Luna ku

1.1K 163 30
                                    

Hoseok tak tahu kenapa, ketika ia membuka mata bukanlah sosok sang Ibu yang selalu tersenyum menghalangi sinar mentari pagi yang bisa saja menyakiti matanya. Namun kali ini, pemuda dengan tubuh besar yang menghalangi pandangannya terhadap matahari pagi melalui sela jendela besar di depan sana. Punggung lebar tak tertutupi apapun, buat Hoseok segera membulatkan matanya.

Berusaha untuk bangkit dari atas kasur besar yang ia tiduri entah sejak kapan. Pandangannya berputar, Hoseok meringis pelan membuat pemuda yang tak ia ketahui itu berbalik menghadap dirinya. Debaran jantung begitu cepat, tak bisa Hoseok redam saat dua bola mata yang mula nya masih tertutup perlahan terbuka.

Hoseok membungkam mulutnya, lalu berlari kecil untuk menyembunyikan diri dari Vampire muda itu. Sial, kenapa ia bisa ada di sana?

"Gak usah sembunyi, Alpha. Bau lo, gabisa disembunyiin dari gue." Suara rendah itu berhasil membuat Hoseok keluar dari tempat persembunyiannya, berjalan mendekat dengan selimut yang menggulung seluruh tubuhnya. Tungkai miliknya bergetar entah untuk apa, lagi-lagi ia merutuki kenapa ia dapat menuruti perintah sosok asing ini begitu saja?

Hoseok menunduk dalam, enggan menatap bola cokelat kelam itu terlalu lama. Pemuda jangkung itu sudah sepenuhnya duduk, bersandar pada kepala kasur sembari bersidekap. Sekilas Hoseok melihat, Vampire muda itu hanya memakai celana training putih. Membalut kaki yang Hoseok yakin, begitu berotot. Oh sial.

"Kenapa lo ada disini ?!" Hoseok menyentak, mulai menatap sengit sang musuh. Buat si lawan bicara terkekeh ringan.

"Emang salah? Orang ini kamar gue."

Ucapan santai itu berhasil membuat Hoseok tertegun cukup lama, yang tanpa sadar memberi kesempatan Namjoon untuk menjahili pemuda kecil yang masih setia berdiri di samping kasurnya. Meremat kuat selimut tebal berwarna abu muda yang melilit tubuhnya.

"Nama lo siapa?"

Hoseok menatap nyalang, sebelum menggeleng cepat. "Gamau gue kasih tau!"

"Kenapa? Semalem lo udah tau nama gue, terus teriak kenceng waktu gue—"

"STOP ! KITA GAK NGELAKUIN SEJAUH ITU KAN ?!" Napas Hoseok memburu, bola matanya sudah berubah menjadi hijau terang. Buat Namjoon mau tak mau tergelak keras.

"Well, semalem lo nikmatin banget kan? Sampe minta tambah, you looked so hot last night. Alpha."

Lagi, Hoseok bungkam. Air matanya sudah hampir menyeruak masuk kedalam pelupuk mata, hendak menuruni pipinya. Sebelum tarikan di pergelangan tangan ia rasakan, tubuhnya kembali terhempas keatas pangkuan sang Vampire muda yang sudah memeluk tubuhnya erat.

"Hahaha, nggak Alpha. Gue bercanda. Jangan nangis?"

Hoseok mendongak, bola matanya kembali berubah menjadi cokelat madu. Bibirnya merengut begitu saja tanpa diminta, "BRENGSEK!"

Hoseok itu bukan Alpha yang lembut pada sosok lain, kecuali sang Ibu juga Omeganya nanti mungkin? Hoseok pula, bukan Alpha yang mudah untuk terjerat bujuk rayu kata-kata manis dari siapapun. Hatinya sudah terlampau beku sedari lama. Debarannya seakan hilang untuk banyak hal.

Hanya Basket, dan sang Ibu saja yang mampu menggerakkan hati juga debaran yang ia punya. Namun kali ini berbeda, Hoseok benar-benar merasakannya. Bagaimana setiap gerak tubuhnya terasa reflek, jika sosok asing yang baru ia temui tiga kali itu menyebut jati dirinya. Bagaimana ia tak bisa menolak, atas sentuhan juga senyum dari sang musuh lama.

Soulmate • namseok • [ End ✓ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang