Someone to stay

590 90 35
                                    

Bangunnya terasa begitu berat pagi itu, Hoseok mengerjapkan mata ketika sepasang lengan merengkuhnya erat namun tak cukup untuk memberi tekanan pada perutnya. Sang Alpha muda memilih untuk melepaskan rengkuhan yang harus ia akui begitu hangat, untuk musim yang telah memasuki dingin.

Tubuhnya dibawa untuk duduk dipinggir kasur. Sebelum berdiri, menarik gorden berwarna cokelat disana agar terbuka. Bola matanya mengerjap, lalu kembali mendudukan diri diatas kasur dan menatap lurus pada jendela yang kini sudah cukup memberi penerangan jelas masuk kedalam kamar Namjoon.

Usia kandungan yang sudah masuk kedalam bulan ketiga awal, buat Hoseok sering kali merasa mual juga keinginan akan sesuatu pada Namjoon. Yang tentu saja harus Vampire muda itu turuti.

Jika diberi tanya, apakah mereka sudah mengikat janji suci?

Maka jawabnya, belum.

Atau, tidak.

"Hei, udah bangun dari kapan?"

"Barusan." Hoseok menoleh, seraya mengurai senyum tipis saat mendapati Namjoon yang berusaha meraih tubuhnya dipinggir kasur.

"Kenapa gak bangunin?"

Sang Alpha mendengus geli, sebelum kembali merangkak diatas kasur. Menghampiri Namjoon yang kini menatapnya sayu, "Lo tidurnya nyenyak. Jadi gak gue bangunin deh,"

Dua sosok itu saling membalas tatap, menyelami bola mata satu sama lain yang kini berpendar indah terkena sinar putih tipis dari jendela. Terlihat begitu menawan. Namjoon yang pertama, memberi kecupan lembut pada dahi Hoseok cukup lama. Sebelum melebarkan dua sudut bibirnya, saat sang Alpha muda justru merengut.

"Ih! Kan harusnya gue dulu!"

"Apanya sayang?" Namjoon bertanya gemas, Hoseok dengan tingkah laku yang sering kali berubah-ubah. Terkadang merajuk, terkadang tersenyum bahagia, terkadang tertawa riang, hingga terkadang menangis tanpa sebab.

Sempat membuat Namjoon bertanya-tanya, dan sedikit takut. Sebelum ia memberanikan diri untuk bertanya pada sang Ibu dari Hoseok, mempertanyakan kenapa Alpha itu begitu aneh dalam pandangnya. Yang justru diberi gelak tawa yang terdengar begitu mirip dengan sang kekasih jiwa.

"Memang begitu, namanya fase kehamilan. Namjoon,"

Seperti saat ini, ia sudah hafal dan paham kenapa Hoseok merengut juga hampir meneteskan air mata dari pelupuknya. Buat Namjoon segera menarik pemuda kecil itu kedalam peluk hangat. "Jangan nangis..."

"Harusnya, gue yang cium lo duluan! Kan setiap pagi gitu!"

"Oh no, sorry love. Terus gimana dong, biar lo gak nangis?"

Namjoon menyembunyikan nada menggoda di ujung lidahnya, supaya Hoseok tak meledakkan tangis untuk waktu yang masih pagi begini. Dapat ia tangkap, ada binar yang semula mendung kini bersinar cerah pada bola mata cokelat hangat milik si pemimpin manusia serigala.

"Ulang!"

"Ulang!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Soulmate • namseok • [ End ✓ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang