Destiny

588 87 13
                                    

Hoseok tahu, jika segala hal dalam kehidupan ini tidak akan berjalan dengan mulus. Hoseok tahu, jika segala hal dalam dunia ini tidak akan semata-mata bahagia. Hoseok tahu, jika seluruh tubuhnya yang tengah melalui waktu demi waktu di semesta adalah hanya uji coba.

Tujuh bulan menempati unit apartment mewah milik Namjoon, bersama kandungan yang berusia sama pula. Hoseok mulai mengetahui segala perilaku sang Vampire muda dengan baik. Hoseok mulai ingin membuktikan, jika rumor yang sedari dahulu melekat pada sang Pitcher Baseball itu hanya angin lalu yang tak ada buktinya.

Namun, justru Hoseok yang salah. Pemuda itu perlahan-lahan mulai menyetujui perkataan masyarakat tentang sosok Vampire ini. Bahwa, Namjoon adalah sosok yang angkuh juga berandalan.

Pernah beberapa kali, Hoseok menemukan Namjoon tengah menghisap darah manusia langsung dari leher mereka. Hoseok pula pernah menemukan Namjoon tengah bermain bersama beberapa wanita malam disebuah club terkenal pada Ibu Kota.

Seolah telah terbiasa, ketika mengetahui bahwa Namjoon bukanlah sosok yang baik. Sama seperti dirinya. Mereka itu sama-sama sesosok pendosa, mereka itu sama-sama sesosok yang penuh dengan salah. Jadi, Hoseok hanya mampu menenangkan hatinya. Ketika bayang-bayang sebuah kertas berisi perjanjian mereka dahulu berlalu-lalang pada benaknya.

Sang Alpha tahu, jika Namjoon juga mengerti apa yang ia lakukan adalah kesalahan besar. Melanggar semua janji kepada Hoseok. Mengetahui jika sang pasangan jiwa berlaku biasa saja, buat diri Namjoon semakin merasa jutaan kesalahan ada diatas kepalanya. Siap menimpa dirinya kapan saja.

"Hoseok,"

Si empunya nama menoleh, senyum tipis Hoseok hadirkan untuk Namjoon. "Ya?"

"Mau liat bintang sama gue?"

"Should we?"

Namjoon mengangguk tanpa ragu, lalu membawa jemari Hoseok kedalam genggamnya. Membawa pemuda kecil itu untuk kembali mengikuti alunan musik melalui pengeras suara diujung kamar Namjoon. Tubuh mereka bergerak seirama, dengan Hoseok yang meremat cukup kuat pundak milik sang Vampire muda.

Lilin-lilin disana tak juga meredup, walau angin melalui jendela berhembus cukup kencang. Entah sudah berapa lama, dua sosok itu saling menyalurkan rasa yang sebelumnya tak pernah mereka ucapkan. Entah sejak kapan, acara yang dipenuhi gelak tawa juga candaan itu berubah menjadi seperti ini. Intim, dan begitu hangat. Ditambah dengan adanya musik melalui ponsel milik Namjoon, memutarkan nada demi nada yang membawa mereka kedalam sebuah tarian sederhana.

Ulurkan tanganmu, aku membawakanmu sebuah bintang. Biarkan ia menari diatas telapakmu, jangan sampai tertutup. Peluklah ia dalam ragamu, jangan sampai meredup.

Mentari hari itu sudah sedikit berubah jingga. Dan Hoseok juga Namjoon masih dalam perjalanan menuju sebuah tempat yang tak diberitahu oleh sang Vampire muda sebelumnya. Buat Hoseok harus menahan degupan kencang pada jantungnya, buat Hoseok harus meremat kuat seatbelt yang melilit tidak seluruh pada perutnya. Dan, buat Hoseok harus menahan ribu tanya untuk Kim Namjoon disampingnya.

"Hoseok gak penasaran?"

"Umh... Penasaran! Tapi, gue diem aja deh. Gue percaya lo gabakal bawa gue ketempat aneh-aneh kan?"

Hoseok menyengir lebar, buat desiran hangat pada bawah kulit mereka masing-masing kian terasa begitu hebat. Rasa yang bergejolak pada dada satu sama lain, terasa sedikit menyiksa. Ingin bisa segera meluapkan, namun mereka sama-sama tahu belum waktunya.

Soulmate • namseok • [ End ✓ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang