hoseok melangkah untuk mendekat padanya. Memeluk erat tubuh tegap milik Namjoon cukup erat, anggukan beberapa kali Hoseok berikan.

Soulmate • namseok • [ End ✓ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang