Ti amo

684 98 28
                                    

Ringisan selalu keluar dari belah bibir Hoseok. Sedari ia memilih untuk membersihkan diri, hingga saat ini Alpha muda itu tengah memasak sarapan yang kelewat siang. Jam dinding pada ruang tengah unit apartment itu mengarah di angka dua siang. Hoseok bangun terlebih dahulu, ketika ia membuka mata mendapati sang Vampire muda masih terlelap.

Sepiring nasi putih bersama omelet juga beberapa jenis sayur mayur ada dipiring berbeda. Dengan gelas tinggi berisi teh hijau hangat menjadi sarapan hari itu. Suap demi suap makanan ia kunyah dengan perlahan. Duduknya tak nyaman, buat Hoseok harus bergerak kesana-kemari agar gak terlalu merasa sakit dibagian bokongnya.

Suapan terakhir berhasil ia usaikan, sebelum menenggak teh hijau itu dengan cepat dan segera bangkit untuk menaruh peralatan makannya didalam wastafel pencuci piring. Tungkainya melangkah, meninggalkan dapur untuk kembali masuk kedalam kamarnya.

"Nam—oh? Mau kemana?" Hoseok mengernyit bingung, ketika melihat pemuda jangkung itu telah memakai pakaiannya semalam dengan rapih.

"Gue balik hotel dulu, ntar kesini lagi. Hoseok, masih sakit?"

Namjoon berjalan mendekat, lalu meraih jemari Hoseok untuk ia genggam. "Yeah lumayan, haha. Kayak pertama kali lagi."

"So sorry. Pas balik kesini lagi, gue beliin mam deh. Mau apa?" Namjoon tersenyum simpul, ketika mendapati wajah berpikir Hoseok yang begitu menggemaskan dihadapannya.

"Gelato? Oh sama lasagna. Ya ampun, gue pengen lasagna banget deh." Hoseok menghela kecil, buat Namjoon terkekeh geli seraya mengusak puncak kepala Hoseok.

"Okay, sorean dikit gue kesini lagi."

Sang Alpha muda tersenyum lebar, sebelum langkahnya mengikuti Namjoon untuk menuju pintu unitnya. Vampire itu membubuhkan kecupan manis pada dahinya, buat Hoseok menutup mata ketika ia rasa debaran juga desiran hangat kembali.

Senyuman Namjoon, kecupan manis Namjoon, gerakan Namjoon, elusan lembut Namjoon. Semuanya.

Oh sial, mengapa ia seperti anak remaja saja? Pikir Hoseok dalam hati.

Aku tak lagi paham, kenapa kamu tidak pernah terganti didalam hatiku?

Hoseok bergumam kecil, mengikuti alunan lagu yang terputar melalui ponselnya dan juga pengeras suara pada ruang tengah. Langkahnya meringan, bersama dengan gerakan tangannya yang tengah membersihkan beberapa barang-barang disana.

"Lho?" Hoseok mengernyit, ketika tanpa sengaja mata cokelat hangat itu mendapati sebuah gantungan kunci milik Taehyung disudut lemari kaca yang membatasi ruang tengah juga dapur.

Senyum tipis terukir pada dua sudut bibirnya, ini kunci rumah mereka. Matahari juga bulan, bagai menjadi satu pada gantungan kunci itu. Angannya kembali melayang, mengingat bagaimana gelak tawa Hoseok pada Taehyung yang saat itu pulang membawa gantungan kunci baru mereka.

"Nih, matahari nya elo. Bulan nya gue. Walopun kita beda, tapi kita gak bisa dipisahin. Ada matahari, pasti ada bulan. 'Kan?"

Saat itu, Taehyung tersenyum lebar sembari memeluk tubuhnya erat. Memberi kecupan lembut pada dua pipinya. Taehyung begitu manis dahulu, dan Hoseok pula yang masih begitu lugu. Mengangguk menyetujui dan membalas dengan kecupan kilat dibibir sang Vampire.

"Astaga." Hoseok menggelengkan kepalanya heboh. Sebelum memilih untuk mendudukkan diri pada sofa oranye.

Alpha itu menghela napas panjang, seraya menyandarkan kepalanya pada kepala sofa. Alunan lagu itu membuat Hoseok semakin larut dalam pikirnya. Hoseok tak mengelak, jika ia dituduh jika belum bisa melupakan Taehyung sepenuhnya. Apalagi ketika ia dan Namjoon, kini telah bersama. Mengukir kisah baru, juga aroma milik si pemuda jangkung kini penuh sudah menguasai setiap lekuk tubuhnya.

Soulmate • namseok • [ End ✓ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang