Hoseok tak pernah menyangka, jika rasa cemburu begitu tak mengenakan bagi hatinya. Alpha itu merasa begitu jengkel, pada Namjoon yang kini terlihat begitu asyik bercengkrama bersama seorang lelaki muda yang tak Hoseok ketahui namanya.
Namjoon, pemuda jangkung itu hanya memintanya untuk menemani kesebuah restoran cepat saji. Guna menemui seorang manusia yang katanya, adalah mantan pemain tim Baseball nya.
Sang Alpha muda tahu, bagaimana rasanya ketika sudah lama tak berjumpa dengan seseorang. Bagai eharian penuh ingin dihabiskan saja untuk terus bersama mereka. Hoseok pula paham, bagaimana ketika sebuah hubungan sudah terjalin begitu lama.
Namun kali ini begitu menjengkelkan. Hoseok tak ada henti untuk mengelus lembut, perut yang sudah terlihat begitu menonjol pada kaos kebesaran yang ia kenakan, kandungan yang berumur lima bulan itu terasa begitu berat baginya. Saat ia dan Namjoon memeriksakannya, kata seorang Dokter. Hoseok akan sedikit lebih menanggung beban tubuhnya juga dua sosok yang terus berkembang dengan sehat didalam perutnya. Maka sang Alpha muda mulai kesulitan sekarang, ditambah umur kandungan yang tak bisa dibilang muda lagi.
"Namjoon, masih lama gak?" Hoseok mengeluarkan suara setelah satu jam lebih ia bungkam.
"Bentar lagi."
Lalu sang Vampire muda kembali mengurai obrolan bersama manusia dihadapan mereka. Buat Hoseok harus mendengus jengah. "Namjoon, gue mau pesen makan lagi dong?"
"Iya, pesen aja."
Walau Namjoon menjawab setiap pertanyaan yang ia beri dengan cepat, tetap saja Hoseok tidak puas. Ditambah ada senyum menyebalkan dari manusia dihadapan mereka pada dirinya. Lalu senyum itu berubah seratus delapan puluh derajat saat ia kembali mengobrol dengan Namjoon.
Oh sial, Hoseok tidak tahan lagi.
Alpha itu memilih bangkit dari kursinya, meninggalkan Namjoon tanpa kata. Dengan ponsel yang berada digenggaman, Hoseok menghela kuat saat tungkainya mengarah pada toilet didalam restoran cepat saji itu dengan penuh emosi.
"Brengsek, Kim Namjoon!"
Tapi, aku tak bisa memungkiri. Jika aku menginginkannya juga.
•
•
•
"Hoseok, lo dimana?!"
Hoseok memutar bola matanya malas, saat panggilan telepon dari si pemuda jangkung tertampil pada ponselnya. Suara dengan nada tinggi adalah hal pertama, yang Hoseok dengar. "Udah beres sama temen lo itu?"
"Udah. Lo dimana?! Jawab."
"Duh, santai dong. Balik aja duluan, gue bisa sendiri."
"Hose—"
Sang Alpha muda mematikan sambungan telepon itu sepihak, langkahnya kembali berlanjut. Ketika terhenti beberapa saat tadi. Perlu kembali diberitahu, jika Hoseok bukan pemuda yang lemah. Hoseok itu pemimpin manusia serigala di kawanannya. Terlatih menjadi sosok kuat sedari dulu, buat Hoseok tak mudah mundur dalam segala hal apapun.
Termasuk sekarang, Hoseok ingin memberi sedikit pelajaran pada Namjoon. Karena pemuda itu terus mengacuhkannya.
"Enak aja lo, ngebiarin gue kayak tadi!" Hoseok mendengus, bibirnya mengerucut sembari melipat kedua tangannya didepan dada. Tungkainya terus melangkah sepanjang trotoar jalan.
Entah sudah berapa lama ia memijakkan kakinya disana, terus menempuh perjalanan entah sudah berapa jauh. Ditengah angin yang berhembus cukup kencang, buat Hoseok tak bisa memungkiri bahwa dirinya sedikit merasa kedinginan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Soulmate • namseok • [ End ✓ ]
Fiksi PenggemarTak pernah mengenal, juga berbeda. Namun, ia mampu membuat kamu menjadi sosok yang lebih baik. Apapun yang terjadi, kamu akan selalu mencintainya. (n.) soulmate. Kim Namjoon dan Jung Hoseok -; Namseok.