Kami dan selamanya

1K 107 25
                                    

Warn! Long n long 🧐

°

Setelah melalui ribuan rintangan dalam kisah mereka, setelah melalui naik dan turun segala macam jalan dalam hubungan mereka. Setelah melalui seribu purnama dalam penyatuan perasaan mereka. Dua sosok yang bagai mustahil dan tak akan pernah terjadi. Namun sang dewi bulan berkehendak lain. Dengan maksud ingin menyatukan dua kubu berbeda. Ingin menunjukkan, jika sang Luna tak memungkiri adalah sesosok Alpha.

Sembilan bulan bersama dua sosok yang tumbuh begitu baik dalam perut Hoseok, hingga tiba saatnya ia terbaring diatas meja operasi. Tanpa Namjoon disisinya, hanya tiga Dokter juga beberapa perawat yang mengelilinginya. Hoseok menarik napas dalam ketika seorang perawat wanita mengajaknya bicara.

"Tuan Hoseok?"

"Ya...?" Tubuh Hoseok sudah terasa begitu lemah, bersamaan dengan reaksi bius yang mulai memberi efek untuk ia segera kehilangan penuh kesadarannya.

"Tuan, terus berjuang disini ya? Jangan sampai kalah, kedua putra dan putri anda menunggu. Keluarga anda, juga pasangan jiwa anda diluar sana. Jikapun anda kalah dan menyerah, cobalah dari sekarang untuk mengikhlaskan." Seruan yang terdengar begitu dekat pada telinga kanannya, buat Hoseok mengangguk kecil. Sebelum perlahan matanya tertutup sempurna,

Alat patient monitor disamping meja operasi mulai menunjukkan fungsinya dengan baik. Hoseok sudah direnggut oleh ketidaksadaran. Perawat wanita itu melirik beberapa rekannya, juga tiga Dokter, guna memberi sinyal jika operasi bisa segera dimulai.

Matahari tampak telah terbit pada ufuk timur. Namun malam masih begitu muda untuk segera pergi. Tak ada kata-kata yang bisa menghantarkannya, hanya bahasa kalbu yang menggenggam erat tangannya.

Lain dengan Namjoon. Sang Vampire muda begitu tercekat, setelah pukul empat pagi Hoseok berteriak kesakitan disampingnya, meremat jemari miliknya kelewat kencang. Juga darah yang sudah menembus sprai cokelat susu yang membalut kasur mereka.

Saat itu, aroma Hoseok tercium begitu manis dari biasanya. Aroma Hoseok berhasil membuat kedua bola matanya berubah merah menyala. Namjoon yang langsung tersadar, memilih untuk mengangkat tubuh kecil Hoseok. Membawa sang Alpha kedalam gendongannya, berlarian menuju lift hingga basement apartment mereka. Entah sudah berapa kalimat yang Namjoon keluarkan dari belah bibirnya, berusaha untuk menenangkan Hoseok juga berusaha agar pemuda itu tak menutup matanya.

Hingga saat ini. Namjoon masih terduduk diam diatas kursi besi dingin pada lorong ruang operasi. Dengan sang Papa, juga Ibu dari Hoseok yang tengah berbincang entah apa didekat pintu ruang putih itu. Pula sang Kakak, Seokjin. Yang sedari tadi menepuk bahunya tanpa berhenti. Dan Taehyung, sang Adik. Tak jauh berbeda dari Namjoon, yang lebih muda hanya mampu bersidekap sembali menatap langit-langit lorong putih itu tanpa berkedip.

"Joon, yakin aja. Everything will be alright, percaya sama Hoseok didalem sana." Seokjin tersenyum tipis sekilas, sebelum matanya mengarah pada lampu yang berada diatas pintu ruang operasi itu. Masih berwarna merah.

Baru satu jam berlalu, mereka tak merasakan lelah sama sekali. Justru khawatir, lebih menguasai relung jiwa masing-masing. Namjoon yang begitu cemas dan takut, Seokjin yang berusaha menenangkan situasi disana, Taehyung yang terus merenung diujung kursi, sang Papa yang masih mencoba menenangkan Ibu Hoseok yang tengah menangis.

Suasana begitu kelam, Namjoon menguarkan aura yang cukup besar dan menakutkan. Juga aroma yang tercium tak seperti biasanya, buat beberapa sosok disana kini memilih untuk sama-sama terdiam. Merenungi juga berharap pada sang penguasa semesta, agar dunia mereka berhasil melewati masa sulit didalam sana. Dan kembali tertawa sembari menimang dua sosok yang sudah begitu lama mereka tunggu.

Soulmate • namseok • [ End ✓ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang