Sensitive Alpha

889 123 19
                                    

Namjoon merutuki perkataannya dua hari lalu. Hoseok belum juga ingin bicara padanya, buat sang Vampire muda harus menahan emosi juga mempertebal kesabaran yang perlahan menipis. Bagaimana ia tidak curiga oleh perubahan yang begitu signifikan pada Hoseok. Namjoon memperhatikan dari jauh, walaupun mereka sempat tak bertemu. Namun Namjoon tahu segalanya.

Termasuk Hoseok yang bertemu dengan Taehyung, kawanan Alpha nya, hingga Park Jimin.

Namjoon tahu apapun yang berkaitan dengan Hoseok. Tanpa terlewati sedikitpun, memang terkesan menyeramkan. Bagai seorang penguntit, ingin mengetahui segala hal tentang sosok yang ia cintai. Namjoon tak akan mengelak, jika Hoseok menuduhnya sebagai sosok Vampire yang mengerikan. Karena tahu segala tentang kehidupannya, jika saja si pemuda jangkung membeberkan apa yang ia lakukan sejak Vampire muda itu bertemu dengannya.

Saat ini, Namjoon harus menarik napas dalam. Genap dua hari pula, Hoseok tinggal di unitnya. Bahkan mengajak sang Ibu untuk menginap di sana juga, buat Namjoon harus mengernyit bingung. Sosok Alpha ini sedang mengalami satu hal yang buruk, pikirnya. Tak jarang, Namjoon menemui Hoseok selalu melamun ketika tengah memasak ataupun diam sendirian didalam kamarnya.

Seperti sekarang, Hoseok termenung sedari satu jam lalu. Berdiri sembari bersidekap menatap keluar jendela besar didalam kamarnya, buat Namjoon terus memperhatikannya. Vampire itu terlalu takut, jika Hoseok akan melakukan suatu hal buruk.

"Hoseok, ayok makan dulu dong. Dari pagi lo belom makan apapun."

Hanya gelengan kepala yang Namjoon dapatkan, ia bangkit dari atas kasur. Melangkah mendekat menuju Hoseok, sebelum merapatkan tubuh mereka. Memeluk tubuh kecil itu erat dari belakang, "Lo kenapa? Cerita sama gue."

"Namjoon,"

"Iya"

"Please, let my mom stay here for a while,"

Vampire muda itu menggeram tertahan, ketika Hoseok tuntas sudah bercerita kenapa ia terlihat tak baik-baik saja belakangan ini. Pemuda kecil itu tengah menangis dalam dekapnya, terus bergumam agar sang Ibu diperbolehkan pula untuk tinggal di unitnya. Walau bukan pilihan yang begitu baik, namun Hoseok terlampau tak tahu harus kemana lagi.

Puluhan kali Hoseok menyebut nama sosok sebangsanya, Park Jimin. Sesekali Namjoon mengernyit, ketika ingatannya menemui nama yang tak begitu asing. Namun sang Vampire muda tak terlalu yakin, bisa saja bukan sosok yang ia kenal. Bukan begitu?

"Okay, kita jemput Ibu kesini ya? Tapi, apa aroma Ibu masih kuat?" Namjoon berucap seraya mengusap lembut punggung kecil milik Hoseok.

"Nggak, aroma Ibu udah terlalu tipis. Semenjak Ayah gaada."

Namjoon mengangguk paham, lebih sedikit ia mengetahui bagaimana aturan alam untuk sang musuh lama. Sesosok Omega, yang kehilangan sang Alpha. Maka aroma mereka tak lagi pekat juga kentara. Menandakan jika mereka telah kehilangan jauh sosok pasangan jiwa.

"Okay, udah jangan nangis lagi. Kalo Ibu liat gimana? Sekarang siap-siap, sepuluh menit lo kesini. Kita jemput Ibu, ya?"

Hoseok tersenyum kecil, setelah melepaskan pelukan mereka. Segera bangkit dari atas sofa abu tua itu, dan melangkah menuju kamar Namjoon. Membasuh wajahnya, juga merapihkan penampilan yang sedikit berantakan. Benar kata Namjoon, bagaimana jika sang Ibu melihat ia lemah seperti ini? Oh jangan sampai.

Hoseok mengernyit bingung, ketika sang Ibu tidaklah canggung ataupun merasa terancam. Ketika Namjoon memasuki rumahnya, justru wanita itu memeluk tubuh tegap Namjoon erat. Menepuk lengannya beberapa kali, juga mempersilahkan Namjoon duduk diruang tengah mereka.

Soulmate • namseok • [ End ✓ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang